FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
7 Fakta Mengejutkan Kebakaran Terra Drone: Gubernur Pramono Gerak Cepat Periksa Ribuan Gedung Jakarta

News

7 Fakta Mengejutkan Kebakaran Terra Drone: Gubernur Pramono Gerak Cepat Periksa Ribuan Gedung Jakarta

Writer: Astriyani Sijabat - Rabu, 10 Desember 2025 08:17:08

7 Fakta Mengejutkan Kebakaran Terra Drone: Gubernur Pramono Gerak Cepat Periksa Ribuan Gedung Jakarta
Sumber gambar: https://www.liputan6.com/news/read/6233101/buntut-kebakaran-terra-drone-pramono-bakal-periksa-izin-dan-kelaikan-gedung-gedung-di-jakarta?page=3#google_vignette

FYP Media - Tragedi kebakaran Terra Drone pada Selasa, 9 Desember 2025, menyisakan duka mendalam sekaligus memicu alarm keras mengenai keselamatan bangunan di ibu kota. Sebanyak 22 pekerja tewas dan puluhan lainnya luka akibat kebakaran yang diduga berasal dari baterai lithium yang disimpan di lantai satu gedung tersebut. Insiden ini langsung mendapatkan perhatian serius dari Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang menilai peristiwa ini sebagai “peringatan keras” atas lemahnya standar keamanan gedung—terutama gedung tumbuh yang banyak beroperasi tanpa kelaikan memadai.

Artikel ini membahas 7 fakta paling penting, mengejutkan, dan berdampak besar mengenai tragedi ini, lengkap dengan langkah cepat Pemprov DKI untuk mencegah kejadian serupa terjadi lagi.

1. Kebakaran Berawal dari Ruangan Penyimpanan Baterai Lithium

Polisi masih mendalami penyebab pasti kebakaran, namun dugaan kuat mengarah pada baterai lithium yang mengalami malfungsi di lantai satu. Baterai jenis ini dikenal memiliki risiko tinggi meledak, overheat, dan menghasilkan asap beracun jika penyimpanan atau penanganannya tidak sesuai standar.

Asap tebal dari lantai bawah mengepul dengan cepat, membuat banyak pekerja berlarian ke lantai atas dan akhirnya terjebak.

Kondisi inilah yang disebut menjadi penyebab utama banyaknya korban.

2. 22 Pekerja Meninggal, Banyak Terjebak Karena Tangga Sangat Sempit

Menurut Pramono Anung, gedung Terra Drone termasuk kategori gedung tumbuh, yakni bangunan yang berdiri di sela-sela gedung lama dan umumnya dibangun tanpa mengikuti standar struktur atau keselamatan.

Pramono menegaskan:

“Tangga gedung itu kecil sekali. Itulah yang membuat banyak orang tidak bisa turun ke bawah. Struktur bangunannya jelas melanggar aturan.”

Kondisi tangga sempit membuat upaya evakuasi hampir mustahil. Saat api membesar, banyak korban justru memilih naik ke lantai atas karena panik dan tidak bisa menuruni tangga dipenuhi asap.

3. Sistem Keamanan Darurat Nyaris Tidak Berfungsi

Meskipun gedung memiliki hydrant, sistem penyelamatan darurat dinilai tidak memadai. Tidak ada mekanisme evakuasi yang jelas, tidak ada jalur darurat yang layak, dan ventilasi buruk membuat asap terperangkap di dalam bangunan.

Pramono menyoroti bahwa aktivitas penyimpanan baterai lithium yang sangat berisiko dilakukan tanpa standar keselamatan yang benar.

Ia mengatakan:

“Masalah terbesar adalah mereka menyiapkan dan menjual baterai lithium tanpa standar pengamanan. Begitu terbakar, asap langsung menyebar ke seluruh gedung.”

