9 Penyebab Sering Pipis Tengah Malam dan Tanda Gagal Ginjal, inI Kata Dokter

sering pipis
Ilustrasi ginjal. (Foto: Getty Images/iStockphoto/)

FYPMedia.id – Sering terbangun di tengah malam hanya untuk buang air kecil adalah pengalaman yang cukup umum dialami banyak orang. Meski tampak sepele, kondisi ini sebaiknya tidak diabaikan. 

Beberapa kasus ternyata bisa menjadi alarm tubuh terkait masalah kesehatan serius, termasuk gangguan ginjal atau penyakit kronis lainnya.

Fenomena ini membuat banyak orang bertanya-tanya: apakah sering pipis tengah malam tanda gagal ginjal? Atau hanya efek samping pola minum dan gaya hidup tertentu? Untuk menjawabnya, mari kita simak penjelasan para ahli serta fakta medis seputar kondisi ini.

Waspada, Sering Pipis Malam Bisa Jadi Tanda Ginjal Bermasalah

Spesialis penyakit dalam, dr. Tunggul Situmorang, SpPD-KGH, menegaskan bahwa kebiasaan sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil bisa menjadi sinyal awal adanya gangguan ginjal.

“Itu sebenarnya, kalau (ginjal) sudah gagal, yang mengatur irama kencing itu kan ginjal. Membuat konsentrasi urinenya sebagaimana normal. Membuat pada malam hari lebih bisa di-keep,” ungkap dr. Tunggul dikutip dari detikcom, Selasa (1/10/2025).

Ia menambahkan, gangguan ginjal biasanya menimbulkan gejala tambahan, seperti urine berbusa, jumlah urine berkurang, atau perubahan warna urine. 

Namun, dr. Tunggul menekankan bahwa gejala ini tidak selalu menjadi tanda pasti penyakit ginjal, karena ada banyak penyebab lain.

“Penyebab sakit ginjal kan banyak, kalau misal penyebabnya diabetes tidak terkontrol mungkin dia akan sering kencing. Bukan hanya malam, tapi siang dan seterusnya,” tambahnya.

Baca Juga: Fakta 7 Khasiat Kangkung & Mitos Bikin Ngantuk, Apa Kata Dokter?

Normal vs Sering Buang Air Kecil

Secara medis, frekuensi buang air kecil normal berkisar antara 4–8 kali sehari. Frekuensi ini bisa meningkat karena beberapa faktor ringan, misalnya:

  • Banyak minum air menjelang tidur.
  • Konsumsi makanan atau minuman berkafein.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu seperti diuretik.

Namun, jika seseorang sering buang air kecil meski minum sedikit atau tidak ada faktor pemicu, ini bisa menjadi gejala kondisi medis tertentu yang perlu diwaspadai.

9 Penyebab Sering Buang Air Kecil

  1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
    ISK merupakan penyebab paling umum. Bakteri menyerang saluran kemih sehingga menyebabkan peradangan. Gejala pendampingnya bisa berupa nyeri perut atau pinggang dan demam. 
  2. Kandung Kemih Overaktif
    Kondisi ini membuat kandung kemih berkontraksi secara berlebihan, meski belum penuh. Selain sering buang air kecil, penderita sulit menunda kencing dan sering terbangun di malam hari. 
  3. Infeksi Ginjal
    Biasanya akibat ISK yang tidak tertangani. Gejalanya meliputi sering buang air kecil, demam, nyeri punggung, dan sensasi terbakar saat kencing. 
  4. Batu Ginjal
    Selain sering kencing, batu ginjal menimbulkan rasa sakit di perut bawah, urine berdarah, mual, dan muntah. 
  5. Kehamilan
    Trimester pertama kehamilan menekan kandung kemih akibat perkembangan uterus, sehingga frekuensi buang air kecil meningkat. Senam Kegel disarankan untuk menguatkan otot panggul. 
  6. Diabetes
    Sering pipis adalah gejala awal diabetes, karena tubuh mengeluarkan glukosa berlebih melalui urine. 
  7. Gangguan Prostat
    Pembesaran prostat menekan uretra, membuat kandung kemih lebih sensitif dan menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat, terutama pada pria. 
  8. Efek Obat-obatan Diuretik
    Obat ini digunakan untuk mengurangi cairan berlebih dalam tubuh, sehingga ginjal bekerja lebih aktif membuang urine. 
  9. Divertikulitis dan Kondisi Lain
    Divertikulitis, gangguan saraf, stroke, atau gangguan kecemasan juga bisa memicu sering buang air kecil.

Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil di Rumah

Penanganan harus disesuaikan dengan penyebab. Beberapa langkah sederhana yang bisa dicoba:

  1. Latih Kandung Kemih: Cobalah menunda kencing secara bertahap untuk melatih kandung kemih menahan urine lebih lama. Latihan ini bisa dilakukan selama 12 minggu untuk hasil optimal. 
  2. Senam Kegel:  Latihan ini memperkuat otot panggul dan kandung kemih, sehingga dorongan kencing lebih terkendali. Lakukan selama 5 menit, 3 kali sehari. 
  3. Atur Pola Makan dan Minum: Kurangi makanan dan minuman yang bersifat diuretik atau mengiritasi kandung kemih, seperti kafein, makanan pedas, dan pemanis buatan. Sebaliknya, konsumsi cukup air dan serat, tapi hindari minum berlebihan menjelang tidur. 
  4. Konsultasi ke Dokter: Jika sering buang air kecil berlangsung terus-menerus, segera periksakan diri. Pemeriksaan medis akan memastikan penyebab dan menentukan penanganan yang tepat, baik itu kontrol gula darah, pengobatan infeksi, atau terapi lain.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Sepele Tapi Mematikan yang Bisa Picu Gagal Ginjal Tanpa Disadari!

Kapan Harus Waspada?

Beberapa tanda yang sebaiknya diwaspadai:

  • Urine berbusa atau berubah warna.
  • Frekuensi buang air kecil sangat tinggi tanpa sebab jelas.
  • Disertai nyeri, demam, atau gejala lain yang mengganggu.
  • Riwayat penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi.

Gejala-gejala ini bisa menjadi indikator awal gangguan ginjal atau kondisi medis lain, sehingga penanganan cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.

Sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil tidak selalu berarti gagal ginjal, tetapi patut diwaspadai jika disertai gejala tambahan. dr. Tunggul Situmorang menegaskan, “Kalau dia mulai terganggu, akan macam-macam (gejalanya), bisa itu kencing malam, bisa kencing berbusa, bisa kencing yang makin sedikit, bisa warnanya beda.”

Penyebabnya bisa bermacam-macam: dari infeksi ringan, kandung kemih overaktif, batu ginjal, diabetes, hingga gangguan prostat. Penanganan yang tepat bergantung pada diagnosis akurat dari dokter.

Dengan menjaga pola hidup sehat, mengatur asupan cairan, dan rutin memeriksakan kesehatan, risiko gangguan ginjal dan frekuensi buang air kecil berlebihan dapat diminimalkan.

Intinya, jangan abaikan alarm tubuh Anda. Mengerti penyebab dan mengambil tindakan cepat bisa menyelamatkan kesehatan ginjal dan kualitas hidup Anda.