FYP Media.ID – Untuk pertama kalinya dalam 21 bulan perang Gaza berlangsung, tank-tank Israel resmi memasuki wilayah Deir al-Balah, pusat Jalur Gaza, yang sebelumnya relatif tidak tersentuh oleh operasi darat.
Langkah ini menandai eskalasi signifikan dalam konflik Israel-Hamas dan memunculkan pertanyaan besar mengenai keselamatan warga sipil dan nasib para sandera yang diduga masih ditahan di kawasan tersebut.
Deir al-Balah: Target Baru Setelah 21 Bulan Operasi Militer
Menurut laporan dari media Israel, organisasi kemanusiaan, dan saksi mata lokal, tank-tank Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mulai memasuki wilayah selatan Deir al-Balah pada Senin, 21 Juli 2025.
Operasi ini dipimpin oleh Brigade Golani, salah satu pasukan elite IDF, yang memulai manuver setelah dihujani tembakan artileri dan serangan udara intensif terhadap target-target yang diduga sebagai markas Hamas dan terowongan militer bawah tanah.
Penting dicatat bahwa sebelumnya, IDF enggan melakukan invasi darat ke Deir al-Balah karena kawasan ini diyakini menjadi tempat persembunyian sandera Israel. Namun, langkah baru ini menandakan bahwa Israel mulai memperluas operasi militer ke wilayah yang lebih dalam di Gaza.
Operasi Darat Diperluas, Warga Sipil Diminta Mengungsi
Dalam perkembangan yang mengkhawatirkan, pada Minggu, 20 Juli 2025, militer Israel telah memerintahkan evakuasi massal dari area sekitar 6 kilometer persegi di Deir al-Balah. Ribuan selebaran dijatuhkan dari udara, memperingatkan warga sipil untuk meninggalkan wilayah tersebut.
Kata kunci fokus: operasi militer Israel di Gaza, tank Israel Deir al-Balah, konflik Israel Palestina 2025
Pihak IDF menyatakan bahwa evakuasi bertujuan untuk meminimalkan korban sipil, namun lembaga-lembaga kemanusiaan menilai bahwa evakuasi semacam ini sulit dilakukan di tengah blokade dan kehancuran infrastruktur.
Menurut Medical Aid for Palestinians (MAP), sebuah LSM yang memiliki kantor di Deir al-Balah, situasi di lapangan sangat mengerikan. Mai Elawawda, juru bicara MAP di Gaza, mengungkapkan bahwa:
“Penembakan terjadi di sekitar kantor kami. Kendaraan lapis baja Israel hanya berjarak 400 meter dari rekan-rekan kami dan keluarga mereka. Kami sangat khawatir akan keselamatan mereka.”
Serangan Udara dan Darat Terkoordinasi: Indikasi Operasi Jangka Panjang
Laporan dari Radio Angkatan Darat Israel menyebut bahwa operasi yang dilakukan oleh Brigade Golani akan berlangsung selama beberapa minggu, menunjukkan bahwa ini bukanlah serangan satu kali, melainkan bagian dari strategi jangka panjang untuk menekan Hamas di pusat Gaza.
Pihak militer Israel belum memberikan pernyataan resmi, namun dalam siaran radio militer disebutkan bahwa “operasi besar sedang berlangsung dengan tujuan menghancurkan infrastruktur teroris dan kekuatan musuh.”
Para analis militer memperkirakan bahwa Deir al-Balah akan menjadi pusat operasi berikutnya karena posisinya yang strategis di antara wilayah tengah dan selatan Gaza.
Risiko Besar: Sandera dan Keamanan Warga Sipil
Salah satu kekhawatiran utama dari Forum Keluarga Sandera Israel adalah bahwa serangan ke Deir al-Balah dapat membahayakan nyawa para sandera. Forum ini menyatakan bahwa pemerintah belum memberikan jaminan jelas bahwa operasi tidak akan mengorbankan mereka.
“Kami sangat terganggu dengan dimulainya serangan darat ini. Di mana jaminan bahwa sandera tidak berada dalam bahaya?” – Forum Keluarga Sandera, 21 Juli 2025.
Menurut laporan intelijen sebelumnya, beberapa sandera Israel yang ditangkap sejak serangan 7 Oktober 2023 kemungkinan besar ditahan di jaringan terowongan bawah tanah di area Deir al-Balah. Hal ini yang semula membuat IDF menunda-nunda serangan darat ke wilayah ini.
Namun kini, dengan berlanjutnya konflik dan tidak tercapainya kesepakatan pembebasan sandera, Israel tampaknya memilih untuk memperluas zona pertempuran meski dengan risiko tinggi.
Krisis Kemanusiaan Memburuk
Seiring dengan perluasan serangan, krisis kemanusiaan di Gaza kian memburuk. Deir al-Balah yang sebelumnya menjadi tempat pengungsian dari wilayah utara dan selatan kini berubah menjadi zona merah. Ribuan keluarga kini terjebak tanpa akses listrik, air bersih, dan bantuan medis.
MAP melaporkan bahwa fasilitas kesehatan di area tersebut sudah hampir lumpuh total. Banyak pasien tidak bisa dirawat karena keterbatasan obat, alat, dan tenaga medis.
Kata kunci sekunder untuk SEO: dampak serangan Israel di Gaza, krisis kemanusiaan Deir al-Balah, perang Gaza terbaru
Apa Tujuan Strategis Israel di Deir al-Balah?
Dari sudut pandang strategis, Deir al-Balah menjadi penting karena:
-
Lokasi geografisnya yang berada di jalur utama Gaza Tengah, menjadi penghubung antara wilayah utara dan selatan.
-
Diduga menjadi basis utama logistik dan komunikasi Hamas yang tersisa.
-
Terdapat jaringan terowongan bawah tanah yang rumit dan dalam, yang disebut “Metro Gaza,” diyakini menyimpan persenjataan dan menyembunyikan pejuang Hamas.
Dengan menaklukkan wilayah ini, IDF bisa memecah Jalur Gaza menjadi dua zona kendali yang terisolasi, melemahkan koordinasi internal Hamas.
Situasi di Lapangan: Laporan Terbaru
-
Jumlah pengungsi baru di wilayah selatan diperkirakan mencapai 80.000 jiwa sejak perintah evakuasi dikeluarkan.
-
Korban jiwa meningkat akibat kombinasi serangan udara dan penembakan artileri.
-
Infrastruktur sipil, termasuk sekolah dan fasilitas air bersih, rusak berat.
Reaksi Internasional dan Desakan Gencatan Senjata
Meskipun dunia internasional terus mendesak gencatan senjata permanen, Israel tetap melanjutkan operasinya dengan alasan bahwa keamanan nasional dan pembebasan sandera menjadi prioritas utama.
PBB dan sejumlah organisasi HAM internasional telah menyatakan keprihatinan mendalam dan meminta IDF untuk menghormati hukum humaniter internasional, terutama terkait perlindungan warga sipil dan fasilitas kesehatan.
Kesimpulan: Deir al-Balah Jadi Titik Kritis Baru di Gaza
Masuknya tank Israel ke Deir al-Balah setelah 21 bulan konflik Gaza yang brutal menandai eskalasi baru yang penuh risiko dan ketegangan. Dengan kemungkinan adanya sandera di wilayah ini, serta kondisi warga sipil yang sangat memprihatinkan, dunia kini menyoroti Deir al-Balah sebagai episentrum baru perang Israel-Hamas 2025.