7 Fakta Mengejutkan Varises: Risiko High Heels & Duduk Lama yang Wajib Diketahui!

varises pada wanita

FYP Media.ID – Varises bukan hanya masalah estetika. Di balik urat yang menonjol di kaki, tersembunyi risiko kesehatan serius yang bisa berujung komplikasi berbahaya. Menurut dr. Yuliardy Limengka, B.Med.Sc., Sp.B, Subsp.BVE(K), varises merupakan kondisi medis yang harus diwaspadai, apalagi di era modern yang serba praktis namun minim aktivitas fisik.

Kebiasaan duduk terlalu lama, penggunaan sepatu high heels, dan gaya hidup sedentary menjadi faktor utama meningkatnya kasus varises, terutama pada wanita. Dalam artikel ini, kita akan kupas 7 fakta penting seputar varises – mulai dari penyebab, gejala, hingga cara mencegah dan mengobatinya.

1. 80% Orang Berisiko Alami Varises, Gaya Hidup Jadi Pemicu Utama

Tahukah kamu? Data menunjukkan bahwa 65 hingga 80 persen populasi dunia memiliki varises, meski tidak semuanya membutuhkan tindakan operasi. Lonjakan angka ini berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup modern.

“Dulu, manusia aktif bergerak untuk bertahan hidup. Sekarang, semuanya serba instan dan bisa dilakukan sambil duduk,” ujar dr. Yuliardy.

Sedentary lifestyle, atau gaya hidup yang minim pergerakan, menjadi penyebab utama gangguan aliran darah di kaki. Kurangnya kontraksi otot betis saat duduk lama membuat darah menumpuk di pembuluh vena, menyebabkan varises.

2. Wanita 3 Kali Lebih Rentan Mengalami Varises

Wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami varises, dan ini bukan tanpa alasan. Faktor hormonal memegang peran penting.

Estrogen dan progesteron, dua hormon yang meningkat saat menjelang menstruasi dan selama kehamilan, menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Ditambah lagi, saat hamil, tekanan dalam perut meningkat sehingga menghambat aliran darah balik dari kaki ke jantung.

“Akibatnya, kaki bisa bengkak dan muncul varises,” jelas dr. Yuliardy.

3. Sepatu High Heels: Cantik Tapi Berisiko!

Penggunaan sepatu hak tinggi memang menunjang penampilan, tapi tahukah kamu kalau high heels bisa memicu varises?

Menurut dr. Yuliardy, sepatu hak tinggi membuat otot betis tidak bekerja optimal dalam memompa darah kembali ke jantung. Ini menyebabkan darah menggenang dan berisiko membentuk varises.

Rekomendasinya: Gunakan sepatu dengan hak maksimal 3 cm atau sepatu flat yang tetap mendukung gerakan alami kaki.

4. Gejala Varises Sering Disangka Diabetes!

Salah satu gejala varises yang paling mengecoh adalah perubahan warna kulit kaki menjadi kehitaman. Banyak orang keliru menganggap ini sebagai tanda diabetes, padahal bisa jadi gejala varises.

“Warna hitam ini disebabkan oleh inflamasi dan hemosiderin staining, yaitu zat besi dari darah yang keluar ke jaringan kulit,” terang dr. Yuliardy.

Jadi, jika kamu melihat bercak hitam atau keunguan di area betis atau pergelangan kaki, jangan langsung panik soal diabetes – periksakan kemungkinan varises lebih dulu.

5. 3 Jenis Olahraga Aman untuk Penderita Varises

Tak semua olahraga cocok bagi penderita varises. Aktivitas dengan impact tinggi seperti lari maraton, paddle, atau tenis justru bisa memperburuk kondisi.

Untuk menjaga sirkulasi darah tetap optimal tanpa membebani vena, dr. Yuliardy menyarankan 3 jenis olahraga yang paling aman dan efektif:

  • Bersepeda santai

  • Jalan cepat

  • Berenang

Ketiga olahraga ini membantu kerja otot betis dan melancarkan aliran darah, tanpa menimbulkan tekanan berlebih pada pembuluh vena.

6. Komplikasi Varises Bisa Sebabkan Luka Kronis & Emboli Paru

Jangan sepelekan varises yang terlihat ‘hanya’ seperti benjolan urat. Jika dibiarkan, varises bisa masuk ke stadium lebih lanjut dan memicu komplikasi serius, termasuk:

  • Luka kronis yang tidak kunjung sembuh

  • Trombosis vena dalam (DVT)

  • Emboli paru yang bisa berakibat fatal

“Saya pernah menangani pasien dengan luka di kaki yang tak sembuh selama dua tahun. Setelah diperiksa, ternyata penyebabnya varises, bukan diabetes,” kata dr. Yuliardy.

7. Teknologi Laser Bisa Atasi Varises Tanpa Operasi Besar

Kabar baiknya, varises bisa diobati dengan teknologi modern, salah satunya adalah ablasi laser. Metode ini minim nyeri dan tidak memerlukan operasi besar, cocok untuk pasien yang khawatir dengan proses pembedahan konvensional.

Namun, penting untuk melakukan pemeriksaan terlebih dahulu seperti USG vena untuk menentukan ukuran varises, kondisi vena dalam, dan stadium penyakit.

“Varises seburuk apapun bisa diperbaiki, apalagi jika pasien datang karena alasan estetika sekaligus medis,” tegas dr. Yuliardy.

Cara Mencegah Varises: 5 Tips Sederhana yang Bisa Kamu Lakukan

Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Berikut beberapa langkah mudah untuk mengurangi risiko varises sejak dini:

  1. Hindari duduk atau berdiri terlalu lama. Bangun dan gerakkan kaki setiap 30–60 menit.

  2. Pilih sepatu yang nyaman dan tidak terlalu tinggi.

  3. Jaga berat badan ideal untuk mengurangi tekanan pada vena.

  4. Tingkatkan asupan serat dan air putih agar tidak terjadi sembelit, yang bisa meningkatkan tekanan dalam perut.

  5. Gunakan stoking kompresi jika kamu bekerja lama duduk atau berdiri.

Kesimpulan: Waspadai Varises, Gaya Hidup Sehat Adalah Kunci

Varises bukan hanya masalah estetika, tapi bisa menjadi masalah kesehatan yang serius. Dengan meningkatnya gaya hidup sedentary dan penggunaan high heels yang berlebihan, risiko varises semakin besar, terutama bagi wanita.

Mewaspadai gejala, memilih olahraga yang tepat, serta mengadopsi gaya hidup sehat adalah kunci utama untuk mencegah dan mengatasi varises secara efektif.

Jika kamu mengalami gejala mencurigakan seperti kaki bengkak, nyeri, atau bercak hitam, segera konsultasikan dengan dokter spesialis pembuluh darah. Jangan tunggu hingga komplikasi muncul.