FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
Bencana Sumut: 1.030 Personel Polri Dikerahkan Tangani 221 Kejadian di 12 Wilayah

News

Bencana Sumut: 1.030 Personel Polri Dikerahkan Tangani 221 Kejadian di 12 Wilayah

Writer: Raodatul - Jumat, 28 November 2025 08:00:00

Bencana Sumut: 1.030 Personel Polri Dikerahkan Tangani 221 Kejadian di 12 Wilayah
Sumber gambar: Potret banjir di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. (Tangkapan Layar Video Instagram/masinton)

FYPMedia.id - Bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Sumatera Utara sejak akhir November 2025 meninggalkan dampak besar bagi ribuan warga. 

Merespons kondisi darurat tersebut, Polri mengerahkan 1.030 personel dalam operasi kemanusiaan berskala besar untuk mempercepat proses evakuasi, pencarian korban, serta pemulihan akses vital masyarakat.

Operasi yang dimulai sejak 24 November 2025 ini menunjukkan komitmen penuh Korps Bhayangkara dalam memastikan keselamatan masyarakat di tengah cuaca ekstrem yang masih berlangsung hingga kini. 

Selain banjir dan longsor, beberapa wilayah juga terdampak angin puting beliung dan pohon tumbang, yang memperparah kerusakan infrastruktur maupun akses jalur darat.

221 Kejadian Bencana, 212 Korban Jiwa, 1.168 Warga Mengungsi

Berdasarkan laporan terbaru hingga Kamis (27/11) pukul 12.30 WIB, tercatat 221 kejadian bencana di 12 kabupaten/kota di Sumatera Utara. Perinciannya meliputi:

  • 119 longsor
  • 90 banjir
  • 10 kejadian pohon tumbang
  • 2 angin puting beliung

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, menjelaskan bahwa dampak bencana tersebut menimbulkan total 212 korban jiwa, terdiri dari:

  • 43 meninggal dunia
  • 81 luka-luka
  • 88 masih dalam proses pencarian
  • 1.168 warga mengungsi

Data tersebut menunjukkan skala bencana yang luar biasa besar, mengingat sebagian besar wilayah terdampak mengalami tanah longsor beruntun akibat curah hujan ekstrem.

Dalam keterangannya, Trunoyudo menyampaikan: “Pada skala kewilayahan, sejumlah Polres mencatat dampak signifikan. Polres Mandailing Natal menangani 12 kejadian dengan 400 pengungsi, Polres Padang Sidempuan mencatat 13 kejadian disertai 1 korban meninggal dan 120 pengungsi.”

Wilayah Paling Parah: Tapanuli Utara, Sibolga, dan Langkat

Trunoyudo juga menjelaskan wilayah yang mengalami dampak paling masif dan membutuhkan perhatian intensif dari tim gabungan.

1. Polres Tapanuli Utara – Paling Parah

  • 54 kejadian
  • 41 korban meninggal
  • 31 orang hilang
  • 134 pengungsi

Daerah ini diketahui memiliki topografi perbukitan yang rentan longsor sehingga menjadi titik bencana paling kritis dalam operasi.

2. Polres Sibolga

  • 11 kejadian longsor
  • 61 korban jiwa
  • 47 orang masih hilang

Sibolga merupakan salah satu daerah dengan kontur tebing curam yang rawan runtuh bila diguyur hujan intensitas tinggi.

3. Polres Langkat

  • 27 kejadian
  • 750 warga mengungsi

Derasnya arus banjir bandang menyebabkan penghuni pemukiman di sepanjang sungai terpaksa mengungsi massal.

Selain tiga wilayah tersebut, sejumlah Polres lain juga melaporkan tingkat kerusakan signifikan, termasuk Polres Pakpak Bharat (24 kejadian longsor, 2 meninggal) dan Polres Tapanuli Selatan (20 kejadian, 17 meninggal, 73 luka-luka, 500 pengungsi).

Baca Juga: Banjir Aceh Selatan: 7 Desa Terendam, Ratusan Warga Mengungsi dalam Kepungan Air

Cuaca Ekstrem: Hujan Tinggi, Potensi Longsor Baru

Badan Meteorologi memperkirakan hujan intensitas tinggi masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan. Kondisi tanah yang jenuh air meningkatkan risiko longsor susulan, sehingga memperlambat proses pencarian korban yang tertimbun material.

Trunoyudo menegaskan: “Cuaca hingga kini masih didominasi hujan intensitas tinggi dengan potensi longsor susulan akibat curah hujan ekstrem beberapa hari terakhir.”

Tim penyelamat perlu bergerak ekstra hati-hati, sebab kondisi ini dapat mengancam keselamatan personel di lapangan.

