FYPMEDIA.ID – Indonesia kini memegang posisi tertinggi sebagai negara dengan jumlah pengguna TikTok terbesar di dunia, dengan hampir 157,5 juta pengguna per Juli 2024, menurut data Statista Agustus 2024. Sebagai platform dengan jumlah pengguna terbesar, TikTok menyadari pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan penggunanya. Oleh karena itu, TikTok meluncurkan gerakan “Saling Jaga” untuk memperkuat perlindungan bagi penggunanya dan menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan positif.
Gerakan “Saling Jaga” merupakan bagian dari upaya TikTok untuk memerangi berbagai tantangan di dunia maya, termasuk penyebaran konten berbahaya, penipuan, hingga pelecehan online. Gerakan ini bertujuan untuk memperkuat perlindungan terhadap pengguna platform video populer tersebut dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya perilaku yang aman dan positif di dunia maya. Inisiatif ini juga sejalan dengan pembaruan panduan komunitas yang berfokus pada penciptaan lingkungan digital yang lebih aman dan menghargai keberagaman.
Keamanan di media sosial, khususnya platform yang memiliki basis pengguna besar seperti TikTok, menjadi isu yang semakin penting. TikTok harus menangani berbagai tantangan terkait dengan penyebaran konten yang berbahaya, penipuan, hingga pelecehan online. Berdasarkan laporan dari Datareportal (2023), Indonesia sendiri tercatat sebagai salah satu negara dengan jumlah pengguna TikTok terbesar di dunia, sehingga peran TikTok dalam menjaga keamanan digital semakin vital.
Gerakan “Saling Jaga” ini mengajak pengguna untuk lebih proaktif dalam menjaga keamanan satu sama lain. Selain itu, TikTok memperkuat panduan komunitas dengan penambahan ketentuan yang lebih jelas mengenai konten yang melanggar norma, serta mengedepankan budaya saling menghargai dan mendukung sesama pengguna.
Salah satu aspek penting dari gerakan ini adalah penyesuaian terhadap fitur-fitur yang ada di platform. TikTok telah memperkenalkan berbagai pembaruan yang memungkinkan pengguna untuk lebih mudah melaporkan konten yang dianggap merugikan, serta memberi mereka kontrol yang lebih besar terhadap interaksi di aplikasi. Misalnya, fitur pengaturan privasi yang lebih ketat, serta opsi untuk menyaring komentar atau membatasi interaksi dengan orang asing.
Menurut laporan dari Forbes (2024), TikTok juga telah meningkatkan kolaborasinya dengan organisasi non-pemerintah yang berfokus pada perlindungan anak dan remaja di dunia digital. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan pengalaman yang lebih aman bagi seluruh pengguna, khususnya bagi kelompok usia muda yang rentan terhadap dampak negatif media sosial.
Baca Juga: Mengenang Tragedi Semanggi I: Peringatan 26 Tahun Sejarah yang Tak Terlupakan – FYP Media
Selain perubahan pada fitur, TikTok juga memperbarui panduan komunitasnya untuk lebih mencakup perilaku pengguna yang berfokus pada etika dan kewajiban bersama dalam menjaga keharmonisan digital. Panduan ini mencakup kebijakan lebih ketat terhadap konten yang bersifat diskriminatif, kekerasan, atau konten negatif lainnya. TikTok juga terus bekerja untuk memperbaiki sistem deteksi otomatis berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dapat membantu memblokir atau menghapus konten berbahaya secara lebih efektif.