Desa Penglipuran Bali Dinobatkan Sebagai Desa Wisata Terbaik

Desa Penglipuran Bali Dinobatkan Sebagai Desa Wisata Terbaik

FYPMedia.id – Desa Penglipuran, Bali dinobatkan sebagai salah satu desa wisata terbaik di dunia oleh The United Nation World Tourism Organization (UNWTO). Penobatan tersebut dilangsungkan pada sidang umum ke 25 UNWTO di Samarkand, Uzbekistan, 16 – 20 Oktober 2023. Desa yang berada di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali ini berhasil terpilih dari 260 kandidat dan lebih dri 60 negara yang terdaftar. Penghargaan yang diberikan UNWTO dalam penganugerahan tersebut mengakui desa – desa terbaik di dunia yang terdepan dalam memelihara keasrian kawasan pedesaan dan melestarikan bentang alam, keanekaragaman budaya, nilai – nilai lokal, dan tradisi kuliner.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyambut baik penghargaan yang diberikan oleh UNWTO tersebut kepada desa – desa wisata di Indonesia. Menuritnya, ini akan menjadi sumber inspirasi bagi desa – desa lainnya di Indonesia untuk mengoptimalkan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan juga warisan budaya yang dimiliki. Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa ini sesuai dengan misi dari Kemenparekraf yakni untuk kebangkitan berbasis ekonomi yang berkeadilan masyarakat.

Pada acara penganugerahan ini, tidak hanya Desa Penglipuran saja yang mendapat penghargaan. Namun, ada juga tida desa wisata di Indonesia yang masuk ke dalam daftar upgrade programme, yaitu Desa Bilebante di Nusa Tenggara Barat (NTB), Desa Pela di Kalimantan Timur, dan Desa Taro di Bali. Ketiga desa tersebut masuk ke dalam 20 desa bimbingan yang kemudian dipersiapkan untuk menjadi desa wisata terbaik selanjutnya. Karena, desa  – desa ini memiliki kans besar untuk meraih penghargaan desa terbaik selanjutnya.

Perlu diketahui, sebelum masuk ke dalam desa wisata terbaik 2023 versi UNWTO, dikutip dari Ocean Earth Travel, Desa Penglipuran pernah dinobatkan sebagai desa bersih dunia versi Green Destination Foundation. Selain lingkungan yang bersih, Desa Penglipuran menjaga kelestarian nilai – nilai adat dan tradisi mereka. Ini dapat terlihat dari arsitektur rumah – rumah yang ada di desa ini. Rumah –  rumah yang terletak di desa ini mempunyai bentuk yang serupa tiap rumahnya. Tersusun rapi dari ujung utama hingga hilir desa. Setiap rumah memiliki angkul – angkul atau pintu gerbang khas Bali yang saling berhadapan antar rumah dan dipisahkan oleh jalan utama desa.

Penataan fisik des aini berdasarkan falsafah Tri Hita Karana yang tetap dipegang teguh oleh masyarakat setempat hingga saat ini. Falsafah Tri Hita  Karana merupakan falsafah yang berasal  dari  agama Hindu, dimana falsafah ini menekankan untuk selalu menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, serta hubungan manusia dengan Tuhan.

 

(riz/riy)