FYPMEDIA.ID – Ketika kita sedang merasa suka dengan seseorang, ketika sedang jatuh cinta, atau ketika kita sedang memulai sebuah hubungan yang baru dengan orang yang kita sukai maka akan muncul perasaan nyaman, euforia, kebahagiaan, dan sebagainya. Perasaan-perasaan tersebut muncul dan berasal dari bagian otak kita, yaitu Ventral tegmental area (VTA). Ketika kita sedang jatuh cinta maka VTA ini akan bereaksi dan akan memproduksi suatu hormon, yaitu dopamin. Hormon dopamin ini dapat membuat kita merasakan kenyamanan, kebahagiaan, atau bahkan impulsif.
Ketika seseorang sedang menikmati euforia jatuh cinta, terkadang merasa semua akan berjalan baik-baik saja. Tanpa disadari, semakin kita tertarik dengan pasangan kita, semakin kita merasa nyaman dengan pasangan kita sendiri, kita juga akan menjadi ketergantungan dengan pasangan kita. Menganggap bahwa semua harus dijalani bersama, hanya pasangan kita yang mengerti, dan ketergantungan lainnya. Perasaan ketergantungan kepada pasangan sendiri disebabkan oleh meningkatnya hormon oksitosin. Hormon tersebut yang memunculkan rasa percaya, dukungan sosial yang positif, dan kasih sayang dari orang lain, dalam hal ini ialah pasangan.
Namun, di balik kebahagiaan, kepercayaan, dan kenyamanan yang muncul dari hormon-hormon tersebut juga menimbulkan efek negatif bagi bagian otak kita yang lainnya, yaitu Prefrontal cortex (PFC). Bagian otak yang satu ini memiliki kendali atau bertanggung jawab dalam hal urusan kemampuan kognitif, seperti dalam pengambilan keputusan. Hal inilah yang menyebabkan kenapa kita menjadi sulit menggunakan akal sehat kita ketika sedang jatuh cinta.
Selain berpengaruh kepada PFC, ternyata hormon-hormon itu berperan dalam penipisan hormon lainnya, yaitu hormon serotonin. Akibatnya, mood kita menjadi tidak stabil, mudah cemas, bahkan menjadi obsesif. Ketika sudah mencapai tahap obsesif inilah, kita akan mengalami yang namanya “buta” dalam hubungan. Sulit untuk membedakan mana yang benar dan yang salah.
Tidak sampai di sini, ketika kita sudah dibutakan atau di bodohi oleh cinta, kemudian kita berada dititik mengalami sakit hati maka ini akan mengaktifkan bagian otak berupa Insular cortex. Tahap ini mungkin akan menjadi tahap yang krusial. Kenapa? Ketika kita merasa galau dan sedih, secara tidak sadar kita akan mengenang kembali momen-momen bersama pasangan kita. Akibatnya, perasaan rindu ini akan merangsang VTA dan meningkatkan hormon dopamin. Di sinilah terjadi situasi akan muncul alasan-alasan yang tidak masuk akal untuk kembali kepada orang yang telah menyakiti diri kita. Lebih parahnya lagi, kita akan semakin bebal dengan perkataan “you can’t fix someone” karena sudah yakin bahwa “if we keep trying, we can fix someone”.
Jatuh cinta tanpa harus merasa bodoh
Memang terkadang jatuh cinta membuat kita menjadi sulit mengendalikan pikiran kita, hingga akhirnya tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang dianggap bodoh. Namun, perlu diketahui bahwa hal tersebut merupakan salah satu bentuk reaksi biokimia yang ada pada tubuh kita.
Terdapat beberapa cara yang bisa kamu coba agar kamu dapat “waras” dalam mencintai seseorang, sebagai berikut:
Kendalikan ekspektasi
Ketika sedang jatuh cinta, memang tidak mudah untuk menjaga ekspektasi ketika sedang jatuh cinta. Secara tidak sadar kamu berpikir bahwa pasangan kamu akan selalu ada saat kamu membutuhkannya. Namun, kenyataannya pasanganmu tidak 100% akan bisa selalu ada. Pasangan kamu hanyalah manusia biasa yang juga memiliki dunia atau aktivitasnya tersendiri, seperti manusia biasa. Oleh karena itu, latihlah diri kamu untuk bisa menjaga ekspektasi kamu kepada pasanganmu. Ekspektasi yang berlebihan justru akan merugikan diri kamu sendiri.
Jalin komunikasi yang baik
Jagalah komunikasi kamu sebaik mungkin dengan pasangan kamu. Jangan biarkan kesalahpahaman sekecil apapun menjadikan alasan kerenggangan hubungan kalian. Usahakan ciptakan keterbukaan kepada pasanganmu tanpa rahasia agar menuju kelanggengan hubungan. Hindari gengsi atau berharap pasangan kamu yang memulai terlebih dahulu dalam sebuah obrolan, tetapi bangunlah keharmonisan melalui komunikasi yang tepat.
Saling memberikan ruang
Cobalah sesekali kamu dan pasanganmu saling memberikan ruang untuk masing-masing. Maksudnya, biarkan ketidakhadiran satu sama lain menjadi salah satu cara untuk membentuk keharmonisan hubungan. Selalu berada di sisi pasangan atau memaksa pasangan kamu untuk selalu stand by dengan HP-nya juga tidaklah baik, karena lagi-lagi pasangan kamu juga memiliki kesibukannya sendiri.
Saling menghargai
Hargai setiap keputusan yang kamu dan pasangan kamu pilih selama itu baik untuk kelanjutan hubungan kalian. Ketika sedang mengalami perselisihan, hargai pasanganmu jika ingin mengambil jeda. Namun, jangan juga kamu menjadi bersikap “jual mahal” dengan tidak membalas pesan dan menjawab teleponnya.
Hubungan yang baik adalah hubungan yang di dalamnya terjalin keseimbangan dan komunikasi yang baik. Jangan biarkan keromantisan hubunganmu menguasai seluruh duniamu. Jika jatuh cinta mendatangkan kebaikan dalam dirimu maka hargai dan pertahankan. Namun, jika tidak maka sadarlah dan hentikan dengan baik-baik, karena cinta mengajarkan kebahagiaan bersama, bukan membiarkan kamu merasa bodoh sendirian.