FYPMEDIA.ID – Siapa yang tidak bangga dengan torehan prestasi dari atlet-atlet luar biasa, di tengah keterbatasannya mereka yang tidak mengenal kata menyerah mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Prestasi itu dibuktikan dengan seluruh atlet boccia yang menjadi perwakilan Indonesia di Paralimpiade Paris 2024, berhasil menyumbangkan medali untuk Indonesia.
Untuk pertama kalinya atlet boccia Indonesia dapat berlaga di Paralimpiade. Indonesia mengirimkan empat atlet yang akan bermain di tiga sektor. Atlet-atlet tersebut ialah Muhammad Afrizal Syafa (nomor BC1 individu putra), Gischa Zayana (BC2 individu putri), Muhammad Bintang Herlangga (BC2 individu putra), dan Felix Ardhi Yudha (nomor beregu bersama Afrizal dan Gischa).
Afrizal Syafa berhasil meraih medali perunggu pada 1 September lalu setelah mengalahkan atlet asal Britania Raya. Sama seperti Afrizal, Gischa juga berhasil meraih medali perunggu setelah mengalahkan atlet asal Britania Raya. Bintang meraih medali perak pada 2 September lalu setelah dikalahkan oleh atlet Thailand di babak final. Sedangkan untuk sektor beregu, Felix bersama dengan Afrizal dan Gischa berhasil melaju ke babak final dan mendapatkan medali perak setelah dikalahkan atlet asal China dengan skor 6-7.
Apa itu olahraga boccia?
Boccia merupakan salah satu cabang olahraga yang hanya ditandingkan di ajang Paralimpiade dan tidak memiliki padanan di ajang Olimpiade reguler. Cabang olahraga yang memang ditujukkan bagi disabilitas fisik berat ini, seakan memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk bisa berkompetisi dan meraih prestasi di bidang olahraga tingkat internasional.
Awalnya boccia merupakan olahraga dikhususkan untuk penyandang disabilitas cerebral palsy, yaitu kondisi seseorang yang mengalami kerusakan otak dan mengakibatkan kelainan pada organ dan fungsi tubuh. Namun, dalam perkembangannya olahraga ini dapat dimainkan oleh pemain dengan berbagai jenis disabilitas, termasuk pengguna kursi roda.
Asal-usul boccia
Dikutip dari laman World Boccia, kata “Boccia” berasal dari bahasa Italia yang dalam bahasa Inggris diartikan menjadi “to bowl”. Jadi “Boccia” dapat diartikan menjadi melempar atau melempar bola. Olahraga ini diyakini sudah ada sejak lama. Jika melihat sejarah pada zaman Yunani Kuno, terdapat berbagai benda dan ukiran mural yang menggambarkan kegiatan yang mirip dengan olahraga boccia. Ukiran tersebut menggambarkan orang-orang yang sedang bermain dengan melemparkan batu ke arah sasaran tertentu dan kegiatan ini sudah tercatat sejak 5200 Sebelum Masehi.
Meskipun sudah ada sejak dulu, ternyata olahraga ini baru diakui menjadi cabang olahraga ketika menjadi bagian di Paralimpiade New York 1984. Pada saat itu, hanya 5 negara yang berpartisipasi pada cabang olahraga ini, yaitu Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, Kanada, dan Portugal. 19 atlet dari keseluruhan negara yang berpartisipasi, Amerika Serikat berhasil menjadi juara dengan menyabet 5 medali.
Cara dan aturan bermain boccia
Olahraga boccia adalah olahraga yang memiliki sebuah kesamaan dengan permainan petanque dan olahraga lawn bowls atau lawn bowling. Namun, boccia dimainkan dengan cara melempar atau menggulirkan bola oleh para atlet dengan posisi duduk, yang mana posisi ini ideal untuk pengguna kursi roda.
Boccia akan berlangsung dalam ruangan dan menggunakan lapangan dengan ukuran lapangan sekitar ukuran lapangan bulu tangkis. Pada bagian lapangannya terdapat kolom-kolom sebagai letak di mana masing-masing akan berada dalam kolom atau kotak tersebut untuk melempar atau menggulirkan bola saat bertanding. Dalam setiap pertandingan olahraga ini akan terdiri dari tiga warna bola yang berbeda, yaitu satu bola putih atau bola jack yang berfungsi sebagai bola target. Dua warna lainnya, yaitu biru dan merah yang berjumlah enam bola akan digunakan oleh masing-masing lawan untuk bertanding
Olahraga ini dapat dimainkan secara individu, berpasangan, atau beregu yang terdiri dari tiga orang. Untuk para atlet yang bermain secara individu dan pasangan akan bertanding dalam empat babak, sedangkan untuk atlet yang bermain secara beregu akan bertanding dalam enam babak. Durasi pertandingan setiap sektornya berbeda-beda, untuk individu akan berlangsung selama empat menit, pasangan berlangsung selama lima menit, dan beregu berlangsung selama enam menit.