FYPMEDIA.ID – Banyak faktor yang memengaruhi kesehatan mental, seperti aktivitas sehari-hari, kondisi alam, dan keberadaan orang lain disekitar. Salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan mental dan bisa saja jarang kamu pedulikan atau bahkan memang kamu tidak mengetahuinya adalah asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Ternyata baik-buruknya pola makan kamu dapat memengaruhi kualitas mentalmu saat ini hingga beberapa waktu kedepan, lho.
Sebuah penelitian yang belum lama ini dilakukan menunjukkan bahwa pola makan yang sehat dan seimbang dapat memengaruhi kesehatan otak serta kesehatan mental. Penelitian yang dilakukan oleh Ruohan Zhang dkk serta sudah diterbitkan di Nature Mental Health, melibatkan 181.990 peserta di Biobank Inggris. Preferensi makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh peserta terbagi menjadi 10 kategori, seperti buah, daging, cemilan, alkohol, dan sayur. Data-data tersebut dikumpulkan melalui kuesioner secara online.
Penelitian ini menemukan bahwa peserta yang mengonsumsi makanan secara seimbang, seperti sayur, buah, susu, daging, sereal, dan ikan, memiliki lebih sedikit masalah kesehatan mental dan skor kesejahteraan yang lebih tinggi. Sedangkan peserta yang hanya mengonsumsi makanan dengan protein tinggi, tetapi rendah serat cenderung berisiko tinggi untuk mengalami kecemasan, depresi, dan stroke.
Ketika seseorang yang cenderung memilih makan makanan dengan protein tinggi secara berlebihan, seperti daging, terlebih daging tersebut mengandung lemak yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tingkat stres dan risiko gangguan mental yang lebih tinggi. Terjadinya efek tersebut dapat dikaitkan dengan peningkatan pelepasan faktor inflamasi dan penetrasi flora usus melalui dinding usus, yang disebabkan oleh makanan berlemak tinggi.
Hubungan pola makan dengan kesehatan mental
Alasan mengapa apa yang kamu konsumsi dapat memengaruhi otak dan berujung pada kondisi mentalmu adalah karena saluran pencernaan manusia memiliki hubungan langsung dengan otak. Kondisi tersebut dikenal juga dengan istilah gut-brain axis, kondisi di mana usus dan otak membentuk sistem komunikasi dua arah. Mungkin kamu pernah merasakan situasi ini saat sedang deg-degan atau mencemaskan sesuatu dan disaat yang bersamaan kamu merasakan perutmu seperti ada yang tidak beres.
Bagian “usus” dari gut-brain axis sebagian besar berfokus pada mikrobioma, terdiri dari kumpulan bakteri, virus, dan jamur yang hidup di dalam tubuh. Dengan jumlahnya lebih dari 38 triliun bakteri, mikrobioma ini memiliki peran penting bagi manusia, selain untuk mengatur kesehatan fisik atau organ tubuh, mikrobioma juga berperan dalam produksi zat kimia yang mengendalikan perasaan dan emosi. Zat kimia tersebut dalam tubuh manusia, seperti dopamin dan serotonin.
Jadi, ketika kamu mengonsumsi makanan secara seimbang dan yang kaya akan nutrisi maka akan mendorong pertumbuhan bakteri baik. Secara tidak langsung itu juga akan memengaruhi produksi zat kimia tubuhmu secara positif. Dengan begitu sel-sel usus yang terhubung dengan otak akan mengirim sinyal positif dan kondisi mentalmu pun akan ikut terpengaruhi secara positif.
Oleh karena itu, banyak penelitian yang merekomendasikan makanan yang mengandung serat, antioksidan, folate, vitamin D, magnesium, omega-3, dan makanan yang difermentasi tidak hanya berkontribusi besar pada kesehatan tubuhmu, tetapi juga kesehatan mentalmu. Sedangkan ketika kamu mengonsumsi makanan yang mengandung gula dan tepung olahan, tinggi kafein, serta terlalu banyak proses pemasakan, justru dapat meningkatkan kecemasan, rasa lapar, dan gangguan berbagai suasana hati.
Baca juga: https://fypmedia.id/7-kebiasaan-yang-bisa-membuatmu-merasa-bahagia/
Pola makan yang seimbang dapat memainkan peranan penting bagi kesehatan mental dan tubuh, menjadikan hal ini penting untuk dilakukan sedini mungkin. Dengan membiasakan mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang sedini mungkin dapat menjadikan kamu untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat dan berkualitas tinggi. Oleh karena itu, jika kamu masih belum terbiasa lakukan lah secara bertahap. Jangan merasa bahwa gaya hidup sehat itu menyiksa hanya karena kamu langsung mengubah 100% yang kamu konsumsi dan meninggalkan makanan favoritmu.