FYPMedia.id – Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2024, diperkirakan 89 juta orang dewasa di India hidup dengan diabetes tipe 2, sebagian besar tanpa menyadarinya.
Kondisi ini menjadi cerminan global bagaimana diabetes tipe 2 kini berkembang menjadi “epidemi diam” di seluruh dunia.
Padahal, seperti diungkapkan oleh Times of India, “Perjalanan menuju diabetes tidak terjadi dalam semalam. Jauh sebelum diagnosis ditegakkan, tubuh sebenarnya sudah memberikan sinyal…”
Sayangnya, sinyal-sinyal tersebut sering dianggap sepele, disalahartikan sebagai stres, kelelahan, atau efek penuaan.
Padahal, mengenali tanda awal diabetes bisa menjadi langkah krusial dalam mencegah penyakit ini berkembang lebih jauh.
1. Berat Badan Berubah Tanpa Sebab Jelas
Perubahan berat badan secara drastis, baik naik maupun turun bisa menjadi alarm dini. Ketika kadar insulin terlalu tinggi, tubuh akan menimbun lemak terutama di area perut.
Sebaliknya, pada beberapa orang, tubuh justru kehilangan berat badan karena otot digunakan sebagai sumber energi.
Hal ini terjadi karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel tubuh akibat resistensi insulin.
Perubahan komposisi tubuh tanpa pola makan berbeda sering kali merupakan tanda gangguan metabolik dan ketidakseimbangan kadar gula darah.
Baca Juga: 4 Khasiat Pare yang Ampuh Atasi Diabetes & Kolesterol, Wajib Tahu!
2. Kulit Leher dan Ketiak Menggelap
Jika kamu menemukan area kulit yang tampak lebih gelap dan bertekstur halus di leher, ketiak, atau selangkangan, itu bukan sekadar masalah kosmetik.
Kondisi ini dikenal sebagai acanthosis nigricans, yang sering menjadi pertanda kadar insulin tinggi dalam darah.
Kulit seolah memberi “peringatan halus” bahwa tubuh sedang berjuang mengatur kadar gula.
Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi resistensi insulin fase sebelum diabetes tipe 2 muncul.
3. Haus Tak Henti dan Sering Buang Air Kecil
Apakah kamu merasa selalu haus dan sering ke kamar mandi, bahkan di malam hari? Itu bisa jadi tanda bahwa kadar gula darahmu tinggi.
Ketika kadar glukosa berlebih, ginjal bekerja keras membuang gula melalui urin, menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan. Akibatnya, muncul rasa haus terus-menerus.
Banyak orang mengira ini efek cuaca panas atau kelelahan, padahal tubuh sedang mengirim sinyal gangguan metabolisme glukosa.
4. Kaki Bengkak yang Tak Kunjung Hilang
Pembengkakan di pergelangan atau telapak kaki bisa menjadi indikator awal diabetes. Fluktuasi kadar gula mengganggu sirkulasi darah dan fungsi ginjal, memicu penumpukan cairan.
Jika bengkak tidak membaik setelah beristirahat, ini bisa jadi pertanda kerusakan pembuluh darah mikro akibat kadar gula tinggi.
Dalam jangka panjang, kondisi ini berpotensi menyebabkan gangguan pada sistem peredaran darah dan saraf tepi.
5. Leher Tebal dan Penumpukan Lemak di Bahu
Penebalan jaringan di leher atau munculnya lemak berlebih di bahu bukan hanya perubahan estetika.
Penelitian menunjukkan bahwa lingkar leher dapat menjadi indikator akurat resistensi insulin.
Lemak yang menumpuk di area ini menjadi tanda bahwa insulin tidak bekerja efektif, sehingga tubuh menyimpan glukosa sebagai cadangan lemak.
Kondisi ini sering kali menjadi bagian dari sindrom metabolik, yaitu kumpulan faktor risiko yang berujung pada diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Baca Juga: 7 Tanda Mengejutkan Diabetes Tipe 1 pada Anak yang Sering Diabaikan Orangtua
6. Muncul Benjolan Kecil di Punggung Atas
Tonjolan kecil di bagian atas punggung atau dikenal sebagai buffalo hump bisa menandakan gangguan hormonal.
