Writer: Raodatul - Minggu, 16 November 2025
FYPMedia.id - Jakarta kembali dipenuhi energi positif dan suasana penuh warna. Ribuan warga lanjut usia (lansia) hadir di Car Free Day (CFD) Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, untuk memperingati Hari Angklung Sedunia ke-15.
Berbalut kaus serba pink, para lansia menampilkan pertunjukan angklung massal yang membuat area CFD berubah menjadi panggung budaya yang meriah, hangat, dan penuh nostalgia.
Acara spektakuler ini tidak hanya menarik perhatian para pengunjung CFD yang sedang berolahraga, tetapi juga menjadi bukti bahwa komunitas lansia di Jakarta tetap aktif, kreatif, dan berdaya dalam melestarikan budaya Indonesia.
Penampilan Ribuan Lansia Serba Pink Warnai CFD Jakarta
Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Minggu (16/11/2025), ribuan lansia memadati area dekat Halte Transjakarta Bundaran HI sejak pagi.
Dengan penuh semangat, mereka membawa masing-masing satu angklung yang menjadi instrumen wajib dalam pertunjukan massal tersebut.
Para peserta tampil kompak mengenakan kaus berwarna pink cerah, menciptakan lautan warna yang mencolok dan memukau. Di bawah sinar matahari pagi Jakarta, suasana menjadi makin meriah ketika angklung mulai dimainkan secara serempak.
Tiga dirigen berdiri di atas panggung untuk mengarahkan permainan. Dengan arahan yang ritmis dan penuh energi, seluruh lansia mengikuti panduan nada dan tempo dengan sangat disiplin.
Gerakan tangan yang kompak dan suara angklung yang harmonis membuat penampilan ini menjadi suguhan budaya yang memanjakan telinga dan mata sekaligus.
Banyak warga yang berhenti berolahraga untuk merekam momen tersebut dan menikmati atmosfer unik yang jarang terjadi di area CFD.
Wagub Jakarta Rano Karno Hadir, Ikut Main Angklung
Kemeriahan bertambah ketika Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno — yang dikenal luas dengan perannya sebagai Si Doel — hadir secara langsung. Ia tidak hanya memberikan sambutan, tetapi juga ikut memainkan satu lagu bersama para lansia.
Kehadirannya disambut sorak meriah dari para peserta yang tampak bangga dapat tampil bersama tokoh publik yang sangat dicintai masyarakat tersebut.
Rano Karno mengungkapkan bahwa Grup Angklung Ceria awalnya mengajukan izin kepada Pemprov DKI untuk tampil dengan sekitar 300 personel. Namun jumlah tersebut melonjak drastis saat hari-H.
"Rano mengatakan Grup Angklung Ceria itu awalnya datang ke Pemprov DKI untuk meminta izin tampil di CFD dengan 300 personel. Namun kini mereka menurunkan 1.003 personel."
Ia menambahkan bahwa keterlibatan besar masyarakat ini menjadi simbol bahwa Jakarta adalah kota yang terus bergerak, aktif, dan tidak pernah kehilangan semangat kebersamaannya.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan pesan inspiratif: "Artinya ibu-ibu sekalian mari kita bahagia, hari ini kita menunjukkan Jakarta bahwa kita menjaga Jakarta. Olahraga, kesenian bagian dari menjaga ibu kota kita. Alhamdulillah Jakarta indeks kota globalnya meningkat dari 74 jadi naik ke 71," kata Rano dalam sambutannya di depan penampil.
Baca Juga: 10 Bahasa Tubuh yang Harus Dihindari Agar Komunikasi Tetap Nyaman
Perayaan Angklung di Berbagai Titik Jakarta
Rano juga menyebut bahwa perayaan Hari Angklung Sedunia tahun ini tidak hanya berlangsung di Bundaran HI. Sejumlah titik lain turut menggelar kegiatan serupa.
"Di dunia lain merayakan Hari Angklung, masa kita tuan rumah angklung tidak merayakannya? Nah jadi hari ini ibu-ibu ada lima titik semua kegiatan angklung, tapi memang tersebar. Ada di Kota Tua, GBK artinya inilah keramaian kita. Mudah-mudahan permainan kita menarik, kalau bagus tahun baru bisa main di sini," tuturnya.
