FYPMEDIA.ID-Hannah Neeleman ‘Ballerina Farm’, seorang konten kreator dengan akun TikTok @ballerinafarm yang memiliki 8,5 juta pengikut, telah menjadi pusat perhatian dan kontroversi. Ballerina Farm miliknya juga memiliki 9,3 juta pengikut di Instagram dan 1,61 juta subscriber di YouTube. Meskipun terkenal dan viral di berbagai platform media sosial, perjalanan keluarga Hannah Neeleman tidak luput dari polemik yang mengarah pada isu seksisme dan misoginis.
Profil Hannah Neeleman ‘Ballerina Farm’ dan Kontroversi “Trad Wife”
Hannah Neeleman mencitrakan dirinya sebagai seorang ibu rumah tangga tradisional yang mengurus keluarga sembari bertani. Hal ini memberinya julukan “Trad Wife”, istilah yang merujuk pada perempuan yang mengadopsi peran tradisional dalam kehidupan keluarga, seperti mengurus anak, suami, dan rumah. Namun, kontroversi muncul ketika publik mulai meragukan keaslian citra tersebut setelah mengetahui latar belakang keluarganya yang kaya raya. Suaminya, Daniel Neeleman, adalah pewaris perusahaan maskapai penerbangan, dan keluarganya memiliki hubungan dengan pendiri maskapai besar seperti JetBlue dan WestJet.
Aspek Seksisme dan Misoginis dalam Kasus Ballerina Farm
Kontroversi Ballerina Farm mencerminkan beberapa isu seksisme dan misoginis yang lebih luas:
1. Ekspektasi Gender Tradisional
– Seksisme dalam “Trad Wife”: Konsep “Trad Wife” mengandung unsur seksisme dengan menekankan peran perempuan sebagai pengurus rumah tangga, mengesampingkan aspirasi profesional atau individu mereka. Meskipun beberapa perempuan memilih peran ini secara sukarela, adanya tekanan sosial untuk mematuhi norma-norma gender tradisional dapat membatasi kebebasan pilihan mereka.
2. Penggambaran Tidak Realistis
– Misoginis dalam Penyampaian Citra: Menggambarkan kehidupan tradisional dan sederhana sementara memiliki latar belakang kaya raya bisa dianggap misoginis karena menciptakan standar yang tidak realistis bagi perempuan lain. Hal ini bisa memicu rasa rendah diri dan ketidakpuasan di kalangan perempuan yang tidak dapat memenuhi standar ideal yang ditampilkan.
3. Peran Dominan Laki-Laki
– Seksisme dalam Kontrol Narasi: Laporan dari jurnalis The Times of London menyebutkan bahwa Hannah Neeleman sering disela atau dikoreksi oleh suami atau anaknya saat memberikan jawaban. Hal ini mencerminkan dominasi laki-laki dalam mengontrol narasi, yang bisa diartikan sebagai seksisme, dengan mengurangi suara perempuan dalam bercerita atau berbagi pengalaman.
Kontroversi Daniel Neeleman dan Tuduhan Misoginis
Kasus Hannah Ballerina Farm telah menimbulkan kontroversi karena beberapa pihak berpendapat bahwa Daniel Neeleman, suami Hannah, mungkin memiliki sikap misoginis. Hal ini karena Daniel dianggap tidak menghargai bakat dan dedikasi Hannah, serta mungkin memiliki hak istimewa yang tidak adil terhadapnya. Kritik ini mencuat setelah adanya laporan bahwa Daniel sering menginterupsi atau mengoreksi Hannah saat berbicara, memperlihatkan kontrol yang berlebihan atas narasi yang disampaikan oleh istrinya.
RefleksiĀ
Kasus Ballerina Farm menyoroti pentingnya kesadaran akan isu seksisme dan misoginis dalam narasi media sosial. Penting bagi kita untuk melihat di balik citra yang ditampilkan dan memahami konteks yang lebih luas. Dalam masyarakat modern, mendorong kesetaraan gender dan menghormati pilihan individu tanpa memaksakan norma-norma tradisional adalah langkah penting menuju kemajuan sosial.
Citra “Trad Wife” yang ditampilkan oleh Hannah Neeleman mungkin menginspirasi beberapa orang, tetapi juga bisa memperkuat stereotip gender yang membatasi. Kontroversi ini mengingatkan kita untuk kritis dalam mengevaluasi konten media sosial dan selalu mencari kebenaran di balik citra yang ditampilkan. Memahami dan mengatasi sikap misoginis dalam masyarakat adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih adil dan setara bagi semua orang.