FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
Korban Banjir Bandang Tapteng Bertambah: 103 Meninggal, 100 Masih Hilang

News

Korban Banjir Bandang Tapteng Bertambah: 103 Meninggal, 100 Masih Hilang

Writer: Riyadz Aqsha - Selasa, 09 Desember 2025 02:38:17

Korban Banjir Bandang Tapteng Bertambah: 103 Meninggal, 100 Masih Hilang
Sumber gambar: FYP Media

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Tengah kembali memperbarui data korban bencana banjir bandang dan longsor yang melanda wilayah tersebut pada akhir November 2025. Hingga Minggu (7/12/2025), jumlah korban meninggal dunia mencapai 103 orang, sementara 100 warga lainnya masih dalam pencarian. Pembaruan data ini disampaikan melalui unggahan resmi Instagram Pemkab Tapteng yang memuat laporan lengkap mengenai situasi terkini.

Dalam unggahan tersebut, terlihat bahwa bencana telah berdampak pada 20 kecamatan di wilayah Tapanuli Tengah. Kecamatan Pandan, Tukka, dan Sitahuis menjadi wilayah yang mencatat jumlah korban tewas tertinggi. Pemerintah daerah menyampaikan bahwa pendataan terus diperbarui seiring proses pencarian dan evakuasi yang berlangsung setiap hari.

Selain korban meninggal dan hilang, jumlah warga luka-luka tercatat mencapai 524 orang. Angka ini menunjukkan meningkatnya jumlah warga yang membutuhkan penanganan medis maupun pertolongan pertama akibat derasnya aliran banjir bandang. Banyak korban mengalami luka akibat tertimpa material longsor serta terbawa arus banjir yang menghantam pemukiman mereka.

Jumlah warga terdampak juga meningkat signifikan menjadi 296.454 orang. Mereka tersebar di berbagai kecamatan yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung. Pemerintah daerah menyebut jumlah tersebut berpotensi bertambah seiring proses verifikasi lapangan oleh tim relawan dan aparat gabungan.

Lebih dari 18.331 warga kini terpaksa mengungsi ke berbagai titik yang telah disiapkan pemerintah daerah. Para pengungsi ditempatkan di posko darurat seperti sekolah, gedung olahraga, rumah ibadah, dan fasilitas umum lainnya. Pemerintah memastikan bantuan logistik terus disalurkan meski kondisi distribusi masih terkendala cuaca dan akses jalan yang tertutup.

Pemkab Tapteng menegaskan bahwa proses pencarian dilakukan oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, serta masyarakat setempat. Mereka bekerja sejak pagi hingga malam hari untuk mencari warga yang masih hilang. Namun, cuaca yang tidak menentu serta kondisi tanah yang masih labil pascalongsor menjadi tantangan utama.

Tim SAR di lapangan juga menghadapi hambatan berupa jembatan yang rusak dan jalur yang tertutup material banjir bandang. Untuk menjangkau beberapa titik terdampak, petugas harus menggunakan perahu karet maupun berjalan kaki menembus lumpur setebal lutut. Kendala ini menyebabkan operasi pencarian memerlukan waktu lebih lama dibanding kondisi normal.

Berikut data sebaran korban tewas dan hilang berdasarkan kecamatan yang dirilis Pemkab Tapteng. Kecamatan Pandan mencatat 25 korban tewas, disusul Kecamatan Tukka dengan 25 tewas dan 59 hilang. Sitahuis mencatat 23 tewas dan 6 hilang, sementara Badiri memiliki 12 tewas dan 12 hilang dalam peristiwa tersebut.

Di kecamatan lainnya, Sarudik mencatat 4 korban tewas, Tapian Nauli sebanyak 4 tewas dan 11 hilang, serta Pinangsori 2 tewas dan 3 hilang. Kecamatan Sibabangun melaporkan 3 tewas dan 9 hilang, Sukabangun 1 tewas, Sorkam 2 tewas, dan Barus Utara 2 tewas. Data ini masih bersifat dinamis dan dapat berubah seiring pencarian lanjutan.

Pemerintah daerah terus mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama mereka yang tinggal di wilayah perbukitan atau dekat aliran sungai. Kondisi tanah yang masih labil berpotensi memicu longsor susulan, terutama jika curah hujan tinggi kembali mengguyur wilayah tersebut. Pemkab juga meminta warga mengikuti instruksi petugas jika diminta untuk mengungsi ke titik aman.

Selain itu, pemerintah mengingatkan bahwa pergerakan warga di lokasi bencana dapat menghambat proses evakuasi dan pencarian korban. Warga diminta tidak mendekati area terdampak parah tanpa pendampingan petugas karena risiko reruntuhan dan arus air masih cukup tinggi. Keselamatan warga menjadi prioritas sehingga langkah antisipasi harus terus dilakukan.

Hingga saat ini, bantuan dari berbagai pihak mulai masuk ke wilayah Tapanuli Tengah. Donasi berupa makanan, pakaian, selimut, hingga tenaga relawan turut berdatangan. Pemerintah berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penanganan pascabencana.

Pemkab Tapteng menyampaikan bahwa koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat akan terus ditingkatkan. Evaluasi penanganan jangka pendek dan jangka panjang menjadi langkah penting agar dampak bencana serupa dapat diminimalkan di masa mendatang. Pembangunan infrastruktur penahan banjir serta peningkatan sistem peringatan dini menjadi bagian dari rencana mitigasi yang dipertimbangkan.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us