4. Gubernur Pramono Perintahkan Pemeriksaan Seluruh Gedung di Jakarta

Sebagai respons cepat terhadap tragedi ini, Gubernur Pramono memerintahkan pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh gedung di Jakarta, bukan hanya gedung besar, tetapi terutama gedung tumbuh yang dianggap paling rawan melanggar standar keselamatan.

Pramono menegaskan bahwa langkah ini akan dilakukan segera dalam beberapa minggu ke depan.

“Saya sudah perintahkan pengecekan ulang semua gedung. Fokus kita pada gedung tumbuh yang paling rentan dan banyak melanggar aturan.”

Langkah ini dipandang sebagai tindakan tegas untuk mencegah insiden serupa terulang, mengingat Jakarta memiliki ribuan bangunan yang beroperasi tanpa audit keselamatan berkala.

5. Gedung Tumbuh Jadi Sorotan: Banyak Dibangun Tanpa Izin Lengkap

Dalam penjelasannya, Pramono mengatakan bahwa fenomena gedung tumbuh makin marak di Jakarta—yakni bangunan baru yang menempel atau berdiri di sela-sela gedung lama tanpa memperhatikan kelaikan struktur maupun standar keselamatan.

Terra Drone disebut menjadi salah satu contoh paling tragis dari praktik tersebut.

Masalah utama gedung tumbuh yang sering ditemukan:

  • Tangga sempit
  • Jalur evakuasi tidak memenuhi standar
  • Ventilasi minim
  • Tidak ada exit sign yang jelas
  • Peralatan keselamatan tidak layak
  • Penumpukan barang berbahaya (termasuk baterai lithium)

Insiden ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah daerah dan pemilik gedung untuk memperbaiki diri.

6. Asap Beracun Jadi Pembunuh Utama

Kebanyakan korban tidak meninggal akibat luka bakar, melainkan keracunan asap beracun dari kebakaran baterai lithium. Asap pekat dari lantai satu naik dengan cepat ke lantai dua dan tiga, memerangkap karyawan yang berusaha menyelamatkan diri.

Banyak dari mereka yang terjebak di lantai atas setelah tidak bisa kembali turun.

Pramono menjelaskan:

“Ketika kebakaran terjadi, banyak karyawan naik ke atas. Asap dari bawah itu yang membuat korban meninggal cukup banyak.”

Asap dari baterai lithium memang sangat beracun karena mengandung senyawa kimia berbahaya seperti karbon monoksida, hidrogen fluorida, dan partikel mikro yang mematikan jika terhirup.

7. Pemprov DKI Tanggung Seluruh Biaya Korban: Rawat Inap Hingga Pemakaman

Di tengah duka mendalam, Gubernur Pramono memastikan bahwa Pemprov DKI akan menanggung seluruh biaya korban, baik yang meninggal maupun yang sedang dirawat.

Mulai dari biaya pemakaman, administrasi rumah sakit, hingga perawatan luka dan trauma.

Pramono mengatakan:

“Ini adalah bentuk kehadiran pemerintah Jakarta. Korban yang meninggal akan dibantu untuk dimakamkan, termasuk semua biaya pengobatan yang luka dan sakit akan kami tanggung.”

Ia menegaskan bahwa tanggung jawab sosial ini merupakan bagian dari karakter kepemimpinan yang ingin ia hadirkan di Jakarta.

Kesimpulan: Tragedi Terra Drone Jadi Titik Balik Keamanan Gedung di Jakarta

Kebakaran Terra Drone bukan sekadar musibah biasa—ini adalah wake-up call terbesar bagi keamanan gedung di Jakarta dalam beberapa tahun terakhir. Dengan 22 nyawa melayang, insiden ini membuka fakta betapa rawannya gedung-gedung tumbuh yang dibangun tanpa memperhatikan standar keselamatan.

Langkah cepat Gubernur Pramono untuk memeriksa seluruh gedung merupakan kebijakan penting yang sangat ditunggu masyarakat. Keamanan bangunan kini menjadi isu utama yang tidak bisa lagi dianggap sepele.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us