FYPMedia.id – Stroke masih menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 15 juta orang terserang stroke setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 5 juta meninggal dunia dan 5 juta lainnya hidup dengan disabilitas permanen.
Selama ini, banyak orang mengira stroke hanya menyerang lansia. Namun, penelitian terbaru justru mengungkap fakta lain: faktor golongan darah ternyata berpengaruh pada risiko stroke, bahkan di usia muda.
Golongan Darah A Terkait Risiko Stroke Dini
Penelitian berskala internasional yang dipimpin University of Maryland, Amerika Serikat, menganalisis 48 studi genetik dengan melibatkan 17 ribu pasien stroke berusia 18–59 tahun dan hampir 600 ribu orang sehat sebagai pembanding.
Hasilnya menunjukkan adanya hubungan erat antara subtipe golongan darah A1 dengan risiko stroke dini.
Orang dengan golongan darah A diketahui memiliki kemungkinan 16% lebih tinggi terserang stroke sebelum usia 60 tahun dibandingkan golongan darah lainnya.
Sebaliknya, mereka yang memiliki golongan darah O justru lebih terlindungi, dengan risiko stroke dini 12% lebih rendah.
Profesor neurologi sekaligus penulis senior penelitian ini, Dr. Steven Kittner, menjelaskan:
“Kami masih belum tahu mengapa golongan darah A meningkatkan risiko, tetapi kemungkinan besar ini ada hubungannya dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit, sel yang melapisi pembuluh darah, serta protein sirkulasi lain yang berperan dalam pembentukan bekuan darah,” ujarnya, dikutip dari Science Direct (30/9/2025).
Baca Juga: 7 Gejala Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan & Cara Ampuh Mencegahnya
Golongan Darah Lain dan Potensi Risikonya
Selain golongan darah A, penelitian juga menemukan bahwa pemilik golongan darah B menunjukkan sedikit peningkatan risiko stroke, meski tidak sebesar golongan darah A. Sedangkan tipe AB relatif netral dan tidak menunjukkan hubungan signifikan.
Peneliti juga menegaskan bahwa peningkatan risiko berdasarkan golongan darah tidak serta merta berarti pemilik golongan darah A harus panik.
Faktor genetik ini hanya berkontribusi kecil terhadap total risiko stroke, sementara gaya hidup tetap menjadi penentu utama.
“Jumlah orang dengan stroke dini meningkat. Mereka lebih mungkin meninggal akibat serangan ini, dan yang selamat berpotensi mengalami kecacatan seumur hidup,” jelas Dr. Kittner.
Gambaran Global Kasus Stroke
Stroke kini tidak lagi terbatas pada usia lanjut. Data terbaru menunjukkan semakin banyak pasien berusia di bawah 60 tahun yang mengalami serangan stroke, terutama stroke iskemik atau penyumbatan pembuluh darah otak.
Di Amerika Serikat saja, tercatat lebih dari 800 ribu kasus stroke setiap tahun. Sementara di Inggris, Wales, dan Irlandia Utara, terdapat lebih dari 91 ribu kasus dalam periode April 2021 hingga Maret 2022. Fakta ini menunjukkan bahwa stroke merupakan masalah kesehatan global yang terus meningkat.
Distribusi golongan darah di masyarakat turut memengaruhi peta risiko ini. Hampir setengah populasi di Amerika dan Inggris memiliki golongan darah O, sepertiga lainnya golongan darah A, dan sisanya B serta AB.
Artinya, jumlah penderita stroke dini dari golongan darah A juga berpotensi signifikan secara jumlah kasus.
Baca Juga: 9 Buah & Sayur Penurun Hipertensi: Cara Alami Jaga Tekanan Darah
Perlu Studi Lebih Lanjut
Meski temuan ini menarik perhatian, para ahli menekankan bahwa penelitian masih jauh dari kata final. Sebagian besar partisipan berasal dari populasi Eropa dan Amerika Utara, sementara hanya sekitar 35% berasal dari non-Eropa.
Penelitian dengan sampel yang lebih beragam diyakini dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai hubungan golongan darah dan risiko stroke.
“Kami jelas membutuhkan lebih banyak studi lanjutan untuk memahami mekanisme peningkatan risiko stroke ini,” tambah Kittner.
Pencegahan Masih Jadi Senjata Utama
Terlepas dari faktor genetik, pola hidup sehat tetap menjadi benteng utama melawan stroke. Harvard Health Publishing merekomendasikan beberapa langkah sederhana namun efektif untuk menekan risiko, antara lain:
- Menjaga tekanan darah tetap stabil
- Mengontrol berat badan ideal
- Rutin berolahraga minimal 30 menit per hari
- Membatasi konsumsi alkohol
- Mengatur kadar gula darah
- Menghentikan kebiasaan merokok
- Melakukan pemeriksaan kesehatan jantung secara rutin
Langkah-langkah tersebut terbukti mampu menurunkan risiko stroke secara signifikan, bahkan pada mereka yang memiliki faktor risiko bawaan.
Kesimpulan
Penelitian terbaru ini berhasil membuka wawasan baru mengenai kaitan golongan darah dengan risiko stroke dini. Pemilik golongan darah A memang memiliki potensi lebih besar terkena stroke sebelum usia 60 tahun, sementara golongan darah O lebih terlindungi.
Namun, risiko ini tetap relatif kecil dibandingkan pengaruh gaya hidup. Artinya, menjaga pola hidup sehat tetap menjadi kunci utama.
Dengan kombinasi kesadaran kesehatan, pencegahan sejak dini, serta penelitian berkelanjutan, diharapkan angka kasus stroke bisa ditekan di masa depan.
Artikel ini bukan untuk menakut-nakuti pemilik golongan darah tertentu, melainkan mengajak masyarakat lebih peduli pada kesehatan pembuluh darah dan otak. Karena pada akhirnya, pencegahan jauh lebih mudah dan murah dibandingkan mengobati.