Writer: Astriyani Sijabat - Kamis, 11 Desember 2025 10:35:13
FYP Media - Penetapan tersangka terhadap Direktur Utama Terra Drone Indonesia, Michael Wishnu Wardana, akhirnya berujung pada penangkapan dramatis yang terjadi pada Kamis (11/12/2025) pagi. Kasus kebakaran gedung Terra Drone yang menewaskan 22 orang pekerja ini menjadi salah satu tragedi industrial paling memilukan sepanjang 2025 dan menyita perhatian publik.
Kini, dengan bergulirnya proses hukum terhadap pucuk pimpinan perusahaan, muncul sederet fakta baru yang membuka tabir apa yang sebenarnya terjadi.
1. Ditangkap di Apartemen Mewah Setiabudi Usai Mangkir Panggilan
AKBP Roby Heri Saputra, Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, mengonfirmasi bahwa penangkapan terhadap Michael dilakukan setelah yang bersangkutan tidak memenuhi panggilan pemeriksaan sebelumnya.
Menurut Roby, Michael ditemukan berada di sebuah apartemen kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan. Penangkapan berlangsung tanpa perlawanan, namun polisi belum merinci alasan Michael tidak hadir dalam pemeriksaan awal.
Keberadaan Michael di apartemen inilah yang kemudian memicu spekulasi publik—mulai dari dugaan menghindar dari penyidikan hingga adanya upaya penundaan pemeriksaan. Meski demikian, polisi menegaskan bahwa penangkapan dilakukan sepenuhnya sesuai prosedur.
2. Polres Jakpus Siapkan Konferensi Pers Besar Usai Status Tersangka
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, memastikan bahwa pihaknya tengah menyiapkan rilis resmi mengenai penetapan tersangka Michael Wishnu.
Dalam pesan singkatnya, ia menyatakan bahwa seluruh perkembangan terkait peran Michael dalam insiden kebakaran akan dijelaskan secara terbuka dalam konferensi pers tersebut. Publik pun menantikan detail penyebab kebakaran, potensi kelalaian, hingga temuan baru penyidik.
Kebakaran yang terjadi pada Selasa (9/12/2025) itu menewaskan 22 pekerja yang terjebak di lantai satu gedung, tepat di area penyimpanan baterai lithium—material yang dikenal sangat mudah memicu ledakan dan kobaran api besar.
3. Sorotan Tajam pada Ruko 6 Lantai Tanpa Jalur Evakuasi Memadai
Salah satu poin krusial dalam tragedi ini adalah minimnya fasilitas keselamatan gedung. Manajemen Terra Drone melalui Human Resource Business Partner, Umaidi Suhari, akhirnya memberi klarifikasi terkait gedung yang ditempati perusahaan.
Menurut Umaidi, bangunan itu merupakan ruko enam lantai yang digunakan Terra Drone sejak dua tahun terakhir, bersamaan dengan proses akuisisi perusahaan lokal. Ia menegaskan bahwa ruko tersebut memiliki karakteristik umum seperti ruko pada umumnya, termasuk adanya satu jalur tangga dan sebuah lift.
Namun, fakta bahwa hanya ada satu jalur tangga untuk enam lantai sekaligus menyimpan bahan berisiko tinggi seperti baterai lithium menjadi sorotan publik. Dalam kondisi kebakaran, jalur tunggal tersebut jelas tidak mampu menopang proses evakuasi puluhan pekerja.
Umaidi menambahkan bahwa kondisi ketika kebakaran terjadi benar-benar di luar kontrol:
“Di dalamnya kami ada lift dan tangga, tapi saat itu keadaan benar-benar di luar kontrol kita semua.”
Pernyataan tersebut sekaligus menegaskan bahwa skenario darurat tidak berjalan sebagaimana seharusnya, membuat pekerja tidak memiliki pilihan penyelamatan lain.
4. Tragedi Baterai Lithium: Ledakan, Asap Pekat, dan Kepanikan Besar
Kebakaran yang bermula dari lantai satu tempat penyimpanan baterai lithium menimbulkan ledakan serta api besar yang sangat cepat menyebar. Baterai lithium adalah komponen teknologi yang sangat mudah memicu kebakaran jika mengalami kerusakan fisik, korsleting, atau overheat.
Di berbagai tragedi industrial global, baterai lithium tercatat sebagai salah satu pemicu kebakaran tersulit untuk dikendalikan karena nyalanya bisa kembali menyala meski sudah dipadamkan.
Dalam kejadian di Terra Drone, para pekerja di lantai atas tidak memiliki cukup waktu untuk menyelamatkan diri. Asap tebal memenuhi ruangan dalam hitungan menit, sementara jalur evakuasi tunggal tidak mampu menahan laju kepanikan.
5. Duka yang Menyelimuti, Manajemen Sampaikan Permohonan Doa
Umaidi menyampaikan rasa duka mendalam atas kehilangan 22 rekan kerja mereka dan menegaskan bahwa Terra Drone sangat terpukul oleh tragedi ini.
“Sekali lagi mohon doanya untuk teman-teman kita—rekan-rekan Terra Drone yang sudah mendahului kita,” tuturnya.
Tragedi ini bukan hanya menjadi pukulan bagi perusahaan, tetapi juga meninggalkan luka sosial mendalam bagi keluarga korban serta masyarakat pekerja industri teknologi.
Mengapa Kasus Ini Jadi Sorotan Nasional?
1. Aspek keselamatan kerja dipertanyakan
Penggunaan ruko biasa sebagai kantor berlantai enam yang menyimpan bahan berbahaya menimbulkan pertanyaan besar.
2. Dugaan kelalaian manajemen
Publik menunggu hasil penyidikan terkait apakah standar keselamatan gedung dan SOP penyimpanan baterai sudah sesuai regulasi.
3. Angka korban yang sangat besar
22 korban jiwa menjadikan kasus ini salah satu kebakaran kantor paling mematikan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
4. Status tersangka pucuk pimpinan perusahaan
Penetapan sistem pertanggungjawaban hukum terhadap Direktur Utama skala besar seperti Terra Drone jarang terjadi.
Dampak Luas: Evaluasi Gedung Perkantoran Jakarta Diinstruksikan
Kasus ini bahkan mendorong sejumlah pejabat, termasuk tokoh pemerintahan DKI Jakarta, untuk mengumumkan rencana pemeriksaan izin dan kelaikan gedung-gedung perkantoran, terutama yang digunakan sebagai area operasional berisiko tinggi.
Industri technology manufacturing, drone engineering, dan battery management disebut harus lebih ketat dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) penyimpanan komponen baterai.
Penutup: Menanti Kejelasan dan Pertanggungjawaban
Dengan telah ditangkapnya Michael Wishnu Wardana, publik kini menunggu kelanjutan proses hukum serta penjelasan resmi mengenai penyebab kebakaran, kelalaian yang terjadi, hingga siapa saja yang bertanggung jawab.
Kasus ini menjadi pengingat penting bahwa keselamatan kerja adalah prioritas mutlak, terutama di industri yang melibatkan bahan-bahan berisiko tinggi. Tragedi Terra Drone dapat menjadi titik balik pengawasan keselamatan gedung perkantoran di Indonesia.