FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
3 Kali Erupsi Pagi Ini: Gunung Semeru Lontarkan Awan Panas Setinggi 900 Meter

News

3 Kali Erupsi Pagi Ini: Gunung Semeru Lontarkan Awan Panas Setinggi 900 Meter

Writer: Raodatul - Senin, 01 Desember 2025 10:01:54

3 Kali Erupsi Pagi Ini: Gunung Semeru Lontarkan Awan Panas Setinggi 900 Meter
Sumber gambar: Gunung Semeru kembali erupsi Senin (1/12) pagi ini. (Foto: Dok. Antara)

FYPMedia.id - Gunung Semeru, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang mengkhawatirkan dan menuntut kewaspadaan ekstrem. 

Dalam rentang waktu kurang dari dua jam pada Senin pagi, 1 Desember 2025, gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang tersebut dilaporkan mengalami tiga kali erupsi beruntun, dengan letusan tertinggi mencapai 900 meter di atas puncak.

Informasi ini disampaikan oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, yang menyebut bahwa erupsi terjadi pada pukul 06.08 WIB.

“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 06.08 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 900 meter di atas puncak atau 4.576 meter di atas permukaan laut,” ujar Sigit, dikutip dari laporan resmi Antara.

Rangkaian Erupsi Semeru: 3 Letusan dalam 60 Menit

Berdasarkan catatan petugas pos pengamatan, aktivitas vulkanik Semeru mulai meningkat sejak subuh. Tiga kali erupsi terpantau sebagai berikut:

  • Pukul 05.09 WIB – kolom letusan mencapai 500 meter di atas puncak
  • Pukul 05.58 WIB – kolom letusan meningkat hingga 700 meter
  • Pukul 06.08 WIB – letusan terbesar pagi itu terjadi dengan ketinggian 900 meter

Sigit menyebutkan bahwa kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu, dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah barat daya. 

Erupsi tersebut juga terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 116 detik, menandakan ledakan yang cukup kuat.

Status Gunung: Level III (Siaga) — Meningkatkan Potensi Bahaya

Gunung Semeru saat ini berada pada Status Siaga atau Level III, level yang menandakan bahwa potensi erupsi besar bisa terjadi sewaktu-waktu

Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan serangkaian peringatan dan imbauan yang harus dipatuhi masyarakat, terutama mereka yang tinggal dan beraktivitas di sektor rawan bencana.

Sigit menegaskan: “Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.”

Rekomendasi ini diterbitkan karena dinamika aliran awan panas dan lahar Semeru dapat meluas secara tiba-tiba, terutama ketika hujan mengguyur kawasan hulu.

Baca Juga: 956 Warga Mengungsi: 7 Hari Status Darurat Usai Erupsi Dahsyat Gunung Semeru

Zona Bahaya Semeru yang Wajib Dihindari

Untuk keselamatan publik, PVMBG menekankan sejumlah pembatasan ketat:

1. Dilarang Beraktivitas dalam Radius 13 km dari Besuk Kobokan

Daerah sektor tenggara, khususnya sepanjang Besuk Kobokan, merupakan jalur utama aliran awan panas Semeru. Warga sepenuhnya dilarang melakukan aktivitas hingga radius 13 km dari puncak.

2. Larangan Aktivitas pada Sempadan Sungai

Aktivitas apapun tidak diperbolehkan 500 meter dari tepi sungai, karena potensi perluasan aliran lahar dapat menjangkau hingga 17 km dari kawah.

3. Radius 5 km dari Kawah Sangat Berbahaya

Area ini merupakan zona “no-go” bagi warga, karena Semeru berpotensi melontarkan batu pijar (ballistic) yang dapat menghantam objek dalam radius lima kilometer.

4. Ancaman Lahar dan Guguran Lava

Warga diminta mewaspadai aliran lahar yang berpotensi mengalir melalui sungai-sungai berhulu di puncak Semeru seperti:

  • Besuk Kobokan
  • Besuk Bang
  • Besuk Kembar
  • Besuk Sat

Termasuk sungai-sungai kecil yang menjadi anak alirannya.

Semeru: Salah Satu Gunung Paling Aktif di Indonesia

Gunung Semeru merupakan tipe gunung berapi stratovolcano yang aktif sepanjang tahun. Karakter erupsinya yang bersifat efusif dan eksplosif menjadikan Semeru kerap mengalami:

  • Erupsi abu
  • Guguran lava pijar
  • Awan panas
  • Aliran lahar saat musim hujan

Dalam dua dekade terakhir, Semeru beberapa kali mencatatkan erupsi signifikan yang berdampak pada pemukiman, lahan pertanian, hingga aktivitas ekonomi.

Kontur geografisnya yang memiliki banyak lembah serta aliran sungai besar membuat potensi penyebaran awan panas dan lahar menjadi lebih luas—itulah mengapa pengawasan terhadap gunung ini selalu ketat.

Baca Juga: 10 Anak Selamat, Bus Sekolah Terperosok ke Galian Proyek di Ciputat Pagi Hari

Dampak Erupsi: Ancaman Nyata bagi Warga dan Lingkungan

Aktivitas Gunung Semeru tidak hanya menimbulkan ancaman bagi warga di sekitar gunung, tetapi juga berdampak pada berbagai sektor, di antaranya:

1. Kualitas Udara dan Ancaman ISPA: Semburan abu vulkanik dapat menyebar ke permukiman dan memicu masalah pernapasan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.

2. Kerusakan Lahan dan Infrastruktur: Aliran lahar dan material vulkanik berpotensi merusak jembatan, irigasi, jalan, serta lahan pertanian.

3. Gangguan Aktivitas Ekonomi: Komunitas petani, pekerja tambang pasir, dan pemilik usaha kecil seringkali menjadi pihak yang paling terdampak akibat pembatasan aktivitas.

4. Potensi Relokasi Warga: Pada erupsi besar, seperti tahun 2021, ribuan warga terpaksa mengungsi akibat aliran awan panas yang merenggut korban jiwa dan merusak permukiman.

Imbauan PVMBG: Prioritaskan Keselamatan, Jangan Abaikan Peringatan

Masyarakat sekitar kawasan Gunung Semeru diimbau untuk terus mengikuti perkembangan informasi resmi. Potensi erupsi susulan tetap ada, mengingat status gunung masih berada pada Level III.

Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai:

  • Suara gemuruh atau dentuman
  • Abu vulkanik yang semakin intens
  • Hujan deras di kawasan hulu (pemicu utama lahar)
  • Getaran tanah atau aktivitas seismik meningkat

Warga juga disarankan menggunakan masker, pelindung mata, dan menghindari aktivitas luar ruangan jika hujan abu terjadi.

Kesimpulan

Rangkaian tiga erupsi Gunung Semeru pada pagi hari 1 Desember 2025 kembali menegaskan bahwa aktivitas vulkanik gunung ini masih sangat dinamis dan berbahaya. 

Dengan letusan terbesar mencapai 900 meter, masyarakat diharapkan meningkatkan kewaspadaan dan sepenuhnya mengikuti rekomendasi resmi PVMBG.

Aktivitas Semeru yang terus meningkat menuntut kesiapsiagaan tidak hanya dari warga, tetapi juga pemerintah daerah, relawan, dan seluruh pihak terkait. Keselamatan publik harus menjadi prioritas utama.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us