FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
Super Flu Subclade K Masuk RI, Kemenkes Tegaskan Warga Diimbau Tidak Panik

News

Super Flu Subclade K Masuk RI, Kemenkes Tegaskan Warga Diimbau Tidak Panik

Writer: Raodatul - Rabu, 31 Desember 2025 16:17:05

Super Flu Subclade K Masuk RI, Kemenkes Tegaskan Warga Diimbau Tidak Panik
Sumber gambar: Ilustrasi Flu/Freepik

FYPMedia.id - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memastikan bahwa varian influenza yang belakangan dikenal sebagai “super flu” subclade K telah ditemukan di Indonesia sejak 25 Desember 2025. 

Meski demikian, pemerintah menegaskan situasi masih terkendali dan masyarakat tidak perlu panik, selama tetap menjaga kewaspadaan dan disiplin menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Isu super flu menjadi sorotan global setelah Amerika Serikat melaporkan lonjakan signifikan kasus influenza selama musim dingin. 

Dalam sepekan terakhir, otoritas kesehatan AS mencatat sekitar 70 ribu kasus influenza, yang sebagian dikaitkan dengan peredaran subclade K. Kondisi tersebut memicu kekhawatiran dunia, termasuk Indonesia, terkait potensi peningkatan kasus dan tekanan pada layanan kesehatan.

Subclade K Terdeteksi di Indonesia Sejak 25 Desember

Kemenkes RI mengonfirmasi bahwa subclade K telah teridentifikasi melalui pemeriksaan genomik yang dilakukan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Penyakit Menular Kemenkes RI, dr Prima Yosephine, menyampaikan bahwa temuan tersebut pertama kali dilaporkan pada 25 Desember 2025.

“Dan pada tanggal 25 Desember 2025 Balai Besar Laboratorium Kesehatan melaporkan telah ditemukan Influenza A (H3N2) clade 3C.2a1b.2a.2a.3a.1/K, atau yang dikenal dengan subclade K,” jelasnya.

Meski sudah terdeteksi di Tanah Air, dr Prima menegaskan bahwa subclade K belum mendominasi kasus influenza nasional.

Influenza A H3N2 Masih Dominan di Indonesia

Berdasarkan hasil surveilans nasional, mayoritas kasus influenza di Indonesia hingga akhir 2025 masih didominasi oleh Influenza A H3N2.

“Adapun untuk influenza, mayoritas sub-type yang saat ini terdeteksi adalah influenza A H3N2 dengan proporsi tertinggi 100 persen pada minggu ke-51 di 2025. Influenza A H3N2 yang bersirkulasi adalah clade 3C.2a1b.2a.2a.3a.1,” tegas dr Prima, dilansir dari detikcom, Selasa (30/12/2025).

Hal ini menegaskan bahwa meskipun subclade K telah masuk, varian tersebut belum menjadi faktor utama dalam pola penularan influenza di Indonesia.

Baca Juga: Mitos Terbongkar! Wortel Tak Bisa Kurangi Mata Minus, Ini Faktanya

Apakah Super Flu Picu Lonjakan Kasus di RI?

Menjawab kekhawatiran publik, Kemenkes menyatakan bahwa tidak terjadi lonjakan kasus influenza secara nasional setelah subclade K teridentifikasi. Justru, data menunjukkan tren kasus cenderung menurun.

“Proporsi kasus influenza menurun menjadi sebesar 12 persen pada minggu ke-51 dibandingkan minggu sebelumnya. Berdasarkan karakteristik usia, proporsi tertinggi kasus influenza adalah usia 18-59 tahun atau 40 persen,” ungkap dr Prima.

Penurunan tren ini bahkan telah berlangsung selama dua bulan terakhir, sehingga Kemenkes menilai kondisi epidemi influenza di Indonesia masih dalam batas aman.

Pemantauan ISPA, ILI, dan Pneumonia Ikut Menurun

Selain influenza, pemantauan penyakit saluran pernapasan lain juga menunjukkan tren serupa. Melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR), Kemenkes mencatat tidak ada peningkatan signifikan pada kasus pneumonia, ISPA, maupun influenza-like illness (ILI).

“Hasil pemantauan melalui SKDR, untuk pneumonia, ILI, dan ISPA, didapatkan kecenderungan penurunan tren beberapa minggu terakhir. Kondisi tersebut di atas menunjukkan bahwa adanya peredaran subclade K tidak mempengaruhi kondisi epidemi influenza di Indonesia,” lanjut dr Prima.

DPR Minta Kemenkes Perkuat Mitigasi dan Surveilans

Meski situasi relatif terkendali, Komisi IX DPR RI meminta Kemenkes untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan langkah mitigasi. Wakil Ketua Komisi IX DPR, Yahya Zaini, menekankan pentingnya surveilans aktif dan pemeriksaan di pintu masuk negara.

