Writer: Raodatul - Rabu, 03 Desember 2025 12:10:22
FYPMedia.id - Dalam upaya mempercepat penanganan darurat di wilayah bencana Sumatera, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mengerahkan gelombang besar bantuan kesehatan dan logistik medis.
Dukungan ini dikirim ke tiga provinsi yang mengalami dampak paling berat akibat banjir, longsor, dan kerusakan infrastruktur, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Penguatan layanan kesehatan ini menjadi sangat krusial mengingat ribuan warga kini berada di pengungsian, akses jalan banyak terputus, serta fasilitas kesehatan setempat berada dalam tekanan tinggi.
Untuk itu, Kemenkes menegaskan bahwa seluruh sumber daya dikerahkan agar pelayanan tetap berjalan tanpa jeda.
Respons Cepat Kemenkes: Rapid Health Assessment untuk Petakan Risiko
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Agus Jamaludin, menjelaskan bahwa langkah pertama yang dilakukan pemerintah adalah rapid health assessment atau penilaian cepat kesehatan di seluruh wilayah terdampak.
Pemantauan ini bertujuan mengetahui kebutuhan mendesak, jumlah warga terdampak, serta risiko kesehatan yang muncul akibat banjir dan longsor.
“Sebagai langkah awal rapid health assessment langsung telah dilakukan untuk memetakan risiko dan kebutuhan mendesak,” ujar Agus Jamaludin, dikutip dari CNNIndonesia, Rabu (3/12/2025).
Hasil pemetaan tersebut menjadi dasar penyaluran bantuan logistik serta penguatan fasilitas kesehatan yang kini bekerja dalam kondisi darurat.
Baca Juga: TNI AU Terjunkan 180 Helibox: Operasi Udara Salurkan Bantuan untuk Warga Sumatera 2025
Seluruh Puskesmas dan RS Disiagakan, Layanan Mobile Dipertebal
Untuk memastikan pelayanan berjalan maksimal, Kemenkes menginstruksikan seluruh puskesmas dan rumah sakit di tiga provinsi tersebut untuk bersiaga penuh. Selain itu, pos-pos kesehatan di titik pengungsian diperkuat dengan tambahan tenaga medis serta layanan mobile.
“Kami memperkuat layanan dasar, skrining, penanganan penyakit infeksi, dan pemantauan kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, dan lansia,” tegas Agus Jamaludin.
Kemenkes juga menekankan pentingnya pemantauan penyakit menular, mengingat kondisi pengungsian rentan memicu peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan, diare, hingga penyakit kulit.
20.000+ Logistik Kesehatan Sudah Dikirim dari Jakarta
Menurut data resmi hingga 1 Desember 2025, Kemenkes telah mengirimkan ribuan unit logistik medis untuk memenuhi kebutuhan mendesak warga terdampak. Pengiriman dilakukan secara bertahap bekerja sama dengan dinas kesehatan daerah dan pos komando tanggap darurat.
Bantuan yang telah dikirim antara lain:
- 103 unit oxygen concentrator
- 11.200 dus PMT Balita
- 6.000 dus PMT untuk Ibu Hamil
- Ratusan paket obat-obatan esensial
- Barang medis habis pakai (BMHP)
- 2.000 masker bedah
- 500 sarung tangan medis
- 10 set APD lengkap bagi petugas kesehatan
- 5 pasang sepatu boot
- 2 sprayer manual
- 2 paket water quality test kit
- 100 jerigen lipat
Bantuan tambahan lainnya mencakup 93 kantong jenazah, 5.500 kantong sampah medis berbagai ukuran, serta paket penjernih dan disinfektan air untuk menjamin ketersediaan air bersih di lokasi terdampak.
Agus menegaskan kembali dalam pernyataannya, “Lalu 93 kantong jenazah, 5.500 kantong sampah medis berbagai ukuran, paket penjernih dan disinfektan air, serta 25 dus obat-obatan untuk layanan kesehatan.”
Penguatan Konektivitas: Kemenkes Kirim Starlink untuk Komunikasi Darurat
Dalam bencana besar seperti di Sumatera kali ini, komunikasi menjadi salah satu kendala terbesar. Banyak jaringan telekomunikasi terganggu akibat listrik padam atau tower rusak.
Untuk mengatasi hal ini, Kemenkes mengaktifkan perangkat Starlink di beberapa titik sehingga koordinasi antara tim medis, relawan, dan pemerintah daerah bisa berlangsung tanpa hambatan.
