Writer: Raodatul - Selasa, 16 Desember 2025 02:34:20
FYPMedia.id - Kebakaran hebat yang melanda Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, meninggalkan luka mendalam bagi ratusan pedagang. Sedikitnya 350 kios hangus terbakar, dengan total kerugian yang ditaksir mencapai Rp10 miliar.
Namun di tengah puing-puing sisa kebakaran, semangat hidup para pedagang tak ikut padam. Sehari setelah peristiwa tersebut, sejumlah pedagang buah mulai kembali berjualan, meski harus bertahan di lokasi kios yang telah hangus terbakar.
Pantauan di lokasi Pasar Induk Kramat Jati pada Selasa pagi menunjukkan aktivitas jual beli mulai menggeliat kembali.
Sejumlah pedagang tampak mengangkut buah-buahan dari truk, membersihkan area lapak, serta menyortir dagangan yang masih bisa dijual.
Aktivitas ini dilakukan di tengah kondisi pasar yang belum sepenuhnya pulih, dengan sisa puing dan aroma bekas kebakaran masih terasa.
Salah satu pedagang buah, Lela (35), mengaku tidak memiliki pilihan lain selain tetap berjualan di lokasi kios yang terbakar. Kebutuhan hidup dan tanggung jawab keluarga memaksanya untuk tetap bertahan.
"Iya jualan. Emang mau di mana lagi kan harus tetep jalan ini (dagang buah)," ujar Lela saat ditemui di lokasi.
Menurut Lela, pembersihan kios yang hangus baru akan dilakukan secara menyeluruh oleh pedagang bersama pihak pengelola pasar. Ia berharap ada solusi cepat berupa lapak sementara agar aktivitas perdagangan bisa berjalan lebih layak dan aman.
"Berharapnya sih dapat tempat sementara lah. Tapi tetep di Kramat Jati aja," imbuhnya.
Baca Juga: Pasar Induk Kramat Jati Dilalap Api, 16 Mobil Damkar Berjibaku Padamkan Kebakaran
Kebakaran Besar Hanguskan 350 Kios
Peristiwa kebakaran terjadi pada Senin (15/12) sekitar pukul 07.15 WIB, tepatnya di Los Buah Blok C2 Pasar Induk Kramat Jati, Jalan Raya Bogor, Kelurahan Kampung Tengah, Jakarta Timur. Api dengan cepat membesar dan melalap ratusan kios yang mayoritas berisi komoditas buah dan makanan.
Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur, Abdul Wahid, mengungkapkan bahwa luas area yang terbakar mencapai sekitar 6.196 meter persegi.
"Objek yang terbakar Pasar Induk Kramat Jati, 350 kios buah dan makanan. Total kerugian mencapai Rp10 miliar," kata Abdul Wahid saat dikonfirmasi.
Api pertama kali diketahui oleh petugas keamanan pasar yang tengah melakukan patroli rutin. Mereka sempat berupaya memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), namun kobaran api dengan cepat membesar dan tak dapat dikendalikan.
Petugas keamanan kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pusat panggilan darurat Dinas Gulkarmat Jakarta. Laporan diterima sekitar pukul 07.15 WIB, dan tak lama berselang, armada pemadam kebakaran langsung diterjunkan ke lokasi.
Sebanyak 19 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan, terdiri dari 16 unit dari Jakarta Timur, dua unit bantuan dari dinas terkait, serta satu unit dari Jakarta Selatan. Total 95 personel diterjunkan untuk mengendalikan api.
Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 08.00 WIB, dan dilanjutkan dengan proses pendinginan untuk mencegah munculnya titik api baru.
"Alhamdulillah api sudah berhasil dipadamkan dan saat ini sedang dilakukan pendinginan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini," ujar Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Agus Himawan.
Korban Jiwa Nihil, Penyebab Masih Diselidiki
Meski menyebabkan kerusakan besar dan kerugian materiil yang signifikan, pihak berwenang memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran tersebut.
"Korban nihil, tidak ada korban luka maupun korban meninggal dunia," tegas Abdul Wahid.
Hingga saat ini, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan oleh pihak berwenang. Petugas masih melakukan pendalaman untuk memastikan sumber api serta menghitung kerugian secara lebih rinci, termasuk dampaknya terhadap aktivitas distribusi pangan di Jakarta.
Pasar Induk Kramat Jati diketahui sebagai salah satu pusat distribusi buah dan komoditas pangan terbesar di ibu kota. Gangguan operasional akibat kebakaran ini dikhawatirkan dapat berdampak pada rantai pasok, terutama jika pemulihan berjalan lambat.
Baca Juga: BREAKING: 5 Fakta Mengejutkan Penangkapan Dirut Terra Drone Usai Kebakaran Maut
Pedagang Bertahan Demi Kelangsungan Hidup
Di tengah ketidakpastian, para pedagang memilih untuk bertahan. Bagi mereka, berhenti berjualan bukanlah pilihan. Modal yang hangus, stok yang rusak, serta kebutuhan sehari-hari memaksa mereka tetap membuka lapak meski dalam kondisi darurat.
Sejumlah pedagang terlihat membersihkan buah yang masih layak jual, menyusun dagangan seadanya, dan melayani pembeli yang mulai berdatangan.
Kehadiran petugas PPSU dan relawan turut membantu membersihkan puing-puing sisa kebakaran agar area pasar dapat kembali digunakan.
Kondisi ini menjadi potret nyata ketangguhan pedagang kecil yang harus berjuang di tengah keterbatasan. Mereka berharap pemerintah daerah dan pengelola pasar segera memberikan solusi konkret, baik berupa lapak sementara, bantuan modal, maupun percepatan rehabilitasi area terdampak.
Harapan Pemulihan dan Penataan Ulang Pasar
Pihak Perumda Pasar Jaya menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan pasar, termasuk aspek kelistrikan dan pengawasan area rawan kebakaran.
Kejadian ini menjadi alarm penting untuk meningkatkan standar keselamatan di pasar tradisional yang menjadi nadi ekonomi masyarakat.
Selain pemulihan fisik, dukungan psikologis dan ekonomi bagi para pedagang terdampak juga dinilai krusial. Tanpa intervensi cepat, risiko kehilangan mata pencaharian dan terganggunya distribusi pangan bisa semakin besar.
Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati bukan sekadar musibah, tetapi juga ujian ketahanan ekonomi rakyat kecil.
Di balik kios yang hangus dan kerugian miliaran rupiah, tersimpan cerita tentang daya juang, solidaritas, dan harapan untuk bangkit kembali.
Para pedagang telah memulai langkah pertama: kembali berjualan. Kini, harapan mereka tertuju pada langkah cepat dan nyata dari semua pihak agar Pasar Induk Kramat Jati bisa kembali hidup, aman, dan berfungsi optimal sebagai pusat distribusi pangan nasional.