“Kemenkes harus melakukan mitigasi dan surveilans untuk mengetahui apakah ‘super flu’ sudah masuk ke Indonesia atau belum,” kata Yahya kepada wartawan, Selasa (30/12).

Ia juga menyoroti perlunya pemeriksaan terhadap pelaku perjalanan internasional, khususnya dari negara yang mengalami lonjakan kasus.

“[Perlu] melakukan pemeriksaan terhadap orang yang datang dari Amerika atau dari luar negeri di pintu-pintu masuk ke Indonesia, baik WNI maupun orang asing,” ujarnya.

Kesiapan Rumah Sakit dan Tenaga Medis Disorot

Selain surveilans, DPR meminta Kemenkes memastikan kesiapan fasilitas kesehatan jika terjadi perubahan situasi epidemi.

“Mempersiapkan rumah sakit, tenaga kesehatan, dan obat-obatan jika ‘super flu’ terbukti sudah masuk ke Indonesia dan segera melakukan tindakan pengobatan,” lanjut Yahya.

Ia juga menekankan pentingnya peringatan dini bagi WNI yang bepergian ke luar negeri.

Dorongan Evaluasi dan Vaksin Alternatif

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB, Nihayatul Wafiroh, turut meminta langkah cepat dan terukur, termasuk evaluasi efektivitas vaksin influenza yang ada.

“Jika vaksin yang ada tidak memberikan perlindungan yang memadai terhadap subclade K, kami minta Kemenkes segera melakukan uji ulang, transparan dalam publikasi hasilnya, dan menyusun rencana antisipasi vaksin alternatif yang lebih manjur,” ujar Ninik, Rabu (31/12).

Ia juga meminta transparansi data uji klinis dan hasil surveilans virus influenza di Indonesia.

“Dan ketiga, saya minta adanya percepatan pengembangan atau pengadaan vaksin alternatif yang lebih efektif bila terbukti vaksin saat ini memiliki efektivitas rendah terhadap varian yang dominan,” tegasnya.

Baca Juga: 7 Ramuan Herbal & Obat Alami untuk Tangkal Flu dan Pilek di Cuaca Tak Menentu

Pelajaran dari Pandemi Covid-19: Jangan Panik, Tapi Waspada

Kapoksi Komisi IX Fraksi PAN DPR RI, Ashabul Kahfi, mengingatkan masyarakat agar tidak terjebak kepanikan berlebihan. Namun, ia menekankan bahwa kewaspadaan tetap menjadi kunci.

“Saya kira yang pertama perlu kita sampaikan ke publik adalah, jangan panik, tapi tetap waspada. Istilah ‘super flu’ yang ramai diberitakan itu memang terdengar menakutkan, tapi pada dasarnya ini masih kelompok flu yang kita kenal, hanya dengan penyebaran yang cukup cepat di beberapa negara,” kata Ashabul.

Menurutnya, deteksi dini dan komunikasi publik yang transparan sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

“Kemenkes perlu terus memperkuat pemantauan dan kesiapan layanan kesehatan. Deteksi dini, kesiapan puskesmas dan rumah sakit, serta komunikasi yang jujur dan menenangkan kepada masyarakat itu kunci,” ujarnya.

Peran Keluarga Jadi Benteng Pertama

Ashabul juga menyoroti peran keluarga dalam pencegahan penyakit menular, khususnya pada anak-anak.

“Ini bukan soal menakut-takuti, tapi soal membangun kewaspadaan yang rasional,” tuturnya.

Ia mengimbau orang tua untuk tidak memaksakan anak beraktivitas jika menunjukkan gejala sakit, serta segera mencari pertolongan medis bila diperlukan.

Imbauan Resmi Kemenkes: PHBS dan Masker

Kemenkes RI menegaskan bahwa meski belum ada lonjakan kasus, kewaspadaan tetap harus dijaga. Masyarakat diimbau menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta menggunakan masker saat kondisi tubuh tidak fit.

“Meskipun seperti itu tetap semua kewaspadaan tetap disiapkan, di antaranya adalah imbauan untuk menggunakan masker jika dalam kondisi tidak sehat serta meningkatkan PHBS,” tutup dr Prima.

Kemenkes juga memastikan surveilans genomik dan epidemiologi akan terus diperkuat untuk mengantisipasi potensi perubahan situasi.

Kesimpulan

Masuknya super flu subclade K ke Indonesia menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan sistem kesehatan nasional. Namun, berdasarkan data terkini, tidak ada lonjakan kasus influenza, dan situasi masih terkendali.

Pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat diharapkan dapat bersinergi menjaga kewaspadaan secara rasional, tanpa kepanikan dengan tetap mengedepankan transparansi, disiplin kesehatan, dan kepercayaan pada data ilmiah.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us