Writer: Riyadz Aqsha - Sabtu, 29 November 2025 08:00:00
Memasuki musim hujan, berbagai wilayah di Indonesia kembali menghadapi ancaman banjir yang datang hampir setiap tahun. Banjir tidak hanya mengganggu aktivitas harian, tetapi juga berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat. Meski sering terjadi, penyebab banjir sebenarnya bukan hanya soal curah hujan tinggi, melainkan gabungan berbagai faktor lingkungan, tata kota, dan perilaku manusia. Berikut penjelasan mengenai penyebab utama banjir yang kerap muncul di musim hujan.
1. Curah Hujan Tinggi yang Tidak Terprediksi
Indonesia berada di daerah tropis dengan pola cuaca yang cepat berubah. Kadang, curah hujan tinggi turun secara mendadak dalam waktu singkat sehingga membuat sistem drainase kewalahan. Ketika debit air turun dalam volume besar, tanah dan kanal air tidak mampu menyerap semuanya dengan cepat.
Curah hujan ekstrem ini semakin diperparah oleh fenomena perubahan iklim global. Pola hujan menjadi tidak menentu—kadang sangat deras dalam waktu singkat—sehingga meningkatkan risiko banjir di berbagai daerah.
2. Sistem Drainase yang Buruk dan Tidak Terawat
Di banyak kota, sistem drainase belum dirancang untuk menampung debit air yang besar. Saluran air yang sempit, tersumbat, atau rusak menyebabkan air hujan tidak bisa mengalir dengan lancar. Akibatnya, air meluap ke jalan, permukiman, hingga fasilitas umum.
Kurangnya perawatan berkala juga menjadi faktor utama. Sampah yang tidak dibersihkan, endapan lumpur, atau sinyalir pembangunan yang menutup saluran air membuat drainase semakin tidak berfungsi maksimal.
3. Penumpukan Sampah yang Menghambat Aliran Air
Sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan, terutama ke sungai dan selokan, merupakan penyebab klasik banjir yang masih sering terjadi. Sampah plastik, limbah rumah tangga, dan material padat lainnya dapat menyumbat aliran air dan akhirnya menutup jalur yang seharusnya dilalui air.
Ketika saluran air tersumbat, air meluap dan menyebabkan banjir meski curah hujan tidak terlalu tinggi. Kebiasaan buruk ini masih menjadi tantangan besar bagi banyak wilayah padat penduduk.
4. Alih Fungsi Lahan dan Minimnya Ruang Resapan
Proses urbanisasi yang pesat membuat banyak lahan kosong atau area hijau berubah menjadi bangunan beton. Akibatnya, ruang resapan air berkurang drastis. Air hujan yang seharusnya meresap ke tanah malah mengalir di permukaan dan menuju daerah rendah sehingga menyebabkan genangan besar.
Tidak hanya itu, pembangunan yang tidak memperhatikan tata ruang—misalnya pembangunan di daerah cekungan atau dekat aliran sungai—memperbesar risiko banjir ketika musim hujan tiba.
5. Sungai yang Mengalami Pendangkalan
Pendangkalan sungai terjadi karena sedimentasi, sampah, dan minimnya normalisasi. Ketika dasar sungai semakin dangkal, kapasitas sungai untuk menampung air pun berkurang. Saat hujan deras, sungai tidak mampu menahan debit air dan akhirnya meluap ke pemukiman sekitarnya.
Pendangkalan sungai menjadi masalah tahunan, terutama di daerah dengan curah hujan tinggi dan aktivitas masyarakat yang banyak menghasilkan limbah.