Writer: Astriyani Sijabat - Senin, 08 Desember 2025 04:11:23
FYP Media - Status tanggap darurat bencana alam di Sumatera Barat (Sumbar) hampir dipastikan diperpanjang. Gubernur Sumbar, Mahyeldi, menegaskan bahwa proses penanganan di berbagai wilayah masih jauh dari kata selesai. Di tengah upaya pemulihan dan distribusi bantuan, masih banyak daerah yang menghadapi tantangan berat—mulai dari akses jalan terputus hingga ribuan warga yang belum memiliki tempat tinggal layak.
Keputusan final mengenai perpanjangan status darurat akan diumumkan pada 8 Desember 2025, namun indikasi kuat sudah terlihat: Sumbar belum pulih sepenuhnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas 7 fakta penting yang membuat status darurat berpeluang besar untuk diperpanjang, sekaligus memotret kondisi terkini di lapangan.
1. Penanganan Bencana Belum Tuntas di Banyak Wilayah
Gubernur Mahyeldi menegaskan bahwa pekerjaan tanggap darurat masih berlangsung intensif di berbagai titik bencana. Banyak infrastruktur krusial—terutama jalan dan jembatan—yang masih rusak berat dan belum bisa berfungsi optimal.
“Pekerjaan tanggap darurat kita masih ada dan belum selesai. Sudah pasti akan diperpanjang karena penyelesaiannya memang belum tuntas,” ungkap Mahyeldi di Padang.
Kondisi ini membuat sejumlah daerah belum dapat kembali menjalankan aktivitas normal. Sejumlah lokasi bahkan masih terisolasi, sehingga membutuhkan perhatian ekstra dari pemerintah provinsi dan para relawan.
2. Daerah Stabil vs. Daerah Kritis: Ketimpangan Pemulihan
Meski ada wilayah yang mulai stabil, pemulihan di Sumbar berlangsung tidak merata. Beberapa kota seperti:
- Kota Solok
- Kota Payakumbuh
- Kota Bukittinggi
sudah menunjukkan perkembangan positif dan dianggap tidak lagi memerlukan status tanggap darurat.
Namun sejumlah daerah lain masih dalam kondisi genting, di antaranya:
- Kabupaten Agam
- Kota Pariaman
- Pesisir Selatan
- Beberapa titik pedesaan dan daerah aliran sungai (DAS)
Daerah-daerah ini masih membutuhkan penanganan intensif karena kerusakan yang meluas dan akses yang belum pulih.
3. Akses Jalan dan Jembatan Masih Terputus
Salah satu hambatan terbesar dalam pemulihan adalah terputusnya akses jalan dan jembatan. Beberapa jalur distribusi utama bahkan belum dapat dilalui kendaraan karena tertimbun material longsor atau rusak parah akibat banjir bandang.
Akibatnya, distribusi logistik kerap terlambat, relawan kesulitan menjangkau lokasi terpencil, dan alat berat tidak bisa bekerja maksimal.
Inilah alasan mengapa status tanggap darurat hampir dipastikan diperpanjang: infrastruktur dasar belum pulih.
4. Kebutuhan Dasar Warga Masih Jauh dari Cukup
Pemerintah provinsi tengah bekerja keras menyalurkan berbagai kebutuhan dasar bagi para penyintas. Fokus utama saat ini meliputi:
- Pangan dan kebutuhan pokok
- Air bersih dan tandon air
- Perlengkapan tidur dan selimut
- Bantuan khusus untuk ibu hamil dan balita
Untuk air bersih, Pemprov Sumbar mengirimkan tandon tambahan dan berupaya memperbaiki jaringan distribusi air yang rusak.
Di sejumlah titik, akses air minum masih sangat terbatas sehingga masyarakat bergantung pada suplai mobil tangki.
5. 20 Ribu Pengungsi Masih Kehilangan Tempat Tinggal
Jumlah pengungsi di Sumbar saat ini masih mencapai 20 ribu orang. Mereka tersebar di berbagai posko pengungsian, tenda darurat, dan hunian sementara.
Banyak warga yang rumahnya:
- Hancur total, atau
- Tidak lagi layak huni
Mahyeldi menjelaskan bahwa proses asesmen kelayakan tanah sedang dilakukan. Jika warga memiliki tanah yang aman untuk ditempati, maka pemerintah akan membantu pembangunan. Namun bagi mereka yang tidak memiliki tanah, pemerintah sedang mencari lokasi alternatif yang aman dan cocok untuk hunian tetap masa depan.
Ini menjadi faktor penting yang membuat status tanggap darurat tidak mungkin segera dicabut.
6. Kolaborasi Besar-Besaran: TNI, Polri, Basarnas, dan Relawan Turun Maksimal
Dukungan datang dari berbagai daerah, termasuk:
- Provinsi Riau
- Provinsi Jambi
- Pemerintah kabupaten/kota tetangga
Kolaborasi lintas instansi ini melibatkan:
- TNI
- Polri
- Basarnas
- BPBD
- Ratusan relawan kemanusiaan
Mereka bekerja bahu-membahu untuk memastikan distribusi bantuan berjalan lancar tanpa menghambat pergerakan alat berat di lapangan.
Namun tingginya mobilisasi kombatan, aparat, dan relawan menunjukkan bahwa Sumbar masih bergantung pada operasi besar-besaran—yang hanya bisa dilakukan dalam status tanggap darurat.
7. Laporan Daerah Jadi Penentu Keputusan Final
Gubernur Mahyeldi meminta seluruh kepala daerah untuk segera menyampaikan laporan terbaru mengenai:
- Kerusakan fisik
- Kebutuhan mendesak
- Kondisi pengungsi
- Perkembangan pemulihan
Sekretaris Daerah Sumbar saat ini sedang menyiapkan dokumen resmi untuk pembahasan akhir sebelum status darurat diperpanjang secara sah.
Keputusan final akan diumumkan 8 Desember 2025, tetapi tanda-tandanya sudah jelas: Sumbar belum siap keluar dari masa tanggap darurat.
Kesimpulan: Perpanjangan Status Darurat Sangat Mungkin Terjadi
Melihat kondisi di lapangan—dari akses yang masih terputus, ribuan pengungsi, hingga distribusi bantuan yang masih berjalan masif—perpanjangan status tanggap darurat hampir tidak bisa dihindari.
Dengan kerja sama seluruh elemen pemerintah, relawan, dan masyarakat, Sumbar diharapkan bisa segera pulih. Namun hingga semua wilayah benar-benar aman dan kebutuhan dasar terpenuhi, status darurat ini menjadi perlindungan hukum dan operasional yang sangat penting untuk mempercepat pemulihan.