FYP Media – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga keberlangsungan dan mengembangkan produk budaya Indonesia. Menurutnya, kreativitas wirausahawan muda atau youthpreneurs harus diarahkan menjadi inovasi yang mampu bersaing di pasar global.
“Pada 2024, Indonesia tercatat sebagai negara eksportir produk kerajinan peringkat 11 dunia. Masa depan kerajinan Indonesia berada di tangan kita, khususnya generasi muda,” ujar Budi Santoso saat membuka INACRAFT October 2025 Vol. 4 Youthpreneurs di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan, Kamis (2/10/2025).
UMKM Harus Berdaya Saing Global
Budi menjelaskan, industri kerajinan Indonesia menyimpan potensi ekonomi yang besar. Namun, peluang itu hanya bisa diraih apabila Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mampu beradaptasi dengan kebutuhan pasar dunia.
Sebagai langkah konkret, Kementerian Perdagangan meluncurkan program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor. Program ini menjadi wadah penguatan daya saing UMKM dengan memperkenalkan produk mereka langsung kepada calon pembeli asing melalui jaringan perwakilan perdagangan Indonesia.
“UMKM harus berdaya saing dan bisa beradaptasi dengan permintaan global,” tegasnya.
Transaksi Capai Rp1,4 Triliun
Sejak Januari hingga Agustus 2025, tercatat 942 UMKM mengikuti proses business matching dengan pembeli internasional. Dari pertemuan tersebut, nilai transaksi yang dihasilkan mencapai USD 90,90 juta atau sekitar Rp1,40 triliun.
Produk yang diminati tidak hanya kerajinan, tetapi juga kopi, kakao, fesyen muslim, hingga produk kesehatan. Menariknya, sebagian besar peserta UMKM adalah pendatang baru di pasar ekspor.
“Bahkan, 70 persen dari UMKM ini belum pernah ekspor dan belum pernah bertemu buyer,” jelas Budi.
Perluasan Pasar lewat Perjanjian Dagang
Selain program pembinaan, pemerintah juga aktif memperkuat pasar ekspor lewat perjanjian dagang internasional. Kesepakatan dengan Peru, Kanada, Uni Eropa, dan Eurasia menjadi pintu masuk baru bagi produk Indonesia. Saat ini, pembahasan perjanjian dagang dengan Tunisia juga tengah memasuki tahap penyelesaian.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan kinerja ekspor Indonesia naik 7,72 persen sepanjang Januari–Agustus 2025. Surplus perdagangan tercatat mencapai USD 29,14 miliar, meningkat signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Kreativitas UMKM Jadi Kunci
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (BPP ASEPHI), Muchsin Ridjan, menuturkan bahwa keterlibatan UMKM dalam ajang INACRAFT sangat tinggi meski ruang pameran terbatas.
“Di sini hanya sebagian kecil yang ikut pameran, tapi minat di daerah cukup besar,” ujarnya.
Salah satu peserta, Lumosh Living, menampilkan inovasi keramik daur ulang yang mengolah limbah menjadi produk bernilai tambah. Co-Founder Lumosh Living, Raymond Kurniawan Tjiadi, berharap dukungan pemerintah dapat membantu industri keramik bersaing dengan produk dari Thailand dan Vietnam.
“Kami berharap lebih banyak kesempatan bagi industri keramik tampil di pameran internasional, yang selama ini lebih banyak didominasi rotan dan kayu,” ungkapnya. (ra)
