FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
Muak dengan Isu Korupsi, Gen Z Tumbangkan Pemerintahan Bulgaria Jelang Gabung Zona Euro

News

Muak dengan Isu Korupsi, Gen Z Tumbangkan Pemerintahan Bulgaria Jelang Gabung Zona Euro

Writer: Ami Fatimatuz Zahro - Selasa, 16 Desember 2025 03:30:30

Muak dengan Isu Korupsi, Gen Z Tumbangkan Pemerintahan Bulgaria Jelang Gabung Zona Euro
Sumber gambar: Kompas.id

FYP Media - Sejarah baru tercatat di Eropa Timur. Kekuatan politik konvensional di Bulgaria akhirnya bertekuk lutut di hadapan gelombang protes yang dimotori oleh anak muda. Kabinet pemerintah Bulgaria yang dikenal pro-Uni Eropa resmi tumbang pada Kamis pekan lalu, menyusul tekanan publik yang masif selama berminggu-minggu.

Peristiwa ini bukan sekadar pergantian kekuasaan biasa, melainkan sebuah fenomena sosial di mana Generasi Z (Gen Z) memegang kendali utama dalam menuntut akuntabilitas negara. 

Frustrasi terhadap korupsi yang mengakar, kebijakan ekonomi yang mencekik, serta kesenjangan antara elit politik dan rakyat biasa menjadi bahan bakar utama aksi demonstrasi yang melumpuhkan ibu kota Sofia.

"Vox Populi, Vox Dei": Akhir Jabatan Singkat Zhelyazkov

Puncak ketegangan politik terjadi ketika Perdana Menteri Rosen Zhelyazkov mengumumkan pengunduran diri kabinetnya dalam siaran televisi nasional, hanya beberapa menit sebelum parlemen dijadwalkan menggelar pemungutan suara untuk mosi tidak percaya. Padahal, Zhelyazkov baru saja menduduki kursi panas tersebut sejak Januari 2025.

Dalam pidato perpisahannya yang emosional, Zhelyazkov mengakui bahwa pemerintahannya tidak lagi memiliki legitimasi di mata publik. Ia mengutip pepatah Latin kuno, "Vox populi, vox dei" (Suara rakyat adalah suara Tuhan), sebagai bentuk pengakuan atas kekalahannya melawan kehendak rakyat.

"Kita harus menjawab tuntutan mereka. Dan tuntutan mereka adalah pengunduran diri pemerintah," ujar Zhelyazkov, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber internasional, Selasa (16/12/2025). 

Ia menambahkan bahwa keputusan tersebut diambil setelah koalisi pemerintah berdiskusi panjang mengenai situasi terkini dan tantangan berat yang dihadapi negara.

Baca juga: 571.410 Penerima Bansos Terlibat Judi Online, Transaksi Rp957 Miliar: Langkah Tegas Pemerintah?

Langkah mundur ini terjadi di momen yang sangat krusial, yakni hanya beberapa pekan sebelum Bulgaria dijadwalkan secara resmi bergabung dengan zona Euro pada 1 Januari 2026. Ketidakpastian politik ini tentu menjadi ujian berat bagi transisi mata uang yang sedang dipersiapkan.

Revolusi TikTok dan Poster "Gen Z is Coming"

Berbeda dengan demonstrasi di masa lalu yang digerakkan oleh serikat pekerja atau partai oposisi, gelombang protes kali ini memiliki wajah yang sangat muda. Ribuan warga yang memadati alun-alun pusat Sofia dan puluhan kota lainnya didominasi oleh kelompok usia 20-an tahun.

Mobilisasi massa dilakukan dengan cara yang sangat modern: melalui algoritma media sosial. Platform seperti TikTok menjadi medan pertempuran utama, di mana seruan aksi menyebar dengan cepat. Di lapangan, para demonstran membawa poster-poster dengan pesan yang lugas dan menohok, seperti "Gen Z is Coming" dan "Gen Z vs. Corruption".

Suasana demonstrasi pun terasa berbeda. Di depan gedung parlemen, layar besar dipasang bukan untuk menampilkan orasi politik yang kaku, melainkan memutar video meme yang menyindir dan mengejek para politisi korup. Ini adalah bentuk perlawanan gaya baru; sarkasme digital yang diterjemahkan menjadi aksi demo.

