FYPMedia.id – Kalau ngomongin Jakarta, yang terlintas biasanya kemacetan, gedung tinggi, atau kulinerannya. Padahal, ada sisi lain kota ini yang sering terlewat, yaitu stasiun-stasiun tuanya yang penuh cerita. Setiap stasiun bukan cuma tempat orang naik-turun kereta, tapi juga saksi sejarah panjang kota dari zaman kolonial sampai sekarang. Yuk, kita simak kisah di balik enam stasiun bersejarah di Jakarta.
-
Stasiun Gambir
Siapa sih yang nggak kenal Stasiun Gambir? Stasiun ini jadi pintu utama kalau mau naik kereta jarak jauh. Tapi ternyata, dulunya Gambir bukan bernama Gambir. Waktu pertama dibuka di era kolonial, namanya Weltevreden. Lalu, sempat berganti jadi Batavia Koningsplein, sebelum akhirnya resmi dipanggil Stasiun Gambir di tahun 1950-an.
Renovasi besar-besaran dilakukan tahun 1988-1992, yang bikin Gambir jadi stasiun modern dengan jalur layang seperti sekarang. Konon, nama “Gambir” sendiri diambil dari nama seorang perwira Belanda keturunan Prancis, Gambier. Jadi kalau kamu lagi nunggu kereta di sini, inget aja “kamu lagi berdiri di stasiun yang udah berumur lebih dari seabad!”. Stasiun Gambir berlokasi di Jalan Medan Merdeka Timur No. 1, Jakarta Pusat.
-
Stasiun Pasar Senen
Stasiun ini resmi dibuka tahun 1925. Dari dulu sampai sekarang, Pasar Senen terkenal jadi stasiun favoritnya “backpacker kereta” alias penumpang kereta kelas ekonomi. Tapi ada satu hal unik, yaitu stasiun ini punya terowongan bawah tanah pertama di Indonesia. Fungsinya buat nyebrang penumpang dari satu peron ke peron lain.
Bayangin aja, hampir seratus tahun lalu orang-orang sudah bisa lewat “subway” mini di sini. Sampai sekarang, Pasar Senen tetap hidup, apalagi tiap musim mudik Lebaran, ramainya luar biasa. Stasiun Pasar Senen berlokasi di Jalan Pasar Senen No. 14, Jakarta Pusat.
-
Stasiun Tanjung Priok
Kalau Gambir dan Senen masih sering dipakai sehari-hari, beda cerita dengan Stasiun Tanjung Priok. Dibuka untuk mendukung Pelabuhan Tanjung Priok di masa Belanda, stasiun ini pernah jadi penghubung penting antara laut dan rel.
Yang bikin menarik, desain atapnya mirip banget sama Stasiun Amsterdam Centraal di Belanda. Megah, tinggi, dan khas gaya Eropa. Meski sekarang nggak seramai dulu, stasiun ini tetap berdiri anggun di utara Jakarta, jadi spot favorit pecinta arsitektur kolonial. Stasiun Tanjung Priok berlokasi di Jalan Taman Stasiun Tanjung Priok, Jakarta Utara.
-
Stasiun Jatinegara
Berdiri sejak 1910, awalnya stasiun ini bernama Meester Cornelis, sesuai nama kawasan sekitarnya. Dari dulu sampai sekarang, Jatinegara jadi simpul penting karena jadi jalur keluar masuk kereta ke arah timur.
Yang seru, Stasiun Jatinegara sempat disebut dalam sebuah lagu karya Ismail Marzuki. Jadi bisa dibilang, selain punya nilai sejarah transportasi, stasiun ini juga sempat masuk ke ranah budaya dan musik Indonesia. Stasiun Jatinegara berlokasi di Jalan Bekasi Timur I, Jakarta Timur.
-
Stasiun Manggarai
Kalau kamu sering naik KRL, pasti hafal banget sama Stasiun Manggarai. Berdiri sejak 1918, stasiun ini dikenal sebagai stasiun transit tersibuk di Jakarta. Saking ramenya, sampai muncul istilah “war transit di Manggarai” untuk menggambarkan betapa hectic suasana pindah peron di sini.
Sekarang, Manggarai makin sibuk karena dijadikan hub utama KRL Jabodetabek. Bisa dibilang, kalau kamu pengen merasakan “denyut nadi” perkeretaapian Jakarta, datanglah ke Manggarai saat jam berangkat kerja atau pulang kantor. Stasiun Manggarai berlokasi di Jalan Manggarai Utara 1, Jakarta Selatan.
-
Stasiun Jakarta Kota
Nah, ini dia stasiun paling ikonik di Jakarta. Resmi dibuka tahun 1929, desainnya khas Art Deco karya arsitek Belanda, Frans Johan Louwrens Ghijsels. Orang-orang lebih sering menyebutnya Stasiun Beos, singkatan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij, nama perusahaan kereta zaman kolonial.
Fasad lengkung besar dan jendela-jendela tinggi bikin stasiun ini tampak megah sekaligus artistik. Letaknya pas banget di kawasan Kota Tua, jadi banyak wisatawan menjadikan Beos sebagai titik awal jalan-jalan ke Museum Fatahillah atau Pelabuhan Sunda Kelapa. Selain itu, Stasiun Jakarta Kota juga sudah ditetapkan sebagai cagar budaya. Jadi kalau main ke Kota Tua, jangan lupa foto di sini. Stasiun Jakarta Kota berlokasi di Jalan Stasiun Kota No. 1, Jakarta Barat.
Baca Juga: 9 Fakta Ungkap Stasiun Favorit Pengguna KRL, 166 Juta Penumpang Semester I 2025
Enam stasiun ini membuktikan bahwa Jakarta nggak melulu soal gedung pencakar langit dan jalanan macet. Ada jejak-jejak sejarah yang masih hidup di balik rel dan peronnya. Dari Gambir yang jadi gerbang utama, Senen yang penuh cerita mudik, semuanya menyimpan kisah yang layak untuk ditelusuri.
Jadi, kalau lain kali kamu lewat stasiun-stasiun ini, coba berhenti sebentar. Rasakan atmosfernya, bayangkan berapa banyak orang yang sudah melintas sejak puluhan tahun lalu. Siapa tahu, kamu juga ikut jadi bagian dari cerita panjang Jakarta lewat rel keretanya.
Yang menarik, masing-masing stasiun punya “jiwanya” sendiri. Gambir identik dengan suasana resmi dan perjalanan jauh. Senen menghadirkan energi rakyat yang meriah, terutama saat mudik. Tanjung Priok menawarkan kemegahan arsitektur ala Eropa. Jatinegara membawa nuansa nostalgia lagu lawas. Manggarai penuh hiruk-pikuk modern, dan Jakarta Kota menghadirkan keindahan masa lalu. Keenamnya ibarat potongan puzzle yang kalau disatukan akan menunjukkan wajah Jakarta yang sebenarnya, padat, bersejarah, dan penuh cerita.