FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
Waspada! Dokter Ungkap Sinyal Bahaya Tubuh Kelebihan Gula

News

Waspada! Dokter Ungkap Sinyal Bahaya Tubuh Kelebihan Gula

Writer: Raodatul - Sabtu, 20 Desember 2025 08:00:00

Waspada! Dokter Ungkap Sinyal Bahaya Tubuh Kelebihan Gula
Sumber gambar: Ilustrasi Gula/Freepik

FYPMedia.id - Kesadaran masyarakat terhadap bahaya konsumsi gula berlebihan terus meningkat. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang mulai mengurangi minuman manis, makanan tinggi gula, hingga camilan olahan. 

Langkah ini bukan tanpa alasan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa asupan gula berlebih berkaitan erat dengan risiko obesitas, diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, kerusakan gigi, hingga penuaan dini.

Namun, masalahnya tidak selalu sesederhana itu. Banyak orang tidak menyadari bahwa tubuh sebenarnya sudah memberikan “alarm bahaya” ketika kadar gula terlalu tinggi. Sayangnya, sinyal tersebut sering dianggap sepele atau dikira hanya kelelahan biasa.

Dokter spesialis dermatologi, flebologi, proktologi, dan pengobatan gizi, dr Lela Ahleman, mengungkapkan bahwa konsumsi gula berlebihan dapat memicu berbagai gejala yang memengaruhi kulit, metabolisme, hingga sistem kekebalan tubuh. 

Jika tidak dikenali sejak dini, kondisi ini berpotensi berkembang menjadi gangguan kesehatan yang lebih serius.

Mengapa Gula Berlebihan Berbahaya bagi Tubuh?

Gula memang dibutuhkan sebagai sumber energi. Namun, ketika asupannya melampaui kebutuhan tubuh, gula justru berubah menjadi “musuh tersembunyi”. 

Kelebihan gula dalam darah membuat pankreas bekerja lebih keras menghasilkan insulin, memicu peradangan, dan mengganggu keseimbangan hormon.

Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa menyebabkan resistensi insulin, penumpukan lemak, hingga kerusakan jaringan tubuh. Tak heran, dokter menekankan pentingnya mengenali tanda-tanda awal tubuh kelebihan gula sebelum dampaknya semakin meluas.

Baca Juga: 10 Bahaya Mematikan Mengkonsumsi Gula Berlebihan yang Harus Anda Waspadai

Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Perlu Diwaspadai

1. Berat Badan Mudah Naik dan Selalu Merasa Lapar

Salah satu dampak paling umum dari konsumsi gula berlebih adalah kenaikan berat badan. Gula memiliki kandungan kalori tinggi, tetapi minim nutrisi dan serat. Akibatnya, tubuh tidak merasa kenyang meski telah mengonsumsinya dalam jumlah besar.

Menurut dr Ahleman, gula dapat memicu rasa lapar berkepanjangan karena hanya meningkatkan kadar glukosa darah dalam waktu singkat.

"Ketika Anda selalu lapar, Anda akhirnya makan lebih banyak daripada yang Anda butuhkan, yang pada akhirnya menyebabkan kenaikan berat badan," kata dr Ahlemann, dilansir dari detikcom, Jumat (19/12/2025).

Rasa lapar yang terus-menerus ini sering membuat seseorang makan berlebihan tanpa sadar, sehingga berat badan meningkat dengan cepat.

2. Jerawat dan Masalah Kulit Muncul Lebih Sering

Tak banyak yang menyadari bahwa gula berlebih dapat berdampak langsung pada kondisi kulit. Konsumsi gula diketahui meningkatkan kadar hormon insulin-like growth factor 1 (IGF-1) dalam tubuh.

"Bersama dengan insulin, IGF-1 merangsang kelenjar sebaceous dan keratinisas berlebihan di area sebaceois, yang menyebabkan kelenjar tersebut tersumbat, sehingga menimbulkan jerawat dan peradangan," ungkap dr Ahlemann.

Akibatnya, jerawat lebih mudah muncul, kulit tampak berminyak, dan peradangan menjadi lebih sering terjadi, terutama pada wajah.

3. Mood Mudah Berubah dan Emosi Tidak Stabil

Lonjakan kadar gula darah setelah mengonsumsi makanan manis sering diikuti penurunan drastis. Kondisi ini dikenal sebagai hipoglikemia, yang bisa memicu rasa lelah, mudah marah, dan perubahan suasana hati.

