FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
Banjir Sumatera Mulai Surut: 7 Fakta Terbaru, 604 Korban Meninggal

News

Banjir Sumatera Mulai Surut: 7 Fakta Terbaru, 604 Korban Meninggal

Writer: Raodatul - Selasa, 02 Desember 2025 09:58:48

Banjir Sumatera Mulai Surut: 7 Fakta Terbaru, 604 Korban Meninggal
Sumber gambar: Penampakan Kayu Gelondongan Terseret Ganasnya Banjir Sumatra, Kemenhut Dalami Alur Legalitas. (Foto: Dok. BNPB)

FYPMedia.id - Bencana banjir besar yang melanda Aceh dan sejumlah wilayah di Sumatera akhirnya menunjukkan tanda-tanda mereda. Setelah empat hari cuaca cerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan sebagian besar lokasi terdampak kini mulai surut. 

Namun, pekerjaan berat masih menanti pemerintah: mempercepat pembukaan akses jalan, menyalurkan bantuan, dan mengevakuasi ribuan gelondongan kayu yang berserakan di pemukiman warga.

Tragedi ini menjadi salah satu bencana besar di penghujung tahun, dengan jumlah korban jiwa yang terus bertambah dan kerusakan infrastruktur yang masif. 

Berdasarkan pembaruan BNPB, 604 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara jutaan warga terdampak masih membutuhkan bantuan.

1. Banjir Mulai Surut, Tapi Akses Masih Terputus

Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan bahwa sebagian besar genangan air kini berangsur hilang seiring membaiknya cuaca. Meski begitu, kerusakan infrastruktur membuat distribusi bantuan masih tersendat di beberapa titik.

Suharyanto menegaskan: “Mayoritas sudah surut karena empat hari ini cuaca cerah. Hanya infrastruktur yang putus (jalan/jembatan).”

Dengan banyaknya jalan raya, jembatan, dan saluran utama yang rusak berat, BNPB bersama pemerintah daerah kini fokus membuka jalur agar bantuan logistik, obat-obatan, dan kebutuhan mendesak bisa segera masuk.

Baca Juga: Tragedi Banjir & Longsor Sumatera 2025: 442 Korban Meninggal, 402 Hilang

2. Gelondongan Kayu Di Rumah Warga: Tapser Jadi Sorotan

Salah satu fenomena yang menggegerkan publik adalah munculnya gelondongan kayu besar yang terbawa arus banjir ke permukiman warga. Kayu-kayu raksasa ini menumpuk di halaman, menutup jalan desa, hingga masuk ke dalam rumah.

Suharyanto menjelaskan: “Kayu gelondongan besar-besar itu di Tapsel. Saya sudah masuk ke sana, alat berat lokal sudah bekerja. Kami minta Kemen PU dan sedang inside (masuk ke lokasi) termasuk kami bantu mesin senso, pompa alkon.”

Evakuasi gelondongan kayu dilakukan dengan:

  • Alat berat dari BNPB dan pemda
  • Mesin senso untuk memotong batang
  • Pompa alkon untuk membersihkan endapan lumpur
  • Dukungan tim Kementerian PUPR

Sampai kini, evakuasi masih berlangsung karena volume kayu yang terbawa arus cukup besar dan tersebar di berbagai titik.

3. Korban Meninggal Mencapai 604 Orang

BNPB terus memperbarui data korban jiwa dan dampak bencana melalui Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatin). 

Per Senin (1/12/2025), jumlah korban meninggal mencapai 604 orang, dengan jumlah warga hilang dan terluka yang masih sangat tinggi.

Kepala Pusdatin BNPB, Abdul Muhari, menegaskan: “Data yang tampil data ter-update.”

Berikut data terbaru per pukul 18.24 WIB:

Data Korban Sumatera

  • Korban meninggal: 604 orang
  • Korban hilang: 464 orang
  • Korban luka: 2.600 orang
  • Warga terdampak: 1,5 juta orang
  • Pengungsi: 570 ribu jiwa

Angka ini menunjukkan skala bencana yang sangat besar, bahkan melebihi beberapa tragedi banjir besar sebelumnya di Indonesia.

