Writer: Raodatul - Sabtu, 20 Desember 2025 13:07:53
FYPMedia.id - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menunjukkan rasa bangga sekaligus kegembiraannya atas pencapaian luar biasa kontingen Indonesia di SEA Games 2025 Thailand.
Dengan raihan 91 medali emas, Indonesia sukses mengamankan posisi runner-up klasemen akhir, menempel ketat tuan rumah Thailand.
Namun di balik senyum kebanggaan itu, Prabowo berkelakar bahwa besarnya prestasi atlet Tanah Air juga membuat pemerintah harus siap dengan konsekuensi besar: bonus atlet yang nilainya tidak kecil.
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara Akad Massal dan Serah Terima Kunci Rumah Subsidi di Serang, Banten, Sabtu (20/12/2025).
Di hadapan ribuan peserta acara, Prabowo secara khusus menyapa Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir, sembari mengucapkan selamat atas prestasi monumental kontingen Merah Putih di ajang olahraga terbesar Asia Tenggara tersebut.
"Selamat dengan 91 emas, terima kasih," kata Prabowo disambut tepuk tangan hadirin.
Kebanggaan Nasional atas Prestasi Atlet
Capaian 91 medali emas di SEA Games 2025 menjadi salah satu prestasi tertinggi Indonesia dalam satu dekade terakhir. Torehan ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan atlet di arena pertandingan, tetapi juga menjadi indikator meningkatnya kualitas pembinaan olahraga nasional.
Prabowo menegaskan bahwa keberhasilan ini adalah hasil dari kerja keras atlet, pelatih, ofisial, serta dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat.
Ia menyebut para atlet sebagai pejuang bangsa yang telah mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional.
Namun, di tengah kebanggaan tersebut, Prabowo menyelipkan candaan yang langsung mengundang tawa audiens.
"Di satu pihak saya senyum 91 emas, di lain pihak agak pusing juga bonusnya besar juga itu," ucap Prabowo sambil tersenyum.
Candaan tersebut mencerminkan realitas bahwa prestasi besar juga menuntut komitmen anggaran yang besar, khususnya dalam hal pemberian bonus dan apresiasi kepada atlet berprestasi.
Baca Juga: Indonesia Raup 10 Emas di Hari Kedelapan SEA Games 2025, Target 80 Emas Makin Dekat
Bonus Tetap Jalan, Janji Pemimpin Harus Ditepati
Meski berkelakar soal “pusing”, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mundur dari komitmennya untuk memberikan penghargaan yang layak kepada para atlet.
Ia bahkan mengutip falsafah Jawa sabdo pandito ratu, yang berarti ucapan seorang pemimpin adalah janji yang harus dipegang dan diwujudkan.
"Tapi itu sabdo pandito ratu, ucapan seorang pemimpin harus dipegang," ujar Prabowo dengan nada tegas.
Menurutnya, kegembiraan yang dibarengi dengan beban tanggung jawab adalah konsekuensi kepemimpinan.
Ia menilai, bonus bukan sekadar hadiah materi, melainkan bentuk penghormatan negara terhadap perjuangan atlet yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan masa mudanya demi prestasi.
"Gembira tapi pusing nggak apa-apa, yang penting pejuang-pejuang kita, kita hormati dan kita hargai," lanjutnya.
Pernyataan ini sekaligus menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah Prabowo akan menempatkan kesejahteraan atlet sebagai salah satu prioritas dalam kebijakan olahraga nasional.
Rincian Medali dan Posisi Indonesia
Secara keseluruhan, hingga penutupan SEA Games 2025, kontingen Indonesia berhasil mengoleksi 91 medali emas, 112 perak, dan 128 perunggu. Perolehan tersebut memastikan Indonesia finis di posisi kedua klasemen akhir, berada tepat di bawah tuan rumah Thailand.
Keberhasilan ini dikunci sebelum hari terakhir pertandingan. Hingga Jumat (19/12/2025) pukul 22.00 waktu setempat, raihan emas Indonesia sudah tidak mungkin terkejar oleh pesaing terdekatnya, Vietnam.
Pada pembaruan klasemen terakhir:
- Indonesia: 91 emas
- Vietnam: 86 emas
Meskipun Vietnam masih memiliki tiga laga final tersisa dan Indonesia dua peluang emas tambahan, skenario terburuk sekalipun tidak mampu menggoyahkan posisi Indonesia.
Jika Vietnam menyapu bersih seluruh final dan Indonesia gagal menambah emas, total emas Vietnam hanya mencapai 89 keping, tetap di bawah Indonesia.
Dengan demikian, status Indonesia sebagai runner-up SEA Games 2025 dipastikan secara matematis.
Baca Juga: Rizki Juniansyah Raih Emas SEA Games 2025, Pecahkan Dua Rekor Dunia Angkat Besi
Erick Thohir dan Konsistensi Pembinaan Olahraga
Prabowo juga menyampaikan apresiasi kepada Menpora Erick Thohir atas konsistensi pembinaan atlet dan perbaikan sistem olahraga nasional.
Di bawah kepemimpinan Erick, Indonesia dinilai semakin serius membangun ekosistem olahraga berbasis prestasi, sport science, dan keberlanjutan.
Capaian 91 emas ini menjadi bukti bahwa investasi pada pembinaan usia dini, peningkatan kualitas pelatih, serta dukungan fasilitas mulai menunjukkan hasil nyata.
SEA Games 2025 juga menampilkan dominasi Indonesia di sejumlah cabang unggulan seperti:
- Angkat besi
- Bulu tangkis
- Pencak silat
- Atletik
- Panahan
Selain itu, kejutan datang dari beberapa cabang non-tradisional yang mulai menyumbang emas secara konsisten.
Prestasi yang Membawa Tanggung Jawab
Di balik euforia medali, Prabowo mengingatkan bahwa prestasi ini harus menjadi modal evaluasi dan loncatan menuju ajang yang lebih besar, seperti Asian Games dan Olimpiade.
Ia menegaskan bahwa SEA Games bukan tujuan akhir, melainkan batu loncatan menuju panggung dunia.
Bonus besar yang akan diterima atlet, menurut Prabowo, harus dibarengi dengan sistem pembinaan berkelanjutan agar prestasi tidak bersifat sesaat.
Pemerintah, kata dia, harus memastikan bahwa atlet berprestasi juga memiliki masa depan yang jelas setelah pensiun.
Simbol Optimisme Olahraga Nasional
Pernyataan “gembira tapi pusing” yang disampaikan Prabowo bukan sekadar candaan. Kalimat itu mencerminkan optimisme sekaligus kesadaran penuh akan tanggung jawab negara dalam mengelola prestasi olahraga.
Dengan 91 emas SEA Games 2025, Indonesia tidak hanya mencatatkan angka, tetapi juga mengirim pesan kuat bahwa kebangkitan olahraga nasional bukan lagi wacana, melainkan kenyataan yang sedang berjalan.
Ke depan, publik menanti bagaimana janji bonus tersebut direalisasikan dan bagaimana prestasi ini diterjemahkan menjadi kebijakan jangka panjang.
Satu hal yang pasti, bagi Prabowo Subianto, menghargai pejuang olahraga adalah harga mati, meski harus dibayar dengan “pusing” anggaran.