Writer: Raodatul - Rabu, 17 Desember 2025 04:24:24
FYPMedia.id - Kanker usus atau kanker kolorektal selama ini identik dengan penyakit usia lanjut. Namun, tren global menunjukkan perubahan yang mengkhawatirkan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kasus kanker usus justru meningkat signifikan pada kelompok usia muda, bahkan di bawah 50 tahun. Fenomena ini memicu perhatian serius para peneliti, dokter, dan pakar kesehatan di seluruh dunia.
Berbagai penelitian mengungkap bahwa pola makan modern, gaya hidup sedentari, serta konsumsi makanan ultra olahan menjadi faktor dominan yang mendorong lonjakan kanker usus di usia produktif.
Kondisi ini menjadi alarm keras bahwa kebiasaan sehari-hari memiliki dampak besar terhadap kesehatan saluran cerna dalam jangka panjang.
Kanker usus adalah jenis kanker yang sangat kuat kaitannya dengan pola makan. Pasalnya, terdapat beberapa makanan yang dapat menyebabkan peradangan pada usus sehingga meningkatkan risiko kanker.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa makanan bukan sekadar sumber energi, tetapi juga dapat menjadi pemicu atau pelindung dari penyakit serius seperti kanker usus.
Kanker Usus Besar: Penyakit Serius yang Kini Mengancam Anak Muda
Kanker usus besar atau kanker kolorektal adalah pertumbuhan sel abnormal di usus besar (kolon) atau rektum.
Penyakit ini sering berawal dari polip, yaitu benjolan kecil di dinding usus yang awalnya bersifat jinak. Jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini, polip dapat berkembang menjadi kanker ganas.
Secara historis, kanker usus banyak ditemukan pada usia lanjut. Namun, berbagai studi terbaru menunjukkan peningkatan kasus kanker usus dini (early-onset colorectal cancer), terutama pada generasi muda dengan pola makan tinggi gula, lemak, dan makanan olahan.
Para ahli menilai bahwa perubahan pola konsumsi global, termasuk maraknya minuman manis, daging olahan, serta makanan cepat saji, berkontribusi besar terhadap perubahan risiko ini.
Baca Juga: 50% Kanker Usus Besar Terjadi pada Usia Muda, Waspadai Penyebabnya
4 Makanan dan Minuman Pemicu Kanker Usus di Usia Muda
Mengurangi risiko kanker usus dapat dimulai dari meja makan. Sejumlah penelitian medis telah mengidentifikasi beberapa jenis makanan dan minuman yang secara signifikan meningkatkan risiko kanker usus, terutama bila dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka panjang.
1. Daging Merah dan Daging Olahan
Daging merah seperti sapi, kambing, dan babi, terutama yang diolah menjadi sosis, bacon, ham, dan kornet, memiliki korelasi kuat dengan kanker usus besar.
Penelitian dari Cleveland Clinic menemukan bahwa metabolit berbahaya yang dihasilkan tubuh saat mencerna daging merah dapat memicu perubahan mikrobioma usus.
Perubahan ini berpotensi meningkatkan risiko kanker usus, khususnya pada individu berusia di bawah 60 tahun.
Studi lain juga menunjukkan bahwa proses memasak daging pada suhu tinggi dapat menghasilkan zat karsinogenik yang memperparah peradangan pada usus.
Oleh karena itu, para ahli menyarankan konsumsi daging merah tidak lebih dari 500 gram per minggu, serta menghindari daging olahan sebisa mungkin.
2. Minuman Manis dan Tinggi Gula
Minuman berpemanis, termasuk soda, minuman energi, dan teh kemasan, menjadi salah satu faktor risiko kanker usus yang kerap diabaikan. Penelitian Cleveland Clinic mengaitkan konsumsi minuman manis dengan peningkatan risiko kanker usus dini.
Temuan serupa dipublikasikan dalam jurnal Gut, yang menganalisis lebih dari 96.000 wanita. Hasilnya menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi dua atau lebih minuman manis per hari memiliki risiko kanker usus dini hingga dua kali lipat dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya.
Setiap tambahan satu porsi minuman manis sekitar 8 ons per hari dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus sebesar 16 persen.
Baca juga: 8 Gejala Awal Kanker Usus Besar Menurut Dokter Harvard, Jangan Abaikan!