Polri Kerahkan Kekuatan Penuh: 1.030 Personel & Dukungan Teknologi

Untuk mempercepat penanganan, Polri mengerahkan personel dari berbagai satuan, antara lain:

  • 545 personel Satwil
  • 121 personel Ditsamapta
  • 345 personel Satbrimob
  • 8 personel Bid TIK
  • 11 personel Biddokkes

Keterlibatan berbagai satuan ini memastikan operasi kemanusiaan berjalan sistematis, terukur, dan bersinergi.

Langkah-langkah strategis yang dilakukan Polri meliputi:

  • Evakuasi korban bencana: Tim SAR gabungan mengevakuasi warga terjebak banjir dan area longsor menggunakan perahu karet serta alat berat.

  •  Pencarian korban hilang: Operasi pencarian melibatkan anjing pelacak, drone termal, dan tim ahli.

  • Pembersihan akses jalan: Material longsor yang menutup jalan utama segera dibersihkan agar mobilitas logistik tidak terhambat.

  • Pelayanan kesehatan: Biddokkes menyediakan posko medis dan melakukan perawatan luka ringan hingga berat.

  • Pemasangan komunikasi darurat Starlink: Teknologi satelit dipasang untuk mengatasi putusnya jaringan telekomunikasi di daerah terisolasi.

  • Pengaturan lalu lintas dan keamanan wilayah: Polisi memastikan jalur evakuasi tetap aman dan tidak menimbulkan kemacetan.

Helikopter BKO Mabes Polri Dikerahkan untuk Evakuasi Udara

Sebagai respons lanjutan atas kondisi geografis yang sulit dijangkau, Polri mengerahkan helikopter BKO dari Mabes Polri. Helikopter ini digunakan untuk:

  • Evakuasi udara dari titik-titik terisolasi
  • Distribusi logistik ke pengungsian
  • Peninjauan udara untuk pemetaan kerusakan
  • Pengangkutan cepat korban luka berat ke rumah sakit rujukan

Upaya ini sangat penting karena beberapa jalur darat tidak dapat dilewati akibat tanah longsor yang menutupi badan jalan sepanjang beberapa kilometer.

Pendirian Dapur Umum dan Distribusi Logistik Massal

Tidak hanya fokus pada evakuasi, Polri bersama pemerintah daerah juga menyiapkan langkah pemulihan kebutuhan dasar. Enam truk bantuan logistik telah dikirim ke:

  • Sibolga
  • Tapanuli Tengah
  • Tapanuli Utara

Distribusi logistik ini meliputi makanan siap saji, selimut, obat-obatan, air bersih, pakaian, serta kebutuhan bayi.

Dapur umum juga didirikan di beberapa titik pengungsian untuk memastikan warga terdampak dapat memperoleh makanan hangat setiap hari.

Kapolda Sumut Turun Langsung ke Lokasi Bencana

Sebagai bentuk tanggung jawab dan pengawasan langsung, Kapolda Sumut bersama sejumlah pejabat utama Polda turun ke lokasi terdampak guna memimpin koordinasi darurat.

Kehadiran pimpinan lapangan sangat penting untuk mempercepat pengambilan keputusan, terutama terkait distribusi bantuan dan pembukaan akses darurat.

Baca Juga: 64 Orang Tewas, 65 Hilang: 3 Wilayah Ini Paling Parah Terdampak Banjir Meksiko

Komitmen Polri: Maksimalkan Kekuatan, Tanpa Menunggu Perintah

Dalam keterangannya, Trunoyudo menegaskan bahwa Polri mengerahkan seluruh kekuatan dari tingkat Polsek hingga Polda.

“Polri memaksimalkan seluruh kekuatan dari tingkat Polsek hingga Polda untuk menyelamatkan warga dan mempercepat penanganan di titik-titik terdampak. Fokus utama kami adalah evakuasi, pencarian korban, dan memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi,” ujar Turnoyudo, dikutip dari detikcom, Jumat (28/11/2025).

Ia menambahkan bahwa operasi kemanusiaan ini tidak bisa berjalan tanpa kolaborasi penuh dengan berbagai pihak.

“Kami mengajak pemerintah daerah, relawan, dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membantu saudara-saudara kita yang terdampak. Operasi kemanusiaan ini membutuhkan kolaborasi penuh.”

Kesimpulan

Dengan total 221 kejadian bencana, 212 korban jiwa, dan ribuan warga terdampak, Sumatera Utara saat ini menjadi salah satu wilayah dengan situasi darurat terbesar di penghujung tahun 2025.

Namun, dengan dukungan 1.030 personel Polri, teknologi komunikasi darurat, helikopter evakuasi, serta kolaborasi lintas lembaga, upaya pemulihan diharapkan dapat berlangsung cepat dan terstruktur.

Polri memastikan operasi kemanusiaan akan terus berlanjut hingga seluruh korban ditemukan, seluruh pengungsian tertangani, dan seluruh akses vital dapat kembali dimanfaatkan oleh masyarakat.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us