Umumnya, ini terjadi akibat peningkatan hormon kortisol atau resistensi insulin kronis.
“Punuk” kecil di punggung atas ini sering muncul pada individu yang mengalami stres berkepanjangan atau ketidakseimbangan hormon metabolik.
Walau juga terkait dengan sindrom Cushing, banyak ahli kini mengaitkannya dengan tahap awal pradiabetes.
7. Kesemutan dan Mati Rasa di Kaki atau Tangan
Kesemutan seperti ditusuk jarum atau mati rasa di tangan dan kaki bisa jadi gejala awal neuropati diabetik, yaitu kerusakan saraf akibat kadar gula yang tinggi.
Fluktuasi glukosa darah yang tidak stabil dapat menekan saraf tepi, menyebabkan rasa kebas, panas, atau nyeri ringan.
Jika ditangani pada tahap awal dengan perubahan pola hidup, kondisi ini masih bisa pulih sepenuhnya.
Diabetes, Penyakit Kronis yang Bisa Dicegah
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Glukosa menjadi sumber energi utama tubuh, namun pada penderita diabetes, insulin tidak bekerja optimal atau tidak diproduksi cukup oleh pankreas.
Kadar gula yang menumpuk di dalam darah bisa memicu komplikasi serius, mulai dari kerusakan saraf, gangguan penglihatan, hingga penyakit jantung.
Menurut para ahli, ada empat jenis utama diabetes, yaitu:
- Diabetes Tipe 1: sistem imun menyerang sel pankreas yang memproduksi insulin.
- Diabetes Tipe 2: tubuh tidak bisa menggunakan insulin dengan efektif (resistensi insulin).
- Diabetes Gestasional: muncul pada ibu hamil akibat perubahan hormon.
- Prediabetes: kadar gula lebih tinggi dari normal, namun belum mencapai kategori diabetes.
Faktor Risiko Diabetes yang Sering Terabaikan
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2 meliputi:
- Usia di atas 45 tahun
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Jarang beraktivitas fisik
- Riwayat keluarga penderita diabetes
- Tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi
- Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) pada wanita
Sedangkan untuk diabetes gestasional, risikonya meningkat jika ibu hamil pernah memiliki prediabetes atau melahirkan bayi dengan berat di atas 4,1 kg.
Cara Diagnosis dan Deteksi Dini
Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya merekomendasikan beberapa tes gula darah:
- Tes HbA1C: mengukur rata-rata kadar gula dalam 3 bulan terakhir.
- Tes Gula Darah Puasa: dilakukan setelah puasa 8 jam.
- Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO): memantau respons tubuh terhadap konsumsi glukosa.
- Tes Gula Darah Sewaktu: bisa dilakukan kapan saja tanpa puasa.
Tes HbA1C dengan hasil ≥ 6,5% menandakan seseorang kemungkinan besar mengidap diabetes.
Langkah Pencegahan Efektif
Meski kronis, diabetes bisa dicegah dan dikendalikan. Langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan meliputi:
- Konsumsi makanan bergizi seimbang dan rendah gula.
- Olahraga teratur minimal 150 menit per minggu.
- Pertahankan berat badan ideal.
- Hindari rokok dan alkohol.
- Kelola stres dengan baik.
- Periksa kadar gula darah minimal setahun sekali.
Tubuh manusia memiliki cara unik untuk “berbicara”. Perubahan kecil seperti berat badan tidak stabil, kulit leher menggelap, atau rasa haus berlebih bukan hal sepele semuanya bisa menjadi peringatan dini diabetes.
Mengenali tujuh tanda di atas, memeriksakan diri secara rutin, dan memperbaiki gaya hidup bukan hanya menyelamatkan kesehatan, tapi juga mengubah masa depan. Karena dalam banyak kasus, mencegah lebih mudah daripada mengobati.