3. Makanan Ultra Olahan (Ultra Processed Food/UPF)
Makanan ultra olahan merupakan produk yang telah melalui berbagai proses industri dan mengandung banyak bahan tambahan seperti pengawet, pemanis buatan, serta pewarna sintetis.
Sebuah studi tahun 2023 menemukan bahwa konsumsi UPF meningkatkan risiko munculnya prekursor kanker usus, seperti polip, tumor, dan lesi prakanker. Beberapa contoh makanan ultra olahan antara lain:
- Daging olahan
- Minuman manis
- Sereal sarapan instan
- Makanan beku siap saji
- Keripik dan camilan kemasan
- Permen
Konsumsi rutin makanan ini dapat memicu peradangan kronis pada usus, yang menjadi salah satu mekanisme utama terbentuknya kanker.
4. Alkohol
Alkohol juga menjadi faktor risiko penting kanker usus dini. Studi tahun 2023 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsumsi alkohol, semakin besar risiko kanker usus yang muncul di usia muda.
Konsumsi 1–2 minuman beralkohol per minggu meningkatkan risiko sebesar 7 persen, 3–4 minuman meningkatkan risiko hingga 14 persen, dan lebih dari lima minuman per minggu meningkatkan risiko hingga 27 persen dibandingkan individu yang tidak mengonsumsi alkohol.
Gejala Kanker Usus yang Perlu Diwaspadai Sejak Dini
Deteksi dini menjadi kunci utama keberhasilan penanganan kanker usus. Sayangnya, banyak penderita muda mengabaikan gejala awal karena dianggap sepele.
Beberapa tanda kanker usus yang perlu diwaspadai antara lain:
- Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit) yang berlangsung lama
- Adanya darah pada tinja atau perdarahan rektum
- Nyeri atau kram perut yang berulang
- Penurunan berat badan tanpa sebab jelas
- Kelelahan dan kelemahan berkepanjangan
Jika gejala ini muncul secara terus-menerus, pemeriksaan medis sebaiknya segera dilakukan.
Baca Juga: Fenomena Gray Divorce Meningkat: Kemenkes Ungkap Cara Cegah Retaknya Pernikahan Lansia
Makanan yang Membantu Menurunkan Risiko Kanker Usus
Di sisi lain, pola makan sehat terbukti mampu menurunkan risiko kanker usus secara signifikan. Makanan kaya serat, nutrisi, dan minim pengolahan membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus serta mengurangi peradangan.
Beberapa makanan yang dikaitkan dengan penurunan risiko kanker usus meliputi:
- Biji-bijian utuh
- Kacang-kacangan
- Yoghurt dan makanan fermentasi
- Minyak zaitun extra virgin
Makanan Pembersih Usus yang Aman dan Mudah Ditemukan
Selain menghindari makanan pemicu kanker, menjaga kebersihan usus juga berperan penting dalam pencegahan penyakit pencernaan.
Sayuran Hijau: Sayuran seperti bayam, brokoli, dan kangkung kaya serat dan antioksidan yang membantu memperlancar pencernaan serta melindungi dinding usus dari kerusakan.
Buah Tinggi Serat: Pepaya, apel, pir, kiwi, dan jeruk mengandung serat dan enzim alami yang membantu menyapu sisa makanan dan racun dari saluran cerna.
Yoghurt dan Makanan Fermentasi: Probiotik dalam yoghurt, tempe, dan kefir membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di usus, meningkatkan daya tahan tubuh, serta menekan peradangan.
Biji-bijian Utuh: Oat, chia seed, gandum utuh, dan beras merah berfungsi sebagai “sapu alami” yang membantu membersihkan usus dan mencegah sembelit.
Kesimpulan: Pola Makan Sehat, Investasi Jangka Panjang Usus
Lonjakan kanker usus di usia muda menjadi peringatan keras bahwa gaya hidup modern membawa konsekuensi serius.
Pola makan tinggi gula, daging olahan, makanan ultra olahan, serta alkohol terbukti meningkatkan risiko kanker usus secara signifikan.
Sebaliknya, memilih makanan alami, kaya serat, serta menjaga keseimbangan mikrobiota usus dapat menjadi langkah efektif untuk melindungi kesehatan pencernaan.
Jika keluhan pencernaan muncul secara berulang atau tidak membaik meski sudah menerapkan pola hidup sehat, konsultasi dengan tenaga medis sangat disarankan.
Kesehatan usus bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga kunci utama mencegah penyakit kronis yang mengancam nyawa.