Writer: Riyadz Aqsha - Jumat, 26 Desember 2025 19:30:10
Usia 20-an sering dianggap sebagai masa paling produktif dalam kehidupan. Pada fase ini, banyak individu mulai memasuki dunia kerja, memperoleh penghasilan sendiri, serta menikmati kebebasan finansial yang baru dirasakan. Namun, di balik semangat menikmati hasil kerja, masih banyak anak muda yang mengabaikan pentingnya menabung. Padahal, tidak memulai menabung dari usia 20-an dapat menimbulkan berbagai risiko keuangan di masa depan.
Salah satu bahaya utama tidak menabung sejak usia 20-an adalah minimnya persiapan menghadapi kebutuhan mendesak. Tanpa tabungan, seseorang akan kesulitan ketika menghadapi kondisi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, biaya kesehatan, atau kebutuhan darurat lainnya. Akibatnya, banyak yang terpaksa berutang atau mengorbankan kebutuhan penting hanya untuk bertahan dalam situasi sulit.
Tidak menabung sejak dini juga membuat seseorang kehilangan keuntungan dari faktor waktu. Waktu merupakan aset paling berharga dalam perencanaan keuangan. Semakin awal menabung, semakin besar kesempatan dana berkembang, baik melalui bunga tabungan maupun instrumen keuangan lainnya. Menunda menabung hingga usia lebih matang berarti harus menyisihkan dana lebih besar di kemudian hari untuk mengejar ketertinggalan.
Bahaya lainnya adalah meningkatnya risiko ketergantungan pada utang. Tanpa kebiasaan menabung, kebutuhan hidup dan gaya hidup sering kali dipenuhi melalui pinjaman, kartu kredit, atau cicilan. Pola ini dapat memicu masalah keuangan jangka panjang jika tidak dikelola dengan baik. Beban utang yang menumpuk akan menyulitkan seseorang dalam membangun stabilitas finansial.
Tidak memulai menabung dari usia 20-an juga berdampak pada kesiapan menghadapi tujuan keuangan jangka panjang. Kebutuhan seperti membeli rumah, menikah, melanjutkan pendidikan, hingga persiapan pensiun memerlukan perencanaan yang matang. Tanpa tabungan yang dibangun sejak dini, tujuan-tujuan tersebut berisiko tertunda atau bahkan sulit tercapai.
Selain itu, kebiasaan menabung sejak usia muda berperan penting dalam membentuk pola pikir finansial yang sehat. Usia 20-an merupakan masa ideal untuk membangun disiplin mengelola keuangan. Jika kebiasaan ini tidak ditanamkan sejak awal, seseorang cenderung kesulitan mengatur keuangan di usia selanjutnya. Dampaknya, penghasilan yang meningkat tidak selalu diikuti dengan kondisi keuangan yang lebih baik.
Bahaya tidak menabung sejak usia 20-an juga berkaitan dengan tekanan finansial di masa produktif berikutnya. Memasuki usia 30-an dan 40-an, tanggung jawab keuangan umumnya semakin besar, seperti biaya keluarga dan pendidikan anak. Tanpa tabungan yang memadai, tekanan tersebut dapat menimbulkan stres berkepanjangan dan mengganggu kualitas hidup.
Tidak hanya berdampak secara finansial, kondisi keuangan yang tidak stabil juga dapat memengaruhi kesehatan mental. Kekhawatiran terhadap masa depan, beban utang, dan ketidakpastian ekonomi sering kali menjadi sumber kecemasan. Dengan menabung sejak usia 20-an, seseorang memiliki rasa aman dan kendali yang lebih baik terhadap kondisi keuangannya.
Menabung sejak dini bukan berarti harus menyisihkan dana dalam jumlah besar. Justru, konsistensi dalam menyisihkan sebagian kecil penghasilan sudah cukup untuk membangun fondasi keuangan yang kuat. Kebiasaan ini membantu seseorang lebih siap menghadapi berbagai fase kehidupan tanpa harus bergantung sepenuhnya pada bantuan pihak lain.
Secara keseluruhan, bahaya tidak memulai menabung dari usia 20-an dapat berdampak panjang terhadap stabilitas dan kesejahteraan finansial. Menunda menabung berarti menunda persiapan masa depan. Dengan memulai menabung sejak usia muda, individu memiliki peluang lebih besar untuk mencapai keamanan finansial dan menjalani hidup dengan lebih tenang serta terencana.