FYPMedia.id – Air hujan selama ini dianggap sebagai berkah bagi alam dan manusia, menyegarkan, membersihkan udara, serta memberi kehidupan bagi tanaman.
Namun saat ini muncul fenomena yang cukup mengkhawatirkan, yaitu hujan dapat membawa partikel mikroplastik yang tersebar di atmosfer.
Penelitian terbaru menemukan bahwa air hujan kini juga mengandung mikroplastik.
Temuan ini menimbulkan kekhawatiran karena partikel mikroplastik memiliki ukuran yang lebih halus dibandingkan ukuran debu.
Ukurannya yang kecil dapat berpotensi terhirup oleh manusia atau masuk ke tubuh melalui konsumsi air dan makanan.
Partikel tersebut mampu mengikat berbagai polutan lain, termasuk hidrokarbon aromatik yang berasal dari asap kendaraan.
Hujan Tidak Murni Air
Air hujan yang kita anggap bersih ternyata mengandung partikel plastik berukuran mikro.
Dilansir dari BRIN, mengungkap bahwa mikroplastik terbawa ke udara melalui debu jalanan, asap pembakaran plastik, serta gesekan ban kendaraan.
Partikel itu kemudian terangkat oleh angin dan uap air, lalu turun bersama hujan.
Ketika hujan turun di kota besar seperti Jakarta, ada kemungkinan tetesan airnya mengandung sisa-sisa plastik yang berasal dari aktivitas manusia sehari-hari.
Sumbernya Beragam
Partikel plastik yang turun bersama hujan berasal dari banyak sumber yang tidak disadari.
Serat sintetis dari pakaian berbahan poliester atau nilon yang terlepas saat dicuci merupakan salah satu sumber utama partikel plastik.
Debu dari gesekan ban kendaraan dan aspal juga merupakan sumber dari partikel mikroplastik di udara.
Beberapa wilayah di Indonesia, pembakaran sampah plastik secara terbuka masih sering dilakukan, dan asap hasil pembakaran dapat mengangkat partikel plastik ke atmosfer.
Kombinasi dari semua sumber ini menciptakan awan yang berisi uap air yang tercampur polusi mikroskopis dari plastik.
Banyaknya Jumlah Partikel yang Turun Setiap Harinya
Meski ukurannya kecil, jumlah mikroplastik yang terbawa hujan ternyata sangat banyak.
Badan Riset dan Inovasi Nasional mencatat bahwa dalam satu hari, setiap meter persegi area di Jakarta bisa menerima sekitar 15 partikel mikroplastik dari air hujan.
Jika angka ini dikalikan dengan luas kota dan jumlah hari hujan dalam setahun, hasilnya bisa mencapai jutaan partikel yang tersebar ke permukaan tanah, jalan, dan sumber air.
Bahaya untuk Kesehatan Manusia dan Lingkungan
Kehadiran mikroplastik dalam hujan menimbulkan kekhawatiran serius karena partikel ini bisa membawa zat kimia berbahaya seperti ftalat dan bisfenol A (BPA).
Ketika air hujan mengandung mikroplastik masuk ke tanah atau sungai, partikel tersebut ikut terbawa ke rantai makanan melalui air minum, tanaman, atau hewan.
Manusia yang mengonsumsi hasil bumi atau ikan dari lingkungan tercemar dapat terpapar partikel ini secara tidak langsung.
Menurut BRIN, paparan jangka panjang mikroplastik berpotensi menyebabkan gangguan hormon dan peradangan pada jaringan tubuh.
Baca Juga: Update Cuaca: Hujan Guyur Jakarta Sejak Subuh, 7 Titik Lalin Padat!
Dampak untuk Kota dan Alam
Partikel plastik yang masuk kedalam tanah dapat terserap ke dalam lapisan tanah dan mengubah struktur ekosistem mikroorganisme di dalamnya.
Partikel plastik yang terbawa ke sungai atau laut dapat menambah beban pencemaran yang sudah tinggi.
Penelitian di Pulau Lima, Teluk Banten, menemukan peningkatan signifikan jumlah mikroplastik di daun lamun dan sedimen selama musim hujan tahun 2020–2021.
Temuan ini memperlihatkan bahwa hujan berperan besar dalam menyebarkan partikel plastik dari darat menuju laut, sehingga memperluas wilayah yang terdampak.
Memengaruhi Iklim dan Siklus Cuaca
Mikroplastik di atmosfer dapat tercampur dalam proses pembentukan awan.
Penelitian menunjukkan bahwa partikel plastik dapat berfungsi sebagai inti kondensasi, yaitu titik awal terbentuknya tetes air, embun, atau salju.
Oleh sebab itu, mikroplastik dapat memengaruhi jenis awan, pola curah hujan, bahkan frekuensi badai di suatu wilayah.
Keberadaan mikroplastik di udara dapat mengubah temperatur lokal, reflektivitas awan, serta arah dan intensitas hujan yang pada akhirnya berdampak pada sistem iklim global.
Penutup
Penemuan mikroplastik dalam air hujan menandakan bahwa masalah limbah plastik telah menembus batas wajar.
Fakta-fakta di atas menunjukkan betapa mendesaknya kesadaran dan aksi untuk mengendalikan penggunaan plastik.
Setiap langkah kecil dari mengurangi plastik sekali pakai dapat berkontribusi untuk mengembalikan hujan yang benar-benar bersih bagi bumi dan kehidupan.
