FYPMedia.id – Negara Malaysia saat ini tengah menghadapi serangan kabut asap akibat kebakaran hutan (karhutla). Pemerintah Malaysia menyebut asap karhutla ini berasal dari pulau Sumatera dan menyalahkan negara Indonesia. Sebab, melalui Direktur Jenderal Departemen Meteorologi Malaysia Muhammad Helmi Abdullah mengatakan citra satelit Pusat Meteorologi Khusus ASEAN mendeteksi terdapat 119 titik panas di Kalimantan dan 121 titik panas di Sumatera. Minggu (1/10).
Sementara itu, secara terpisah Direktur Jenderal Departemen Lingkungan Hidup Malaysia Wan Abdul Latif Wan Jaffar menyatakan kebakaran hutan yang terjadi di tengah dan selatan pulau Sumatera dan bagian selatan pulau Kalimantan telah memperburuk keadaan polusi udara di pantai barat Malaysia dan negara bagian Sarawak yang berbatasan langsung dengan wilayah Indonesia di pulau Kalimantan. Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh Menteri Lingkungan Hidup Indonesia Siti Nurbaya Bakar. Beliau mengatakan bahwa tidak ada kabut asap lintas negara. Pernyataan tersebut didukung oleh data terbaru ASMC yang menyebutkan kabut asap hanya terjadi di pulau Sumatera dan Kalimantan.
Seperti dikutip dari The Straits Time, Sembilan negara bagian Malaysia mencatat kualitas udara Malaysia berada di level tidak sehat pada hari Senin (2/9) pukul 09.00 waktu setempat. Pihak berwenang Malaysia juga telah menghimbau warga, terutama anak – anak untuk membatasi aktivitas di luar ruangan menyusul kualitas udara yang memburuk. Warga Malaysia juga mulai merasa khawatir akan penyakit yang diakibatkan oleh serangan kabut asap yang melanda wilayah mereka.
Tidak hanya negara Malaysia saja yang khawatir akan serangan kabut asap ke negaranya. Negara Singapura juga mengungkapkan hal yang sama. Seperti yang diketahui, Malaysia dan Singapura selalu terkena imbas akibat dari kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dari Indonesia. Singapura juga mewanti – wanti warganya dalam kemungkinan menghadapi serangan kabut asap yang memburuk menyusul peningkatan titik api kebakaran hutan dan lahan yang terdeteksi di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
National Environment Agency (NEA) mendeteksi adanya kabut asap level sedang hingga pekat pada sebagian wilayah tengah dan Selatan wilayah Sumatera beberapa hari terakhir ini. Lebih lanjut, lembaga tersebut mengatakan meskipun negara Singapura tidak akan mengalami kabut asap yang begitu parah dalam beberapa hari mendatang, mungkin indeks standar polutan akan memburuk jika ada perubahan mata angin. Selain itu, NEA juga sudah membentuk Satgas Kabut Asap yang terdiri dari 28 lembaga publik yang siap menangani jika kualitas udara terus memburuk.
(riz/riy)