FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
TNI AU Terjunkan 180 Helibox: Operasi Udara Salurkan Bantuan untuk Warga Sumatera 2025

News

TNI AU Terjunkan 180 Helibox: Operasi Udara Salurkan Bantuan untuk Warga Sumatera 2025

Writer: Raodatul - Rabu, 03 Desember 2025 11:46:35

TNI AU Terjunkan 180 Helibox: Operasi Udara Salurkan Bantuan untuk Warga Sumatera 2025
Sumber gambar: TNI AU terjunkan bantuan ke Aceh Tamiang (Foto: Dok TNI)

FYPMedia.id - Upaya penanganan bencana di Sumatera terus berlangsung intensif seiring terbatasnya akses darat yang menghambat distribusi logistik. Di tengah kondisi penuh tantangan itu, TNI Angkatan Udara (TNI AU) kembali menjadi tulang punggung pengiriman bantuan udara dengan menjalankan dua misi besar pada 1–2 Desember 2025, masing-masing di Tapanuli Utara (Sumut) dan Aceh Tamiang (Aceh).

Dalam operasi ini, TNI AU mengerahkan pesawat angkut CN295 yang terkenal mampu bermanuver di wilayah berbukitan. Total 90 helibox diterjunkan pada masing-masing lokasi. 

Cara ini dipilih karena sejumlah desa dan kecamatan terdampak masih terisolasi akibat jalan rusak, jembatan terputus, hingga medan curam pascabencana.

Operasi airdrop tersebut disebut sebagai salah satu misi logistik udara terbesar dalam masa tanggap darurat di Sumatera tahun 2025, dengan total ratusan kilogram bantuan pokok yang dikirim hanya dalam waktu dua hari.

Airdrop 90 Helibox di Tapanuli Utara

Pada Senin, 1 Desember 2025, TNI AU mengirimkan 90 helibox untuk masyarakat di desa terpencil Tapanuli Utara. Bantuan diberangkatkan dari Lanud Soewondo, Medan Polonia, menggunakan pesawat CN295 dan dilakukan dalam tiga sortie penerbangan.

Setiap helibox berisi ±5 kg logistik darurat, mulai dari makanan siap saji, susu, kebutuhan kebersihan, hingga obat-obatan dasar. Total bobot yang diterjunkan mencapai 450 kilogram.

Pilot CN295, Letkol PNB Ari Wicaksono, menjelaskan bahwa operasi tidak berjalan mudah. Awan rendah menutupi salah satu titik penerjunan awal, sehingga lokasi drop zone (DZ) harus diubah.

"Awalnya ada dua titik DZ, tetapi DZ pertama di Desa Pagar terpaksa dibatalkan akibat awan rendah. Seluruh penerjunan pun dipusatkan di Desa Batu Arimo," ujarnya dalam laporan Metro Hari Ini, Metro TV.

Desa Batu Arimo sendiri berada di kawasan perbukitan dan jurang yang membuat manuver pesawat harus sangat presisi. Akurasi menjadi faktor vital karena banyak titik landing berada tepat di depan rumah warga atau jalan setapak kecil.

“Jadi kita laksanakan penerjunan setiap boxnya kurang lebih 5 kg. Jadi total 450 kg bansos yang kita kirimkan hari ini,” kata Letkol Ari.

Di lapangan, personel Satgas TNI membantu menarik, mengumpulkan, dan membagikan paket-paket yang jatuh di lokasi-lokasi sulit dijangkau. Kehadiran mereka memastikan bantuan tidak tersangkut di pepohonan, tidak hanyut, dan tepat mencapai penerima.

Baca Juga: Pemerintah Minta Operator Seluler Gratiskan Internet bagi Korban Banjir dan Longsor di Sumatra

Helibox: Teknologi Bantuan Udara yang Mengurangi Risiko Jatuh Bebas

Helibox yang digunakan TNI AU merupakan kontainer bantuan yang dirancang khusus untuk airdrop jarak rendah. Helibox ini diputar secara otomatis ketika dilepaskan dari pesawat sehingga kecepatannya melambat sebelum menyentuh tanah.

Desain itu membuat distribusi logistik bisa dilakukan bahkan di daerah berbahaya yang tidak mungkin dimasuki kendaraan atau helikopter.

Metode ini sudah digunakan dalam berbagai misi kemanusiaan TNI AU, namun tahun 2025 menjadi salah satu tahun dengan intensitas tertinggi karena banyaknya wilayah terisolasi pada tiga provinsi: Aceh, Sumut, dan Sumbar.