“Kemenkes juga memasang perangkat Starlink untuk menjaga kelancaran komunikasi,” jelas Agus.
Kehadiran sistem komunikasi satelit ini menjadi faktor penting dalam mempercepat penanganan pasien dan pengiriman logistik ke wilayah yang benar-benar terisolasi.
Baca Juga: Banjir dan Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar: 774 Meninggal, 551 Hilang
Tenaga Medis Cadangan Dikerahkan, Layanan Esensial Diperluas
Dalam aspek tenaga kesehatan, Kemenkes telah menurunkan tiga tim Tenaga Cadangan Kesehatan – EMT (Emergency Medical Team) untuk memperkuat layanan esensial di daerah terdampak.
Di Sumatera Barat, tim EMT membuka 13 titik layanan kesehatan, bekerja sama dengan berbagai organisasi profesi seperti IDI, IBI, dan IAI.
Layanan yang diberikan mencakup:
- pemeriksaan umum
- konsultasi psikologi
- pemantauan gizi
- pendampingan ibu menyusui
- penanganan penyakit infeksi
- rujukan medis untuk kasus berat
“Di Sumatera Barat, 13 titik layanan dibuka bersama organisasi profesi, mulai dari layanan umum, konsultasi psikologi, hingga pendampingan menyusui,” tambah Agus.
Selain itu, EMT dari rumah sakit vertikal seperti RSUP Adam Malik Medan, RSCM, dan RSUP M Djamil Padang telah siaga untuk menerima pasien rujukan dari wilayah bencana.
Kemenkes juga mengirim berbagai dokter spesialis, meliputi:
- spesialis emergensi
- ortopedi
- obgyn
- dokter anak
- anestesi
- dokter umum
- perawat terlatih
“Pihaknya juga mengirim dokter spesialis emergensi, ortopedi, obgyn, anak, anestesi, dokter umum, serta perawat untuk memastikan layanan tetap optimal,” kata Agus.
Koordinasi Intensif dengan Daerah agar Tak Ada Kebutuhan yang Terlewat
Agus Jamaludin menekankan bahwa setiap proses penanganan di lapangan tidak dijalankan sendiri. Semua langkah dilakukan lewat koordinasi erat dengan dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota.
“Kami berkoordinasi erat dengan dinas kesehatan daerah untuk memastikan kebutuhan kesehatan warga terpenuhi tanpa jeda,” ujarnya.
Pemantauan dilakukan setiap hari melalui HEOC (Health Emergency Operation Center) untuk memastikan mobilisasi logistik dan tenaga medis berjalan efektif.
Ancaman Penyakit Akibat Banjir Masih Tinggi
Selain kebutuhan dasar seperti makanan dan air bersih, ancaman penyakit menular menjadi fokus utama pemerintah. Banjir dan longsor berpotensi memicu:
- leptospirosis
- diare akut
- infeksi kulit
- ISPA
- demam berdarah
- malaria di wilayah tertentu
Karena itu, penyediaan air bersih dan sanitasi menjadi prioritas bersama dengan distribusi logistik medis.
Baca Juga: Banjir Sumatera Mulai Surut: 7 Fakta Terbaru, 604 Korban Meninggal
Kemenkes: Jika Dibutuhkan, Bantuan Akan Ditambah
Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa penyaluran bantuan tidak berhenti pada tahap pertama. Semua perkembangan di lapangan terus dipantau, terutama terkait:
- kesiapan fasilitas kesehatan
- kebutuhan logistik tambahan
- kondisi kesehatan masyarakat
- potensi risiko infeksi di pengungsian
Agus menutup pernyataannya dengan komitmen untuk terus berada di garis depan. “Kami terus memantau situasi dan siap menambah dukungan bila diperlukan,” tegasnya.
Kesimpulan
Kemenkes menunjukkan respons cepat dan terukur dalam menangani bencana besar yang melanda wilayah Sumatera.
Dengan mengirim lebih dari 20.000 item logistik kesehatan, mengerahkan tim EMT, menyiagakan fasilitas kesehatan, serta memperkuat komunikasi menggunakan Starlink, pemerintah memastikan warga terdampak tidak menghadapi bencana ini sendirian.
Upaya ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara pusat, daerah, tenaga medis, dan relawan adalah kunci menjaga keselamatan masyarakat di masa tanggap darurat.