Pernyataannya mempertegas bahwa angklung bukan sekadar instrumen musik, tetapi lambang identitas budaya Indonesia yang patut dirayakan secara besar-besaran.
Tujuan Acara: Merawat Budaya dan Memberdayakan Lansia
Selain pertunjukan massal, acara ini juga menggandeng puluhan penari yang ikut memperkaya konten visual dan artistik di area CFD.
Keseluruhan kegiatan diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Angklung Sedunia ke-15 sekaligus merayakan Hari Kesehatan Nasional.
Perwakilan panitia, Kusuma, menjelaskan bahwa kegiatan yang menampilkan 1.000 pemain angklung dan 50 penari ini bertujuan menghidupkan sekaligus melestarikan budaya angklung melalui musik dan tari.
"Acara ini melibatkan 1.000 peserta pemain angklung dan 50 penari. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengapresiasi serta melestarikan budaya angklung melalui musik dan tari, sekaligus menunjukkan kemampuan dan kreativitas para lansia dalam berkesenian," ucap Kusuma.
Ia menegaskan bahwa agenda ini bukan sekadar acara hiburan, tetapi memiliki nilai penting dalam memberdayakan para lansia agar tetap aktif, sehat, dan produktif.
"Mengampanyekan angklung sebagai alat musik yang menggembirakan dan menyehatkan bagi komunitas lansia untuk mendukung terwujudnya 'Jakarta Ramah Lansia', serta menambah nuansa hiburan dalam peringatan Hari Angklung Sedunia dengan sentuhan dinamis khas para lansia," jelasnya.
CFD Bundaran HI Jadi Ajang Unjuk Kreativitas Lansia
Gelaran ini menjadi salah satu agenda budaya terbesar yang pernah diadakan pada momen CFD. Para pengunjung merasa antusias karena pertunjukan tidak hanya bersifat hiburan, tetapi juga edukatif dan bernilai budaya tinggi.
Banyak warga mengapresiasi semangat para lansia yang menunjukkan bahwa usia bukanlah batas untuk berkarya. Justru, melalui musik angklung, mereka membuktikan bahwa seni mampu menjadi jembatan antara kesehatan fisik, kebahagiaan, serta ikatan sosial.
Lagu-lagu yang dibawakan pun dipilih secara khusus untuk membawa suasana ceria, menumbuhkan rasa kebangsaan, serta menstimulasi memori kolektif masyarakat terhadap musik tradisional Indonesia.
Baca Juga: Belum Gaul Kalau Belum Tau Poris: Meledaknya PORIS Di Industri Musik
Angklung: Warisan UNESCO yang Terus Menggema
Angklung telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda sejak 2010. Perayaan Hari Angklung Sedunia setiap tahun menjadi momentum untuk memastikan warisan budaya ini tetap hidup, berkembang, dan dapat dinikmati lintas generasi.
Acara kolosal seperti ini memperlihatkan bahwa angklung tetap relevan bahkan di tengah era digital. Ribuan lansia memainkan angklung dengan bangga, mewakili semangat pelestarian budaya dari generasi yang masih menjadi penjaga tradisi bangsa.
Kesimpulan: Perayaan Budaya yang Penuh Energi Positif
Kemeriahan CFD Bundaran HI pada Minggu pagi ini menjadi bukti nyata bahwa Jakarta mampu menjadi pusat perayaan budaya yang semarak, inklusif, dan memberdayakan.
Dengan 1.003 lansia, puluhan penari, dan ribuan pengunjung yang turut menyaksikan, acara ini sukses menunjukkan harmonisasi antara pelestarian budaya dan gaya hidup sehat. Para lansia yang tampil bukan hanya menunjukkan kemampuan musikal, tetapi juga memberikan inspirasi bahwa semangat berkesenian tidak mengenal usia.
Perayaan ini juga menegaskan bahwa angklung akan terus hidup sebagai simbol kegembiraan, kebersamaan, dan identitas budaya Indonesia.