Misi Kedua: 90 Helibox untuk Warga Aceh Tamiang

Sehari setelah misi di Tapanuli Utara, TNI AU kembali mengerahkan pesawat CN-295 bernomor A-2904 untuk menerjunkan 90 helibox tambahan di Kecamatan Kualasimpang, Aceh Tamiang, Selasa (2/12/2025).

Drop Zone ditetapkan di Lapangan Bima, salah satu titik aman yang cukup lapang untuk mendaratkan puluhan helibox sekaligus. Lokasi ini dipilih karena banyak desa di sekitarnya masih terputus akibat banjir dan longsor yang merusak akses jembatan serta jalan utama.

Kadispenau Marsma TNI I Nyoman Suadnyana menegaskan bahwa TNI AU tidak hanya mengirim bantuan, tetapi juga terus memantau kebutuhan warga dan kesiapan akses darat.

“TNI AU berupaya memastikan suplai kebutuhan pokok tetap berjalan hingga akses darat kembali dapat dilalui,” ujarnya.

Bantuan yang diterjunkan mencakup makanan cepat saji, air minum, pakaian hangat, obat-obatan ringan, perlengkapan bayi, dan kebutuhan kebersihan. Semua dirancang untuk memenuhi kebutuhan mendesak di masa tanggap darurat.

Medan Ekstrem dan Cuaca Buruk Jadi Hambatan Utama Operasi

Dua misi kemanusiaan ini disebut sebagai operasi paling menantang di akhir tahun, mengingat:

1. Awan rendah dan jarak pandang terbatas

Cuaca ekstrem menyulitkan pemilihan DZ sehingga pilot harus mengambil keputusan cepat sambil mempertimbangkan keselamatan warga dan personel.

2. Wilayah berbukitan dan jurang dalam

Banyak desa berada di lereng bukit yang membuat helibox harus dilempar pada sudut kemiringan tertentu agar tidak tersangkut pepohonan.

3. Jembatan terputus dan jalan amblas

Kondisi ini memaksa semua bantuan dipusatkan melalui udara, menjadikan CN295 sebagai tulang punggung pasokan.

4. Risiko helibox tersasar atau jatuh di sungai

Karena itulah personel darat yang sigap menjadi elemen krusial dalam kesuksesan operasi.

Respons Warga: Bantuan Udara Jadi Penyelamat di Tengah Isolasi

Warga di kedua daerah tersebut mengaku bantuan itu menjadi penyelamat karena kebutuhan pokok mulai menipis. Sementara itu, beberapa wilayah masih benar-benar terisolasi hingga tidak bisa dijangkau kendaraan berat.

Bagi banyak warga, suara pesawat CN295 yang melintas rendah adalah tanda harapan baru di tengah bencana.

Baca Juga: Presiden Prabowo Janji Percepat Pemulihan Infrastruktur Pascabanjir Bandang di Aceh Tenggara

TNI AU Siapkan Tahap Lanjutan: Evakuasi, Medis, hingga Suplai Tambahan

TNI AU menyatakan operasi akan berlanjut selama akses darat belum pulih. Tahap berikutnya mencakup:

  • Pengiriman logistik putaran kedua
  • Evakuasi warga rentan
  • Mobilisasi tim medis udara
  • Pengiriman perlengkapan kebersihan dan air bersih
  • Dukungan helikopter untuk lokasi yang lebih ekstrem

Dengan kondisi Sumatera yang masih dalam status tanggap darurat, operasi udara menjadi satu-satunya jalur aman dan cepat.

Kesimpulan

Operasi airdrop selama dua hari berturut-turut menunjukkan keseriusan TNI AU dalam menjawab kebutuhan logistik masyarakat terdampak. 

Dengan total 180 helibox yang diterjunkan di dua provinsi, bantuan ini menjadi bukti nyata komitmen pertahanan udara dalam menyelamatkan warga di masa krisis.

Di tengah cuaca buruk, medan ekstrem, serta tantangan teknis, misi ini menjadi salah satu operasi kemanusiaan paling penting menjelang akhir tahun 2025. 

Semangat kolaboratif antarinstansi, ditambah dukungan personel darat dan udara, menjadi kunci keberhasilan penyaluran bantuan yang menyentuh langsung masyarakat paling membutuhkan.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us