FYP Media.ID – Dunia investasi emas kembali diguncang oleh aksi penurunan tajam harga emas batangan milik PT Aneka Tambang (Antam). Pada perdagangan hari ini, harga jual emas Antam turun Rp24.000 per gram, melejit ke tren negatif yang cukup sensasional, dan kini berada di level Rp1.909.000 per gram.
Perubahan harga yang signifikan ini langsung menarik perhatian pasar, mengingat emas selama ini dikenal sebagai instrumen safe-haven yang stabil. Namun, penurunan kali ini menjadi sinyal bahwa volatilitas emas Antam kembali mengintai—bagaimana tidak, turun sebesar Rp24.000 hanya dalam waktu 24 jam saja merupakan momen yang tak bisa dianggap remeh.
Dinamika Pecahan Emas yang Juga Turun
Penurunan harga ini tidak hanya terjadi pada pecahan 1 gram, melainkan terjadi hampir menyeluruh:
-
Emas 0,5 gram kini dijual Rp1.004.500, turun Rp12.000 dari harga hari sebelumnya Bisnis.com.
-
Emas 2 gram: Rp3.758.000,
-
Emas 3 gram: Rp5.612.000,
-
Emas 5 gram: Rp9.320.000 (turun Rp120.000),
-
Emas 10 gram: Rp18.585.000 (turun Rp240.000),
-
Emas 25 gram: Rp46.337.000, dan seterusnya
Buyback Juga Terimbas Penurunan
Tidak hanya harga jual, harga beli kembali (buyback) emas Antam pun mengalami koreksi sebesar Rp24.000, turun ke Rp1.755.000 per gram. Ini menjadi sinyal bahwa margin serta daya tarik investasi dalam bentuk buyback juga sedang berada di bawah tekanan.
Apa Penyebab Penurunan Ini?
Meskipun belum ada pernyataan resmi dari pihak Antam, penurunan drastis ini kemungkinan dipicu oleh fluktuasi harga emas global serta sentimen pasar yang terpengaruh oleh dinamika ekonomi dunia—terutama data inflasi dan suku bunga AS. Inflasi yang menyentuh level-agresif atau kebijakan moneter yang ketat bisa menyebabkan pergeseran modal dari emas ke instrumen lain; sehingga harga emas pun tergerus.
Risiko bagi Investor dan Strategi Mengantisipasi
Bagi investor ritel maupun besar, penurunan seperti ini bisa menjadi titik kritis. Jika membeli menjelang puncak sementara harga global sedang stabil, potensi kerugian seketika bisa terjadi. Namun, di sisi lain, momentum penurunan drastis bisa jadi peluang membeli ketika harga sedang “murah”—jika diyakini akan ada rebound.
Beberapa strategi yang dapat digunakan:
-
Menggunakan metode averaging—membeli secara berkala untuk meratakan harga.
-
Memantau tren global: inflasi, kebijakan FED, dan data ekonomi makro.
-
Memadukan emas fisik dengan emas digital atau tabungan emas di platform seperti Lakuemas untuk diversifikasi likuiditas.
Tren Jangka Pendek: Apakah Rebound Segera Terjadi?
Dalam beberapa hari sebelumnya, emas Antam sempat naik ke Rp1.933.000 per gram (14 Agustus) sebelum melorot hari ini. Hal ini menunjukkan nilai emas masih memiliki support kuat di kisaran Rp1,9 juta. Namun, jika tekanan beli terus melemah dan harga emas global makin turun, rebound jangka pendek bisa terhambat.
Pengingat Pajak dan Regulasi
Setiap transaksi jual beli emas di atas Rp10 juta dikenakan PPh Pasal 22 sesuai PMK Nomor 34/PMK.10/2017. Bagi pemegang NPWP, tarifnya 0,45% saat membeli dan 1,5% saat menjual (3% untuk non-NPWP). Biaya ini sudah langsung dipotong dari harga buyback dan berpengaruh terhadap total hasil investasi.
Tren Turun Kini, Peluang Esok?
Periode penurunan harga emas Antam sebesar Rp24.000 sejatinya menandai perubahan besar dalam psikologi pasar emas lokal. Untuk sebagian investor, ini alarm untuk lebih waspada, sementara bagi sebagian lain, ini sinyal buy opportunity terutama jika tren harga global mulai menunjukkan tanda-tanda pembalikan ke atas.
Momen ini mengingatkan bahwa meskipun emas dikenal sebagai aset aman, ia tetap rentan terhadap gejolak ekonomi global. Bedakan strategi Anda: apakah ribuan rupiah yang “meleset” merupakan ancaman atau peluang emas?