FYPMedia.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan Indonesia sudah memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan. Serta mewanti – wanti masyarakat Indonesia terhadap potensi cuaca ekstrem yang akan melanda wilayah Indonesia. Seperti dikutip dari laman resmi bmkg.go.id pada Senin (30/10) melalui Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, ia mengungkapkan cuaca ekstrem mulai dari hujan lebat disertai petir dan angin kencang serta hujan es berpotensi besar terjadi selama musim peralihan.
Pada masa pancaroba, arah angin bertiup sangat bervariasi. Sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba – tiba berubah dari panas ke hujan ataupun sebaliknya. Namun, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati seperti dilansir dari CNNIndonesia pada Senin (30/10) mengatakan bahwa secara umum biasanya kondisi cuaca di pagi hari cerah, siang hari mulai diselimuti awan, sore hari atau malam hari akan diguyur hujan. Hal tersebut ditandai dengan tumbuhnya awan Cumulonimbus yang biasanya muncul saat pagi menjelang siang hari. Awan ini berbentuk seperti bunga kol, warnanya ke abu – abuan dengan tepian yang jelas. Menjelang sore hari, awan tersebut akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir, maupun angin yang kencang.
Pihak BMKG memprediksi awal musim hujan 2023/2024 akan terjadi pada bulan Oktober – Desember 2023, yakni sebanyak 477 zona musim atau 68,2% wilayah. Sementara itu, puncak musim penghujan umumnya diperkirakan akan jatuh pada bulan Januari – Februari 2024 sebanyak 385 zona musim atau 55,1% wilayah. Dibandingkan dengan kondisi normal, awal musim hujan 2023/2024 pada 699 zona musim di Indonesia diperkirakan muncul sebanyak 446 zona musim atau 64%, serta di 56 zona musim atau 5%, dan maju sebanyak 22 zona musim atau 3%.
Pihak BMKG pun meminta kementerian atau lembaga terkait untuk melakukan langkah – langkah mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologis selama musim hujan. Terutama, pada wilayah yang mengalami sifat musim hujan atas normal atau lebih basah dibanding biasanya. Wilayah ini diprediksi mengalami peningkatan resiko bencana banjir dan tanah longsor.
(riz/riy)