FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
Penjarahan 1 Gerai Indomaret di Sibolga Terjadi Saat Jalur Bantuan Terputus

News

Penjarahan 1 Gerai Indomaret di Sibolga Terjadi Saat Jalur Bantuan Terputus

Writer: Raodatul - Minggu, 30 November 2025 08:00:00

Penjarahan 1 Gerai Indomaret di Sibolga Terjadi Saat Jalur Bantuan Terputus
Sumber gambar: Indomaret Jadi Sasaran Penjarahan/Foto: Dok. Indomaret

FYPMedia.id - Bencana alam besar yang menghantam sejumlah wilayah di Sumatera—mulai dari Aceh, Sumatera Utara hingga Sumatera Barat—mengakibatkan kerusakan parah pada berbagai infrastruktur vital, termasuk jalur distribusi bantuan. 

Di tengah kondisi kritis tersebut, sebuah insiden yang memicu perhatian publik terjadi di Kota Sibolga, Sumatera Utara. Satu gerai Indomaret dilaporkan menjadi sasaran penjarahan oleh oknum warga yang terdesak kondisi dan minim akses bantuan.

Rekaman video amatir yang beredar luas memperlihatkan sekelompok orang membawa keluar berbagai barang kebutuhan dari dalam minimarket tersebut. 

Gerbang toko terlihat terbuka, sementara orang-orang mengambil barang secara serempak tanpa adanya petugas yang mampu mencegah aksi tersebut. Dalam situasi darurat seperti ini, aksi penjarahan kerap muncul sebagai dampak dari terhambatnya distribusi logistik.

Pihak Indomaret pun membenarkan kejadian ini. “Ya memang benar, jalur darat banyak jalan yang tertimbun longsoran sehingga bantuan bencana belum ada yang bisa menuju lokasi,” ungkap Marcomm Executive Director Indomaret, Bastari Akmal, saat dikonfirmasi Sabtu (29/11/2025).

Jalur Bantuan Lumpuh Total Akibat Longsor

Salah satu pemicu utama penjarahan adalah terputusnya jalur darat menuju sejumlah wilayah di Sibolga dan daerah sekitarnya. Akses jalan dipenuhi material longsor berupa batu, lumpur, hingga pepohonan besar yang menutup jalan provinsi maupun jalur kota. 

Akibatnya, pendistribusian bantuan logistik dari pemerintah dan lembaga kemanusiaan tidak dapat masuk selama beberapa hari.

Kondisi ini membuat kebutuhan masyarakat meningkat drastis. Warga yang terisolasi tidak dapat mengakses suplai makanan, air bersih, dan kebutuhan pokok lainnya. 

Situasi inilah yang disinyalir mendorong sebagian oknum melakukan tindakan penjarahan demi memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Dalam beberapa bencana besar sebelumnya, terputusnya jalur distribusi seperti ini juga menghasilkan dinamika sosial yang serupa: meningkatnya keresahan warga, kelangkaan logistik, hingga potensi kriminalitas. Dengan minimnya penjagaan akibat aparat fokus pada proses evakuasi, minimarket menjadi target paling rentan.

Indomaret Belum Menentukan Langkah Hukum

Meski aksi penjarahan jelas merugikan perusahaan, Indomaret menegaskan belum akan mengambil langkah hukum terhadap para pelaku. 

Menurut Bastari Akmal, prioritas utama saat ini bukanlah penegakan hukum, melainkan stabilisasi kondisi masyarakat dan kelancaran distribusi bantuan.

“Belum memutuskan ke arah hukum, yang terpenting kondisi daerah tersebut segera dapat kondusif, utamanya segala bentuk bantuan bisa segera sampai di lokasi,” ujarnya.

Langkah ini dinilai selaras dengan situasi bencana di mana pendekatan kemanusiaan harus didahulukan. Menuntut para pelaku dalam kondisi masyarakat yang sedang panik dan terisolasi justru berisiko memperkeruh keadaan dan menghambat upaya pemulihan.

