Writer: Raodatul - Jumat, 26 Desember 2025 11:05:25
FYPMedia.id - Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-13, KH Ma’ruf Amin, resmi mengambil langkah besar dalam perjalanan hidupnya.
Tokoh ulama sekaligus negarawan senior itu memutuskan mengundurkan diri dari dua posisi strategis, yakni sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Keputusan ini menandai babak baru dalam perjalanan panjang Ma’ruf Amin di panggung keumatan dan politik nasional. Setelah puluhan tahun mengabdi di berbagai struktur organisasi dan negara, Ma’ruf Amin memilih purna tugas demi regenerasi kepemimpinan.
Surat Pengunduran Diri Disampaikan Sejak November 2025
Pengunduran diri Ma’ruf Amin dari kepengurusan MUI bukan keputusan mendadak. Surat resmi telah diajukan kepada Ketua Umum MUI, Anwar Iskandar, pada 28 November 2025, dan baru dibahas secara resmi oleh pimpinan MUI pada akhir Desember 2025.
Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi MUI, Masduki Baidlowi, membacakan langsung surat tersebut di hadapan jajaran pimpinan.
"Pengunduran diri tersebut berkaitan dengan usia beliau (Ma'ruf Amin) yang sudah lanjut. Dan beliau merasa sudah terlalu lama mengabdi di MUI," kata Masduki seperti dikutip detikcom, Selasa (23/12).
Alasan usia dan lamanya pengabdian menjadi poin utama dalam keputusan tersebut. Ma’ruf Amin menilai sudah saatnya tongkat estafet diberikan kepada generasi yang lebih muda.
Baca Juga: UMP DKI 2026 Rp5,72 Juta, DPRD Dorong Jaminan Sosial dan Subsidi Pangan
Jejak Panjang Ma’ruf Amin di Majelis Ulama Indonesia
Nama Ma’ruf Amin tak bisa dipisahkan dari MUI. Rekam jejaknya di organisasi ulama terbesar di Indonesia itu terbilang lengkap dan panjang. Ia pernah menjabat sebagai:
- Anggota Komisi Fatwa MUI
- Ketua Umum MUI
- Ketua Dewan Pertimbangan MUI selama dua periode
Pengabdian lintas generasi ini menjadikan Ma’ruf Amin sebagai salah satu figur sentral dalam sejarah MUI modern. Namun, menurut Masduki, hingga kini MUI belum mengambil keputusan final terkait pengunduran diri tersebut.
"Tentunya kami akan membahas (surat pengunduran Ma'ruf Amin) tersebut di tingkat internal dulu," ujar Masduki.
Mundur dari Dewan Syuro PKB, Pilih Uzlah dari Struktur Politik
Tak hanya dari MUI, Ma’ruf Amin juga menyatakan mundur dari jabatan Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Informasi ini turut disampaikan oleh Masduki kepada awak media.
"Beliau juga mundur dari jabatan Ketua Dewan Syuro PKB," ungkapnya.
Pengunduran diri ini dikonfirmasi pula oleh jajaran elite PKB. Ketua Bidang Komunikasi Informasi dan Teknologi DPP PKB, Ahmad Iman Sukri, menyebut bahwa keputusan tersebut sebenarnya telah disampaikan cukup lama.
“Soal Kiai Ma’ruf Amin mengundurkan diri sudah lama,” kata Sukri saat dikonfirmasi Tempo, Selasa, 23 Desember 2025.
Uzlah, Tapi Tetap Membantu dari Luar Struktur
Meski mundur dari jabatan struktural, Ma’ruf Amin tidak sepenuhnya meninggalkan PKB maupun MUI. Sukri menjelaskan bahwa Ma’ruf Amin memilih uzlah, atau tidak lagi aktif dalam kepengurusan formal, namun tetap siap memberikan nasihat dan dukungan moral.
Ia telah menyampaikan niat tersebut langsung kepada Ketua Umum PKB. Langkah ini dipahami sebagai bentuk kebijaksanaan seorang senior yang ingin memberi ruang tumbuh bagi kader penerus tanpa benar-benar meninggalkan perjuangan.
Alasan Utama: Usia, Regenerasi, dan Waktu yang Tepat
Dalam surat pengunduran dirinya dari MUI periode 2025–2030, Ma’ruf Amin secara terbuka menyampaikan refleksi personal mengenai usia dan masa pengabdian.
Ia menegaskan bahwa keputusannya bukan karena konflik, melainkan karena keyakinan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk berhenti.
“Sudah saatnya saya untuk istirahat dan mengundurkan diri dari kepengurusan MUI, demi regenerasi tugas dan tanggung jawab kepada tokoh lain yang lebih muda dan kompeten,” tulis Ma’ruf Amin dalam suratnya, seperti dikutip dari Antara, 23 Desember 2025.
Pernyataan ini memperkuat citra Ma’ruf Amin sebagai tokoh yang konsisten mendorong regenerasi kepemimpinan di tubuh organisasi keagamaan dan politik.
Permohonan Maaf dan Penutup Pengabdian
Tak hanya menyampaikan alasan pengunduran diri, Ma’ruf Amin juga menyertakan permohonan maaf terbuka kepada seluruh jajaran MUI. Ia menyadari bahwa selama menjalankan tugas, mungkin terdapat tutur kata atau kebijakan yang tidak berkenan.
Langkah ini dipandang banyak pihak sebagai penutup yang elegan atas perjalanan panjang seorang ulama negarawan yang pernah berada di pusat kekuasaan nasional.
Dampak Politik dan Organisasi
Pengunduran diri Ma’ruf Amin dari dua lembaga strategis sekaligus tentu membawa implikasi besar, baik bagi MUI maupun PKB. Kedua institusi kini dihadapkan pada tantangan regenerasi kepemimpinan, sekaligus menjaga kesinambungan nilai dan arah organisasi.
Bagi PKB, posisi Ketua Dewan Syuro memiliki peran penting dalam menjaga garis ideologis dan moral partai.
Sementara bagi MUI, figur Ma’ruf Amin selama ini menjadi simbol moderasi, otoritas keagamaan, dan jembatan antara ulama dan negara.
Kesimpulan
Keputusan Ma’ruf Amin mundur dari MUI dan PKB menandai akhir satu bab penting dalam sejarah kepemimpinan ulama nasional.
Namun, di saat yang sama, ini menjadi awal ruang baru bagi generasi penerus untuk tampil dan melanjutkan estafet perjuangan.
Dalam lanskap politik dan keagamaan Indonesia yang terus berubah, langkah Ma’ruf Amin ini dipandang sebagai contoh kedewasaan politik, keteladanan moral, dan kesadaran akan pentingnya regenerasi demi keberlanjutan organisasi.