Martin Vladimirov, Direktur Program Geoekonomi di Center for the Study of Democracy di Sofia, menilai fenomena ini sebagai titik balik. "Protes ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki energi sipil yang cukup untuk melawan arogansi elite yang mengakar," ungkapnya.

Generasi Z Bulgaria adalah kelompok demografis yang unik. Mereka tumbuh tanpa ingatan langsung tentang rezim komunis yang runtuh pada 1989, maupun krisis ekonomi parah yang mengikutinya. Mereka adalah generasi yang menolak menormalisasi korupsi.

Baca juga: 7 Imbas Kasus Korupsi Batu Bara: Pengusaha Tambang Dipanggil Jelang RKAB Baru

Angel Ignatov, seorang manajer proyek di industri TI yang sempat menempuh studi di Inggris, menegaskan sentimen generasinya. "Ada satu generasi penuh seperti saya. Kami hanya tidak ingin negara ini seperti ini," ujarnya. Bagi mereka, demonstrasi ini adalah pernyataan sikap: menolak standar politik lama yang membiarkan impunitas bagi para pejabat.

Anggaran 2026: Pemicu Kemarahan Publik

Meski isu korupsi menjadi latar belakang utama, pemicu ledakan protes kali ini adalah rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2026. Anggaran ini adalah yang pertama kali disusun dalam mata uang Euro.

Pemerintah Zhelyazkov awalnya mengusulkan peningkatan belanja negara yang signifikan. Untuk membiayai hal tersebut, pemerintah berencana menaikkan kontribusi jaminan sosial dan pajak dividen. Namun, bagi masyarakat yang sudah muak dengan korupsi, rencana ini diterjemahkan sebagai upaya "memberi makan" para koruptor dengan uang rakyat yang lebih banyak.

Masyarakat menilai bahwa di tengah kualitas layanan kesehatan yang buruk dan minimnya lapangan pekerjaan dengan gaji layak, menaikkan pungutan negara adalah tindakan yang tidak sensitif. Persepsi bahwa para penguasa terputus dari realitas kesulitan warga biasa (self-dealing elite) semakin memperparah kemarahan publik. Akibat tekanan demonstran, pemerintah akhirnya menarik kembali rancangan anggaran tersebut minggu lalu, namun hal itu tak cukup untuk menyelamatkan kursi Perdana Menteri.

Bayang-Bayang Instabilitas dan Sosok Rumen Radev

Jatuhnya kabinet Zhelyazkov memperpanjang rekor buruk stabilitas politik di negara pesisir Laut Hitam tersebut. Tercatat, Bulgaria telah melalui tujuh kali pemilihan umum parlemen hanya dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Siklus krisis politik yang berulang ini membuat kepercayaan publik terhadap partai-partai politik konvensional berada di titik nadir.

Kevakuman kekuasaan ini kemungkinan besar akan diisi oleh pemerintahan sementara yang dibentuk oleh Presiden Rumen Radev. Jika partai-partai di parlemen gagal membentuk koalisi baru yang tampaknya sangat mungkin terjadi, Radev menegaskan akan menunjuk kabinet interim hingga pemilu baru digelar, yang diprediksi akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan.

Sosok Rumen Radev kini menjadi sorotan. Sebagai mantan pilot Angkatan Udara, ia disebut-sebut sebagai politikus paling populer di Bulgaria saat ini. Kejatuhan pemerintah pro-Uni Eropa ini diprediksi akan menguntungkan posisi Radev. Spekulasi yang beredar menyebutkan bahwa ia mungkin akan membentuk partainya sendiri untuk bertarung dalam pemilu mendatang.

Namun, naiknya pengaruh Radev juga membawa implikasi geopolitik. Ia dikenal kerap mengkritik dukungan negara-negara Barat terhadap Ukraina. Awal tahun ini, Radev bahkan sempat menyebut bahwa prospek Kyiv dalam perang "tidak memiliki harapan". Perubahan arah politik di Sofia di bawah pengaruh Radev tentu akan menjadi perhatian serius bagi mitra Bulgaria di Uni Eropa dan NATO.

Kini, nasib Bulgaria berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, ada semangat Gen Z yang menuntut transparansi dan reformasi total. Di sisi lain, ada ancaman instabilitas politik yang berkepanjangan dan potensi pergeseran arah kebijakan luar negeri. Satu hal yang pasti, anak-anak muda Bulgaria telah membuktikan bahwa suara mereka tidak lagi bisa diabaikan.


 

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us