4. Rincian Korban: Aceh, Sumbar, Sumut Paling Parah

Tiga provinsi paling terdampak adalah Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Berikut rinciannya:

Aceh

  • Korban meninggal: 156 orang
  • Korban hilang: 181 orang
  • Korban luka: 1.800 orang

Sumatera Barat

  • Korban meninggal: 165 orang
  • Korban hilang: 114 orang
  • Korban luka: 112 orang

Sumatera Utara

  • Korban meninggal: 283 orang
  • Korban hilang: 169 orang
  • Korban luka: 613 orang

Besarnya angka korban di Sumut dan Aceh menunjukkan kuatnya arus banjir serta luasnya wilayah yang terdampak longsor.

Baca Juga: Penjarahan 1 Gerai Indomaret di Sibolga Terjadi Saat Jalur Bantuan Terputus

5. Kerusakan Fasilitas Umum Sangat Parah

Selain korban jiwa, kerusakan infrastruktur akibat banjir dan longsor ini juga tergolong masif. BNPB merilis kerusakan berikut:

Rumah Rusak

  • Rusak berat: 3.500 unit
  • Rusak sedang: 4.100 unit
  • Rusak ringan: 20.500 unit

Infrastruktur

  • Jembatan rusak: 271 unit
  • Fasilitas pendidikan rusak: 282 unit

Kerusakan ini menjadi tantangan berat bagi pemulihan jangka panjang, karena banyak warga kehilangan tempat tinggal sekaligus akses pendidikan dan transportasi.

6. Tantangan Besar: Distribusi Bantuan & Pemulihan Akses

Meskipun banjir mulai surut, tantangan terbesar justru hadir dalam tahap pasca-bencana. Banyak jalan desa dan jalur utama tertimbun lumpur tebal atau tertutup kayu besar sehingga menyulitkan pengiriman bantuan ke daerah pedalaman.

Pemerintah pusat dan daerah kini melakukan:

  • Pembersihan jalur logistik
  • Penguatan jembatan darurat
  • Penempatan posko pengungsian tambahan
  • Evakuasi warga yang terisolasi
  • Distribusi makanan siap saji dan air bersih

BNPB menilai bahwa dalam beberapa hari ke depan, pembukaan akses akan menjadi penentu keberhasilan proses pemulihan.

7. Mitigasi Dan Investigasi: Dari Hulu Ke Hilir

Banjir besar yang membawa gelondongan kayu ini kembali membuka diskusi mengenai:

  • Kerusakan hutan
  • Aktivitas pembalakan liar
  • Minimnya pengawasan di daerah hulu
  • Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Meski BNPB belum mengaitkan kayu gelondongan dengan illegal logging, sejumlah pengamat lingkungan menilai kejadian serupa pernah terjadi pada bencana-bencana sebelumnya.

Investigasi mendalam diperkirakan akan dilakukan setelah tahap darurat berakhir.

Baca Juga: 10 Anak Selamat, Bus Sekolah Terperosok ke Galian Proyek di Ciputat Pagi Hari

Suara Publik: Dukungan, Keprihatinan, Dan Tuntutan

Di media sosial, warganet menyuarakan keprihatinan sekaligus mengkritik lambatnya penanganan di sejumlah daerah. Tagar seperti #PrayForSumatera, #SaveAceh, dan #BanjirSumut sempat menjadi trending.

Beberapa harapan yang diungkapkan publik antara lain:

  • Percepatan evakuasi korban hilang
  • Transparansi data korban
  • Bantuan psikososial bagi pengungsi
  • Mitigasi jangka panjang yang lebih serius
  • Penegakan hukum jika ada unsur pembalakan liar

Banyak pihak mengingatkan agar tragedi ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem manajemen bencana secara menyeluruh.

Kesimpulan

Meski air mulai surut, krisis kemanusiaan di Sumatera masih jauh dari selesai. Ratusan ribu pengungsi belum bisa kembali ke rumah, puluhan ribu bangunan rusak, dan lebih dari lima ratus warga masih hilang.

Pekerjaan besar menanti:

  • Evakuasi gelondongan kayu
  • Pembukaan akses jalan
  • Distribusi bantuan
  • Pencarian korban hilang
  • Rehabilitasi rumah dan fasilitas publik

Tragedi ini menjadi pengingat bahwa bencana dapat datang kapan saja, dan kesiapsiagaan serta pengelolaan lingkungan yang lebih baik harus menjadi prioritas nasional.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us