Terlalu Bagus, Karya Fotografer ini Dikira Hasil Editan AI

Terlalu Bagus, Karya Fotografer ini Dikira Hasil Editan AI
Foto: tribun

FYPMedia.id – Sebuah karya fotografi yang memperlihatkan seorang wanita pemilik warung kopi sedang bermain kartu bersama sejumlah laki-laki desa yang sedang bersantai, telah memenangkan penghargaan bergengsi dalam ajang CEWE Photo Award 2023.

Foto ini meraih penghargaan dalam dua kategori sekaligus, yaitu “people” dan kategori umum, menambahkan catatan indah dalam sejarah fotografi.

Dalam kompetisi yang diikuti oleh 509.612 peserta dari berbagai penjuru dunia, Dikye Ariani berhasil meraih tempat pertama dengan karyanya yang penuh makna ini. Foto tersebut berhasil menangkap momen akrab antara perempuan pemilik warung kopi dengan para laki-laki desa yang sedang menikmati waktu santai sambil bermain kartu.

Suasana foto ini menghadirkan nuansa kehangatan dan kebersamaan yang begitu kuat, yang membuatnya menjadi pilihan juri untuk memenangkan kategori people dan kategori umum.

Namun, prestasi Dikye Ariani ini juga turut mengundang kontroversi. Seorang pengusaha digital, Hasto Suprayogo, menyebut bahwa foto tersebut digambarkan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) karena pakaian, suasana, dan tempat yang ditampilkan dianggap tidak biasa.

Melalui akun media sosial pribadinya, Hasto menyatakan perasaannya, “Enggak tahu kenapa, tapi aku merasa kalau foto ini buatan AI. Beberapa hal janggal di foto ini. Wanita memakai kebaya sangat jarang belakangan ini. Lelaki di sekitarnya yang memakai peci dengan gaya berpakaian seperti itu sudah tak lazim.”

Unggahan Hasto ini langsung mencuatkan berbagai komentar di media sosial, dengan banyak warganet yang merasa bahwa Hasto belum memahami keragaman budaya di Indonesia. Mereka menekankan bahwa pakaian seperti kebaya masih umum digunakan oleh wanita di desa-desa di berbagai daerah di Jawa.

Di sisi lain, Dikye Ariani mendapatkan banyak dukungan positif dari kalangan fotografer dan warganet yang tidak memiliki keraguan terhadap integritas karyanya. Rekan-rekan fotografer yang ikut serta dalam proses pemotretan bahkan membagikan foto-foto lain dari berbagai sudut yang menunjukkan momen yang sama.

Selain itu, beberapa video yang memperlihatkan perempuan dengan pakaian dan latar tempat yang sama juga diunggah, membuktikan bahwa momen dalam foto tersebut adalah kenyataan yang tulus.

Kontroversi seputar karya Dikye Ariani ini menjadi perdebatan menarik tentang interpretasi subjektif dalam seni, serta mengingatkan kita akan pentingnya menghormati dan memahami keragaman budaya di Indonesia yang begitu kaya.

Apapun yang menjadi kenyataannya, tidak dapat dipungkiri bahwa foto ini telah berhasil menangkap dan mengabadikan momen yang indah, yang memperkuat hubungan antara manusia dengan budaya dan lingkungannya.

(Rin)