Pemerintah Federal AS Resmi Tutup Setelah Gagal Capai Kesepakatan Anggaran

amerika

FYP Media – Pemerintah federal Amerika Serikat resmi menghentikan sebagian operasionalnya setelah Partai Republik dan Partai Demokrat gagal mencapai kesepakatan terkait rancangan undang-undang (RUU) pendanaan pemerintah. Penutupan ini, yang berlangsung mulai Rabu (1/10/2025) pukul 00:01 EDT, menjadi shutdown pertama dalam hampir tujuh tahun terakhir.

Sekitar 40 persen tenaga kerja federal atau setidaknya 750.000 pegawai terpaksa ditempatkan pada cuti tanpa gaji. Meski demikian, beberapa layanan pemerintah yang dianggap esensial tetap berjalan, walau para pegawainya harus bekerja tanpa menerima bayaran sementara.

Ketegangan Politik Antar Partai

Konfrontasi anggaran bukanlah hal baru dalam politik Amerika Serikat. Namun kali ini, tensi politik meningkat lebih tajam. Presiden Donald Trump yang sejak awal menjabat mendorong pengurangan ukuran birokrasi pemerintah, dinilai memanfaatkan kebuntuan ini untuk menekan agenda pemotongan anggaran lebih lanjut.

Partai Republik saat ini memang menguasai mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat. Namun, di Senat mereka tidak memiliki 60 suara yang dibutuhkan untuk meloloskan RUU, sehingga memberi Demokrat posisi tawar lebih besar dalam negosiasi.

Tuntutan dari Demokrat

Partai Demokrat menolak rancangan anggaran yang diajukan dengan sejumlah tuntutan. Mereka meminta perpanjangan kredit pajak agar biaya asuransi kesehatan bisa lebih terjangkau bagi masyarakat. Selain itu, mereka menolak pemotongan dana Medicaid yang sebelumnya diberlakukan Presiden Trump.

Program Medicaid sendiri menjadi andalan jutaan warga Amerika, mulai dari lanjut usia, penyandang disabilitas, hingga masyarakat berpenghasilan rendah. Demokrat juga menentang rencana pemangkasan anggaran pada lembaga-lembaga kesehatan pemerintah.

Dampak Shutdown terhadap Masyarakat

Penutupan ini membawa dampak langsung pada pelayanan publik di berbagai sektor. Beberapa lembaga federal yang tidak masuk kategori esensial harus menutup operasional, mulai dari museum nasional hingga program administrasi tertentu. Di sisi lain, layanan penting seperti keamanan, militer, dan kesehatan tetap dijalankan dengan keterbatasan.

Masyarakat Amerika pun dihadapkan pada ketidakpastian, terutama para pegawai federal yang kehilangan pendapatan sementara. Shutdown juga diperkirakan memberi tekanan tambahan pada perekonomian AS, terutama jika berlangsung lebih lama.

Jalan Buntu yang Belum Usai

Dewan Perwakilan Rakyat sebelumnya telah mengesahkan RUU sementara untuk mencegah penutupan, namun rancangan itu gagal mendapat persetujuan di Senat. Dengan kedua kubu yang sama-sama bertahan pada posisi masing-masing, penyelesaian kebuntuan anggaran ini diperkirakan tidak akan mudah.

Shutdown kali ini menambah daftar panjang ketidakstabilan politik dalam pemerintahan AS dan menjadi ujian besar bagi kepemimpinan Donald Trump serta hubungan antar partai di Kongres. (ra)