Kenapa Labubu Sangat Populer? Simak Penjelasannya Berikut Ini!

labubu

FYPMEDIA.ID – Pembicaraan mengenai karakter Labubu masih menjadi topik yang cukup hangat. Sampai saat ini masih banyak orang yang berbondong-bondong membeli boneka, gantungan kunci, dan hal-hal yang berkaitan dengan Labubu, termasuk masyarakat Indonesia. Sebenarnya kenapa Labubu bisa se-viral itu?

 

Apa itu Labubu?

Labubu merupakan karakter peri yang memiliki telinga yang runcing dan tegak panjang, memiliki sembilan gigi tajam yang menonjol dari mulutnya, memiliki senyuman yang nakal, serta memiliki perawakan tubuh yang kecil. Karakter ini merupakan bagian dari “The Monsters”  yang diciptakan oleh Kasing Lung, illustrator berdarah Hong Kong dan besar di Belanda.

Lung menciptakan cerita “The Monsters” yang terinspirasi dari peri yang ada dalam tradisi cerita rakyat nordik yang ia baca sejak kecil. Dari ketertarikannya pada cerita rakyat disertai imajinasinya yang tidak terbatas hadirlah “The Monsters” pada 2015 yang terdiri dari Zimomo, Tycoco, Spooky, Pato dan tentu saja, Labubu.

“Sewaktu kecil, saya suka membaca buku cerita dan terpengaruh oleh legenda peri Eropa kuno. Saat itu, belum ada konsol gim atau komputer, jadi saya harus menggambar boneka dengan pena. Itulah sebabnya saya punya ide melukis dongeng sejak kecil.” Kata Kasing Lung dikutip dalam Bangkok Post.

Sejak itulah, Lung menjadi seniman yang semakin terkenal dan dengan karyanya tersebut ia telah mengadakan beberapa pameran di berbagai negara yang membuat karakter The Monsters dikenal di berbagai kalangan, terutama anak-anak. 

 

Kepopuleran Labubu semakin melesat

Tidak cukup disitu, pada tahun 2019, Lung menandatangani perjanjian lisensi eksklusif dengan perusahaan mainan asal Tiongkok, Pop Mart. Sama dengan koleksi mainan yang kebanyakan mereka jual, “The Monsters” juga dijual dengan edisi blind box figures. Kerjasama antara Lung dan Pop Mart inilah yang semakin membawa karakter The Monsters semakin dikenal di khalayak umum. 

Bahkan pada bulan Januari kemarin, Labubu dan Zimono tampil di Milan Fashion Week dengan menjadi bagian dari peragaan busana desainer asal Tiongkong dengan merek Pronounce. Tidak hanya itu, beberapa para model juga mengenakan atasan bergambarkan kedua monster tersebut.

Kemudian kepopuleran Labubu semakin meroket setelah penyanyi asal Thailand sekaligus anggota girl band BlackPink, yaitu Lisa, mengunggah sebuah foto di story Instagram bahwa dirinya memiliki karakter dari The Monsters. Mengingat Lisa merupakan penyanyi yang sangat populer dengan keberadaan penggemarnya yang ada di berbagai negara, khususnya di Asia, membuat para penggemar berbondong-bondong untuk memiliki apa yang dimiliki oleh Lisa. 

Akibatnya setelah Lisa BlackPink mengunggahnya pada bulan April lalu, popularitas Labubu dan karakter The Monsters lainnya semakin meningkat. Berbagai toko, seperti Pop Mart mulai ramai dikunjungi para pembeli sehingga menyebabkan antrean yang panjang, termasuk di Indonesia. Bahkan penjualan secara online pun sangat cepat untuk terjual habis.

Permintaan yang cukup tinggi, tetapi jumlah stok yang terbatas dikarenakan dijual secara eksklusif dan pada edisi-edisi tertentu, membuat harga penjualan Labubu meningkat drastis. Kebanyakan boneka Labubu sudah dijual  3 juta hingga belasan juta. Selain dipengaruhi dengan minat tinggi persediaan yang rendah, tingginya harga jual dipengaruhi oleh para reseller yang mencari keuntungan tinggi. Melihat peluang yang tinggi untuk memperoleh keuntungan cepat dari menjual boneka Labubu, menjadikan para reseller untuk mengambil keuntungan yang besar.

 

Merebaknya penipuan dibalik keuntungan

Siapa sangka, dibalik kepopulerannya, banyak orang yang memanfaatkan Labubu untuk mencari keuntungan yang besar. Mengetahui hal ini, Perdana Menteri Thailand, Puangpet Chunlaiad sampai harus memperingati masyarakatnya untuk lebih hati-hati. 

“Saya ingin memperingatkan konsumen untuk memeriksa pemasok. Kotak yang dikirim mungkin asli, tetapi boneka di dalamnya bisa saja palsu,” kata menteri tersebut.” Kata Puangpet Chunlaiad saat tiba di Gedung Pemerintah Thailand, dikutip dari Bangkok Post

“Terkadang, pemasok palsu menghilang setelah menerima uang yang ditransfer dari korban.” Lanjutnya.

Tidak hanya terjadi di Negara Gajah Putih, kasus penipuan secara online yang melibatkan boneka Labubu pun juga terjadi di Indonesia. Tidak sedikit netizen Indonesia yang mengungkapkan kekecewaannya setelah mendapatkan boneka Labubu palsu meskipun telah membelinya dengan harga yang mahal, salah satunya seperti yang diunggah oleh @v.sevillaaa.

Untuk mengantisipasi terjadinya penipuan, pastikan kamu membeli langsung di toko resmi, seperti Pop Mart, secara offline ataupun online. Jika kamu memang terpaksa harus membelinya dari pihak ketiga, pastikan boneka Labubu berada dalam plastik yang bersegel Pop Mart. Selain itu, kamu juga bisa memindai kode QR yang berada di bagian kotak kemasan boneka. Setelah itu, kamu bisa menggosok bagian bawah kode QR untuk mendapatkan sejumlah digit angka. Setelah kamu memindai kode QR dan memasukkan beberapa digit angka, kamu akan mendapatkan informasi mengenai produk tersebut. Jika tidak ada, kemungkinan boneka Labubu tersebut adalah palsu.

Mengikuti tren di media sosial memang tidak akan ada habis-habisnya. Tidak sedikit orang yang mengikuti tren-tren tersebut karena FOMO (Fear of Missing Out), tetapi ada juga yang memang sudah melakukan hal tersebut sebelum menjadi sebuah tren. Apa pun itu alasannya, pastikan selalu untuk berhati-hati agar bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.