FYP Media.ID – Banyak orang masih beranggapan bahwa penyakit jantung koroner (PJK) hanya menyerang mereka yang telah memasuki usia lanjut. Padahal, usia produktif di bawah 40 tahun pun tidak luput dari risiko mematikan ini. Data terbaru menunjukkan, 13 dari 1.000 pria dan 5 dari 1.000 wanita muda telah terdiagnosis PJK—angka yang cukup mengejutkan untuk kelompok usia yang dianggap sehat dan aktif.
Simak artikel ini hingga tuntas untuk memahami fakta, gejala, faktor risiko, hingga cara mencegah penyakit jantung koroner pada usia muda. Jangan anggap remeh—penyakit ini bisa datang tanpa gejala!
Apa Itu Penyakit Jantung Koroner (PJK)?
Penyakit Jantung Koroner adalah kondisi ketika pembuluh darah arteri koroner mengalami penyempitan atau sumbatan akibat penumpukan plak (aterosklerosis). Plak ini terbentuk dari lemak, kolesterol, dan zat lainnya yang menempel di dinding arteri, sehingga mengganggu aliran darah ke otot jantung.
Jika tidak diobati, PJK bisa memicu serangan jantung mendadak bahkan kematian mendadak, termasuk pada orang yang terlihat sehat dan aktif.
1. Penyakit Jantung Koroner Bukan Hanya Masalah Lansia
Menurut dr. Chorniansyah Indriyanto Rahayu, Sp.JP(K), FIHA, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS EMC Sentul, usia di bawah 40 tahun pun sudah termasuk dalam kategori berisiko untuk mengalami PJK. Meski jumlahnya lebih kecil dibandingkan usia lanjut, dampaknya bisa lebih fatal karena menyerang di masa produktif dan sering kali tanpa gejala.
“PJK pada usia muda memang lebih jarang, tapi dampaknya besar terhadap gaya hidup, pekerjaan, dan masa depan mereka,” tegas dr. Chorniansyah.
2. Gejala PJK pada Usia Muda Bisa Berbeda
Salah satu fakta paling mengejutkan adalah bahwa PJK pada usia muda sering tidak menunjukkan gejala khas. Bila pada orang tua gejala khas seperti nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri sering muncul, pada pasien muda, serangan jantung bisa terjadi tiba-tiba tanpa gejala peringatan.
Beberapa gejala PJK yang bisa muncul pada usia muda:
- 
Rasa tidak nyaman di dada (kadang terasa seperti ditekan atau panas) 
- 
Sesak napas saat aktivitas ringan 
- 
Mudah lelah 
- 
Detak jantung tidak teratur 
- 
Pusing mendadak atau pingsan 
Namun, pada banyak kasus, gejala-gejala ini sering diabaikan karena dianggap sebagai kelelahan biasa atau stres.
3. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner pada Usia Produktif
Menurut dr. Chorniansyah, faktor risiko PJK dibagi menjadi dua jenis: yang bisa dimodifikasi dan yang tidak bisa dimodifikasi.
Faktor yang Tidak Bisa Dimodifikasi:
- 
Usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia, tapi usia muda tidak menjamin bebas risiko. 
- 
Jenis kelamin: Pria lebih rentan terkena PJK di usia muda dibandingkan wanita. 
- 
Riwayat keluarga: Genetik berperan besar jika ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung. 
Faktor yang Bisa Dimodifikasi:
- 
Merokok: Faktor paling dominan pada pasien muda dengan PJK. 
- 
Obesitas: Berat badan berlebih memperbesar risiko penyumbatan arteri koroner. 
- 
Hiperkolesterolemia: Kolesterol tinggi dapat menyebabkan plak di pembuluh darah. 
- 
Hipertensi: Tekanan darah tinggi mempercepat kerusakan dinding arteri. 
- 
Diabetes mellitus: Terutama diabetes tipe 2, yang sering berkembang tanpa gejala. 
- 
Kurang aktivitas fisik dan stres berlebihan 
Mengetahui dan mengendalikan faktor-faktor ini adalah kunci utama untuk mencegah PJK sejak dini.
4. Tata Laksana dan Pengobatan PJK pada Usia Muda
Penanganan PJK pada usia muda tidak jauh berbeda dari pasien usia lanjut, terutama saat terjadi serangan jantung akut. Terapi bisa meliputi:
- 
Obat-obatan untuk mengencerkan darah, menurunkan kolesterol, dan menstabilkan tekanan darah. 
- 
Prosedur revaskularisasi seperti angioplasti (pemasangan ring) untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat. 
Namun, karena kondisi fisik pasien muda umumnya lebih baik, risiko dari tindakan medis cenderung lebih rendah dan pemulihan lebih cepat dibandingkan pasien lansia.
“Pasien muda lebih tangguh secara fisik, sehingga tindakan intervensi seperti pemasangan stent biasanya lebih aman dan efektif,” jelas dr. Chorniansyah.
5. Cara Mencegah Penyakit Jantung Koroner Sejak Dini
Mencegah PJK jauh lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah 7 langkah pencegahan PJK yang efektif, terutama untuk Anda yang berada di usia produktif:
- 
Berhenti merokok sekarang juga 
 Nikotin merusak pembuluh darah dan mempercepat aterosklerosis.
- 
Perhatikan pola makan 
 Kurangi makanan tinggi lemak jenuh, gula, dan garam. Perbanyak buah, sayur, dan makanan berserat.
- 
Rutin berolahraga 
 Minimal 30 menit per hari, 5 hari dalam seminggu.
- 
Kendalikan berat badan 
 Obesitas adalah pemicu utama PJK.
- 
Rutin cek kesehatan 
 Cek tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah secara berkala.
- 
Kelola stres 
 Stres kronis berdampak buruk pada kesehatan jantung.
- 
Tidur cukup 
 Kurang tidur meningkatkan risiko hipertensi dan kolesterol tinggi.
Kesimpulan: Jangan Tunggu Tua untuk Peduli Jantungmu
Penyakit jantung koroner bisa menyerang siapa saja, termasuk usia muda. Jangan menunggu gejala muncul atau usia bertambah untuk mulai menjaga kesehatan jantung. Dengan mengenali gejala awal, menghindari faktor risiko, dan menerapkan gaya hidup sehat, Anda bisa menurunkan risiko PJK secara signifikan.
Waspadai gejalanya, kenali risikonya, dan cegah sejak dini. Hidup sehat, jantung kuat!
 
				
 
		 
		