"Ini disebut hipoglikmia, yang kemudian menyebabkan keinginan makan yang kuat. Pada beberapa orang, hal ini juga menyebabkan perubahan suasana hati dan mudah marah," tambahnya.

Tak heran, orang yang mengonsumsi gula berlebihan sering merasa cepat tersinggung, sulit fokus, dan emosinya naik turun.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Gula Aren vs Gula Pasir: Mana Lebih Sehat untuk Tubuh?

4. Sistem Imun Melemah, Tubuh Mudah Sakit

Jika tubuh terasa lebih sering sakit tanpa sebab yang jelas, bisa jadi asupan gula berlebihan menjadi pemicunya. Menurut dr Ahleman, kelebihan gula dapat mengganggu keseimbangan bakteri di usus.

"Biasanya, gula diserap oleh tubuh melalui usus kecil. Namun, jika jumlah gula sederhana, seperti glukosa dan fruktosa, yang kita konsumsi melebihi kapasitas usus kecil kita, maka gula tersebut akan berakhir di usus besar," jelasnya.

Di usus besar, gula akan “memberi makan” bakteri tertentu yang menghasilkan endotoksin berbahaya.

"Masalahnya adalah sayangnya bakteri tersebut membawa endotoksin pada permukaan bakterinya, yang kemudian bisa meninggalkan usus dan masuk ke aliran darah, menyebabkan peradagan tanpa gejala, yang mempercepat penuaan dan melemahkan sistem kekebalan tubuh," katanya.

5. Penuaan Dini Terjadi Lebih Cepat

Konsumsi gula tinggi terbukti memicu pembentukan Advanced Glycation End Products (AGEs), senyawa yang merusak kolagen kulit.

"Ketika terlalu banyak AGEs, serat kolagen kita menjadi kaku, rapuh, dan mengalami degenerasi. Tubuh juga kurang mampu memperbaiki dirinya sendiri, yang berarti kualitas kolagen kita semakin memburuk," jelas dr Ahlemann.

Dampaknya, kulit menjadi lebih cepat keriput, kendur, dan kehilangan elastisitasnya.

Tanda Tambahan Tubuh Kelebihan Gula yang Sering Diabaikan

Selain lima gejala di atas, kondisi kelebihan gula juga dapat ditandai dengan:

  • Mulut terasa kering
  • Sering haus dan buang air kecil
  • Cepat lelah meski tidak beraktivitas berat
  • Penglihatan kabur
  • Perubahan warna kulit di area lipatan seperti leher atau buku jari

Secara medis, kadar gula darah normal saat puasa berkisar 72–99 mg/dL, sementara setelah makan sebaiknya tidak melebihi 140 mg/dL. Jika angka ini sering terlampaui, risiko diabetes dan komplikasinya meningkat signifikan.

Baca Juga: 7 Cara Efektif Turunkan Gula Darah Tinggi Secara Alami, Wajib Dicoba!

Mengapa Deteksi Dini Sangat Penting?

Kelebihan gula yang dibiarkan berlarut-larut dapat berkembang menjadi prediabetes, diabetes tipe 2, hingga penyakit jantung. 

Selain itu, dampaknya tidak hanya fisik, tetapi juga mental dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Deteksi dini memungkinkan perubahan gaya hidup lebih cepat, mulai dari pengaturan pola makan, peningkatan aktivitas fisik, hingga pengobatan medis jika diperlukan.

Langkah Bijak Mengendalikan Asupan Gula

Untuk menjaga kadar gula tetap stabil, para ahli menyarankan:

  • Membatasi konsumsi minuman manis dan makanan olahan
  • Memperbanyak asupan serat dari sayur dan buah
  • Mengganti gula rafinasi dengan pemanis alami secukupnya
  • Rutin berolahraga
  • Melakukan pemeriksaan gula darah secara berkala

Jika mengalami beberapa tanda kelebihan gula sekaligus, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kesimpulan

Kelebihan gula bukan sekadar soal manis di lidah, tetapi juga ancaman serius bagi kesehatan jangka panjang. 

Tubuh sebenarnya selalu memberi sinyal, mulai dari rasa lapar berlebihan, jerawat, mood tidak stabil, hingga penuaan dini.

Mengenali tanda-tanda ini sejak awal adalah langkah krusial untuk mencegah masalah kesehatan yang lebih besar. 

Mengendalikan konsumsi gula bukan berarti menghilangkannya sepenuhnya, melainkan menempatkannya pada porsi yang tepat agar tubuh tetap sehat, seimbang, dan bertenaga.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us