7 Alasan Berat Badan Susah Turun Saat Diet & Tips Efektif Mengatasinya

berat badan
Ilustrasi karena stress berat badan tidak turun/Sumber Foto: Alodokter

FYPMedia.id  – Memiliki tubuh sehat dan berat badan ideal tentu menjadi impian banyak orang. Namun kenyataannya, proses menurunkan berat badan tidak semudah yang dibayangkan. 

Meski sudah menjalani diet ketat, banyak orang mengeluh karena berat badannya tidak juga turun, bahkan sering kali malah stagnan di angka yang sama. Kenapa hal ini bisa terjadi? Rupanya, penurunan berat badan bukan hanya soal mengatur pola makan. 

Ada banyak faktor lain yang bisa mempengaruhi, mulai dari gaya hidup, kebiasaan sehari-hari, kondisi medis, hingga faktor psikologis.

Berikut 7 alasan kenapa berat badan bisa sulit turun meski sudah diet ketat, sekaligus tips jitu untuk mengatasinya agar program diet Anda lebih efektif.

1. Makan Terlalu Cepat

Di tengah rutinitas yang serba padat, banyak orang makan terburu-buru. Padahal, makan terlalu cepat membuat tubuh tidak sempat menangkap sinyal kenyang, sehingga porsi yang dikonsumsi jadi berlebihan.

Solusi: Terapkan mindful eating. Nikmati setiap suapan, kunyah makanan perlahan, dan hindari distraksi seperti bermain ponsel saat makan. Cara ini terbukti membuat Anda lebih cepat kenyang dan mendukung penurunan berat badan jangka panjang.

2. Kurang Asupan Protein

Protein berperan penting dalam menjaga rasa kenyang lebih lama dan membantu metabolisme tubuh tetap aktif. Jika pola makan rendah protein, Anda akan lebih mudah lapar dan cenderung ngemil.

Solusi: Tambahkan sumber protein sehat seperti telur, ikan, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, atau produk susu rendah lemak ke dalam menu harian Anda.

Baca Juga: 7 Cara Coping Mechanism Sehat Hadapi Stres Berat dan Tekanan Hidup

3. Kurang Gerak dan Olahraga

Diet tanpa olahraga ibarat berjalan pincang. Tubuh tetap membutuhkan aktivitas fisik untuk membakar kalori yang masuk. Jika kurang olahraga, kalori akan menumpuk menjadi lemak.

Solusi: Lakukan kombinasi olahraga aerobik (lari, bersepeda, berenang) dan latihan kekuatan seperti angkat beban untuk hasil optimal.

4. Masih Konsumsi Gula Berlebih

Banyak orang merasa sudah diet, tetapi masih rutin minum kopi manis, boba, atau jus buah dalam jumlah banyak. Minuman manis adalah musuh terbesar diet karena tinggi kalori namun rendah nutrisi.

Solusi: Kurangi konsumsi minuman manis. Ganti dengan air putih, infused water, atau teh hijau tanpa gula.

5. Kurang Tidur

Tidur yang cukup berperan besar dalam menjaga keseimbangan hormon. Kurang tidur meningkatkan hormon ghrelin (pemicu rasa lapar) dan menurunkan hormon leptin (pengatur rasa kenyang).

Solusi: Tidurlah 7–9 jam per malam untuk orang dewasa. Kualitas tidur yang baik membantu metabolisme lebih optimal.

6. Stres Berlebihan

Stres membuat tubuh memproduksi hormon kortisol yang memicu nafsu makan berlebih. Akibatnya, Anda rentan mengalami stress eating atau ngemil tanpa kontrol.

Solusi: Kelola stres dengan meditasi, yoga, olahraga ringan, atau sekadar melakukan hobi yang menyenangkan.

7. Kurang Minum Air Putih

Air putih berperan penting dalam metabolisme dan pembakaran lemak. Kekurangan cairan membuat tubuh sulit membakar kalori secara efisien.

Solusi: Minumlah minimal 6–8 gelas per hari. Biasakan minum segelas air putih sebelum makan agar tubuh tidak salah mengira haus sebagai rasa lapar.

Selain tujuh alasan diatas, beberapa alasan berikut ini bisa jadi penyebab berat badan tidak turun:

  • Konsumsi Obat-obatan Tertentu

Beberapa jenis obat, seperti obat tekanan darah, antidepresan, antidiabetes, dan antihistamin, bisa memperlambat metabolisme atau menahan cairan dalam tubuh.

Solusi: Jika Anda sedang mengonsumsi obat tertentu dan merasa berat badan sulit turun, konsultasikan dengan dokter untuk alternatif atau penyesuaian dosis.

  • Hipotiroidisme

Gangguan hormon tiroid (hipotiroidisme) membuat metabolisme tubuh melambat, sehingga proses pembakaran kalori jadi kurang efektif. Penderita hipotiroid juga sering merasa cepat lelah sehingga kurang beraktivitas.

Solusi: Lakukan pemeriksaan medis. Jika benar mengalami hipotiroidisme, ikuti pengobatan sesuai anjuran dokter agar metabolisme kembali stabil.

  • Terjebak dalam Pola Diet Yo-Yo

Banyak orang tergoda mencoba diet ekstrem yang menjanjikan hasil cepat. Padahal, diet ketat yang tidak seimbang hanya menurunkan berat badan sementara. Begitu berhenti, berat badan melonjak kembali bahkan lebih tinggi.

Solusi: Pilih pola makan yang seimbang dan berkelanjutan. Jangan sekadar ikut tren, tapi sesuaikan dengan kondisi tubuh dan gaya hidup Anda.

Baca Juga: 7 Alasan Diet Mediterania Dinobatkan Sebagai Diet Terbaik di 2025

  • Kurang Konsistensi

Faktor terakhir dan paling sering terjadi adalah kurangnya konsistensi. Banyak orang ingin hasil instan, padahal penurunan berat badan adalah proses jangka panjang.

Solusi: Disiplin dalam menjaga pola makan, olahraga, tidur, dan manajemen stres. Ingat, konsistensi lebih penting daripada hasil cepat.

Tips Ampuh Agar Diet Tidak Stagnan

Jika berat badan Anda tidak juga turun meski sudah berusaha, jangan menyerah dulu. Berikut beberapa langkah sederhana tapi efektif:

  • Tingkatkan durasi olahraga secara bertahap, misalnya dari 20 menit menjadi 30–60 menit per hari.
  • Perbanyak aktivitas fisik sehari-hari, seperti berjalan kaki, naik tangga, atau melakukan pekerjaan rumah.
  • Perhatikan kualitas tidur, bukan hanya kuantitasnya.
  • Kelola stres dengan cara sehat, bukan dengan makanan.
  • Perbanyak konsumsi air putih sepanjang hari.
  • Jika perlu, konsultasikan program diet ke dokter atau ahli gizi agar sesuai dengan kondisi tubuh Anda.

Menurunkan berat badan bukan hanya soal diet ketat, tetapi gabungan dari pola makan sehat, olahraga, tidur cukup, manajemen stres, hingga kondisi medis tertentu. Jangan mudah putus asa ketika berat badan stagnan, karena setiap tubuh punya prosesnya masing-masing.

Dengan memahami berbagai penyebab berat badan sulit turun dan menerapkan solusi yang tepat, impian memiliki tubuh sehat dan ideal bukan hal mustahil. Ingat, kuncinya ada pada kesabaran, konsistensi, dan gaya hidup sehat berkelanjutan.