FYPMedia.id – Susu memang dikenal sebagai salah satu sumber nutrisi yang sangat bermanfaat sekaligus penting, dengan kandungan kalsium, protein, dan vitamin D.
Nutrisi-nutrisi tersebut penting untuk kesehatan tulang, pertumbuhan otot, dan fungsi tubuh secara keseluruhan.
Tetapi, seperti halnya makanan atau minuman lainnya, mengkonsumsinya secara berlebihan juga dapat memicu risiko kesehatan. Berikut ini adalah 5 risiko terkait dengan mengkonsumsi susu secara berlebihan.
-
Masalah Pencernaan dan Intoleransi Laktosa
Salah satu permasalahan yang paling umum terjadi adalah masalah dalam pencernaan.
Terlebih lagi banyak orang mengalami intoleransi laktosa, kondisi ini membuat tubuh sulit untuk mencera laktosa, yakni gula alami yang ada di dalam susu.
Hal ini dapat terjadi ketika tubuh kekurangan enzim laktase. Enzim ini berperan untuk memecah lakotasa menjadi bentuk yang lebih mudah untuk diserap oleh usus.
Lalu, apabila laktoas tidak dicerna dengan baik, maka dapat menyebabkan berbagau gejala yang tidak nyaman, termasuk kembung, kram perut, dan bahkan diare.
Tingkat keparahan dalam masalah ini juga bervariasi dari yang ringan sampai berat, tergantung pada tingkat intoleransi masing-masing individu dan jumlah susu yang dikonsumsi.
Jadi, bagi mereka yang intoleran dengan laktosa, apabila mengonsumsinya dalam jumlah besar dapat memperburuk gejala.
Ketika laktosa tidak tercerna dengan baik, ia dapat menyebabkan berbagai gejala yang tidak nyaman, termasuk kembung, gas, kram perut, dan bahkan diare.
-
Risiko Penyakit Kardiovaskular
Susu yang berjenis full cream, dengan kandungan lemak jenuh yang tinggi. Apabila tubuh kita mengkonsumsi lemak jenuh berlebihan, maka dapat memicu peningkatan kadar kolesterol low density lipoprotein (LDL) atau yang biasa dikenal dengan kolesterol jahat dalam darah.
Kadar kolesterol LDL yang tinggi ini nantinya dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Walaupun memang kaya akan nutrisi, penting untuk membatasi konsumsi dengan jenis full cream dan memilih opsi rendah lemak untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Selain itu, penting juga untuk mengonsumsi berbagai makanan sehat lainnya, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, dengan tujuan untuk menjaga kesehatan jantung secara optimal.
-
Potensi Masalah Kulit
Beberapa penelitian ahli menunjukkan hasil bahwa konsumsi susu berlebihan dapat menjadi salah satu penyebab permasalahan kulit, seperti jerawat.
Hal ini dikarenakan adanya kandungan hormon, seperti insulin dan insulin-like growth factor 1 (IGF-1), yang dapat memicu produksi sebum berlebih dan peradangan pada kulit.
Peningkatan insulin atau IGF-1 dalam tubuh juga dapat memberi sinyal pada faktor-faktor yang dapat menimbulkan jerawat pada wajah. Meskipun hubungan antara keduanya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Tapi beberapa orang mungkin menemukan bahwa dengan menguranginya dapat membantu memperbaiki kondisi kulit mereka. Terutama dengan mengonsumsi dengan kandungan yang kadar gulanya rendah.
Baca juga: 5 Manfaat Tomat untuk Wajah Berjerawat: Bukti Ilmiah, Cara Pakai, dan Tips Aman
-
Gangguan Penyerapan Zat Besi
Susu memang mengandung kalsium yang kaya akan kalsium untuk kesehatan tulang. Namun, dengan mengonsumsinya secara berlebihan juga dapat mengganggu penyerapan zat besi dalam saluran pencernaan.
Gangguan pencernaan tersebut sangat rawan terjadi pada anak-anak. Tubuh yang kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, kondisi ketika tubuh tidak memiliki sel darah merah yang cukup.
Lalu, anemia dapat menjadi penyebab kelelahan, menjadi lemah, dan masalah kesehatan lainnya. Untuk mencegah gangguan penyerapan zat besi, maka perlu untuk memperhatikan intensitas konsumsi agar tidak berlebihan, terutama saat makan makanan yang kaya akan zat besi
-
Risiko Kanker Tertentu
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara konsumsi susu yang tinggi dengan peningkatan risiko kanker, seperti kanker prostat.
Kandungan kalsium yang sangat tinggi dapat menekan sintesis vitamin D, yang diketahui dapat melindungi terhadap kanker prostat.
Vitamin D berguna untuk melindungi dari potensi kanker prostat. Selain itu, dengan mengkonsumsinya secara berlebihan juga akan meningkatkan risiko kanker payudara.
Akan tetapi, dalam penelitian lain, mengkonsumsi susu dapat menurunkan risiko kanker kolorektal. Jadi hubungan antara kanker dengan susu sebenarnya sangat luas dan dapat bervarias tergantung pada tubuh orang-orang dan jenis yang dikonsumsi.
Rekomendasi Mengkonsumsi Susu
Meskipun dengan konsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan risiko penyakit, tetap saja susu merupakan sumber nutrisi penting yang banyak manfaat kesehatannya.
Kunci agar dapat mengoptimalkan manfaatnya adalah dengan mengonsumsinya dalam jumlah yang sesuai.
Kadar konsumsi harian sebaiknya disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan individu. Umumnya, orang dewasa disarankan untuk mengonsumsi 2-3 porsi produk setiap hari.
Satu porsi susu setara dengan satu gelas (250 ml), satu cangkir yogurt, atau 40 gram keju. Lalu, untuk anak-anak usia 2-5 tahun perlu minum susu sebanyak 550 ml atau setidaknya 2–2.5 gelas per hari.
Selain itu, penting juga untuk memilih jenis yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan preferensi. Susu rendah lemak adalah pilihan yang baik untuk mengurangi asupan lemak jenuh.
Terutama bagi mereka yang intoleran terhadap laktosa, jenis yang bebas laktosa atau alternatif nabati, seperti susu almond, kedelai, atau oat, dapat menjadi pilihan yang baik.