Baca Juga: Update Terbaru: 303 Korban Tewas dan 279 Hilang Akibat Bencana Sumatera 2025

Indomaret Ikut Salurkan Bantuan Bersama Pemda

Selain menangani insiden penjarahan, Indomaret juga mengonfirmasi bahwa mereka sedang menyalurkan bantuan bagi warga yang terdampak banjir bandang dan longsor. 

Bantuan tersebut berupa kebutuhan pokok yang disalurkan langsung ke titik-titik pengungsian maupun melalui posko pemerintah daerah.

“Indomaret telah berkoordasi dengan pemerintah daerah dalam membantu pemberian bantuan bencana alam tersebut,” pungkas Bastari.

Dengan jaringan toko yang tersebar di berbagai wilayah Sumatera, perusahaan ini menjadi salah satu mitra strategis pemerintah dalam mempercepat pemulihan kebutuhan dasar warga terdampak.

Kronologi Bencana Sumatera: Tiga Provinsi Dilanda Krisis

Seperti diketahui, bencana alam besar melanda tiga provinsi sekaligus dalam waktu berdekatan. Curah hujan ekstrem yang berlangsung selama beberapa hari menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di puluhan titik. Ribuan rumah rusak, ratusan hektar lahan tertimbun material, dan akses jalan vital terputus.

Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mengalami kerusakan terparah, dengan sejumlah wilayah yang benar-benar terisolasi tanpa akses listrik dan komunikasi. Pemerintah pusat mengerahkan helikopter untuk mempercepat distribusi bantuan ke daerah-daerah yang tidak bisa dijangkau kendaraan darat.

Di Sumut, salah satu daerah yang paling terdampak adalah Sibolga. Kota pelabuhan ini mengalami kombinasi banjir dan longsor yang merusak jalan utama serta beberapa fasilitas publik. 

Ribuan warga mengungsi ke tempat lebih aman, sementara petugas gabungan TNI-Polri bersama Basarnas terus melakukan pencarian korban yang hilang.

Dinamika Sosial di Tengah Krisis: Tantangan Pemulihan Daerah Bencana

Insiden penjarahan Indomaret di Sibolga memperlihatkan betapa rentannya stabilitas sosial di tengah bencana besar. Ketika suplai logistik terhambat, masyarakat yang terdampak menghadapi dilema besar antara bertahan hidup dan mematuhi hukum. 

Dalam situasi terdesak, tindakan-tindakan impulsif seperti penjarahan bisa muncul sebagai reaksi atas ketakutan dan kekurangan.

Meski demikian, penting untuk membedakan antara aksi kriminal murni dan tindakan warga yang terdorong oleh rasa lapar dan ketiadaan bantuan. 

Pemerintah daerah diminta segera membuka jalur alternatif dan mempercepat pendistribusian logistik untuk menghindari kejadian serupa.

Beberapa pengamat kebencanaan menilai bahwa peningkatan patroli keamanan di daerah terdampak juga dibutuhkan untuk menjaga ketertiban, sekaligus memastikan masyarakat mendapatkan akses bantuan yang merata.

Baca Juga: Banjir Sumatera 2025: 9 Pernyataan Penting Prabowo soal Lingkungan & Bantuan Darurat

Kesimpulan

Insiden penjarahan gerai Indomaret di Sibolga merupakan contoh nyata bagaimana bencana besar mampu memengaruhi dinamika sosial masyarakat. 

Ketika akses logistik terputus, warga berada dalam kondisi tertekan yang memungkinkan munculnya tindakan di luar kendali. Pihak Indomaret memilih mengedepankan pendekatan kemanusiaan dan berharap stabilitas daerah segera pulih.

Dengan situasi bencana masih berlangsung di tiga provinsi, pemerintah perlu mempercepat pembukaan akses jalan, menambah armada bantuan udara, dan memastikan distribusi logistik berjalan lancar. Tanpa penanganan cepat, potensi penjarahan atau ketegangan sosial dapat kembali muncul.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us