Writer: Raodatul - Jumat, 12 Desember 2025 04:46:05
FYPMedia.id - Petai, atau Parkia speciosa, selama ini dikenal sebagai bahan makanan khas Nusantara dengan aroma tajam yang membuat sebagian orang mencintainya, sementara sebagian lain menghindarinya. Meski kontroversial karena baunya, petai tetap populer dan sering menjadi pelengkap hidangan hingga lalapan.
Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah: Apakah makan petai bisa merusak ginjal? Artikel ini mengupas tuntas penjelasan medis, manfaat, risiko, hingga batas aman konsumsi petai menurut ahli.
Petai: Tanaman Khas Asia Tenggara dengan Nutrisi Tinggi
Petai bukan sekadar makanan dengan bau menyengat. Di balik aromanya, tanaman khas Asia Tenggara ini menyimpan sejumlah zat aktif yang menyehatkan tubuh. Polong dan bijinya mengandung polifenol, fitosterol, flavonoid, serta berbagai mineral yang mendukung kesehatan tubuh.
Zat-zat tersebut dikenal sebagai komponen alami yang memiliki fungsi antioksidan, antiradang, dan meningkatkan metabolisme. Tak heran jika banyak masyarakat memasukkan petai dalam menu harian.
Namun, di balik manfaat tersebut, ada kekhawatiran mengenai dampak petai terhadap ginjal, terutama bila dikonsumsi berlebihan.
Apakah Petai Bisa Memicu Kerusakan Ginjal? Ini Penjelasan Ahlinya
Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Inggrid Tania, memberikan penjelasan tegas terkait isu petai dan kesehatan ginjal. Menurut beliau, konsumsi berlebih—terutama dalam jangka panjang, dapat memberikan dampak buruk.
Dikutip dari detikcom, pada Jumat (12/12/2025), ia mengatakan: "Bisa picu kerusakan ginjal kalau makan petai setiap hari dan berlebihan. Kalau hanya sekali-kali berlebihan, misalnya di satu hari, itu paling efeknya hanya kembung, banyak gasnya," ujar dr. Inggrid Tania.
Penjelasan ini menegaskan bahwa masalah bukan terletak pada petainya, melainkan jumlah dan frekuensi konsumsi.
Bahkan, dr. Inggrid menyebut bahwa kasus gangguan ginjal akibat petai sebenarnya sangat jarang terjadi karena tidak banyak orang yang mampu makan petai setiap hari dalam porsi besar.
Beliau juga menyampaikan batas aman konsumsi petai harian: Maksimal tiga sendok makan penuh dalam sehari.
Lebih dari batas itu, risiko gangguan metabolisme dan tekanan pada ginjal bisa meningkat, terutama pada individu yang sudah memiliki masalah ginjal sebelumnya.
Dalam penjelasan lanjutan, dr. Inggrid menekankan bahwa konsumsi petai yang berlebihan dan dilakukan terus-menerus dalam waktu lama sebaiknya dihindari:
"Mengonsumsi berlebihan sampai tiap hari dalam jangka waktu lama itu berbahaya. Jadi kalau mau sering, seminggu tiga kali, itu tidak akan memicu kerusakan ginjal," lanjut dr. Inggrid.
Dengan kata lain, frekuensi dan jumlah adalah kunci utama untuk mencegah risiko kesehatan.
Baca Juga: 3 Fakta Penting: Minum Air Putih Bisa Bantu Keluarkan Batu Ginjal Secara Alami
Mengapa Petai Bisa Membebani Ginjal Jika Berlebihan?
Ginjal memiliki tugas penting untuk menyaring zat sisa metabolisme yang masuk ke tubuh, termasuk zat aktif yang terkandung dalam makanan. Pada petai, beberapa komponennya memiliki sifat merangsang metabolisme nitrogen dan meningkatkan produksi urine yang sangat bau.
Jika dikonsumsi berlebihan, zat sisa metabolik dari petai bisa memperberat kinerja ginjal, terutama pada mereka yang:
- memiliki riwayat penyakit ginjal,
- sering mengonsumsi makanan tinggi natrium,
- jarang minum air putih,
- atau memiliki diabetes tidak terkontrol.
Bagi orang sehat, batasan konsumsi masih aman sejauh mengikuti anjuran ahli. Namun kebiasaan makan petai setiap hari dalam jumlah besar jelas tidak dianjurkan.
Manfaat Petai: Baik untuk Pengidap Diabetes dan Pencernaan
Meski berpotensi menimbulkan risiko jika dikonsumsi secara berlebihan, petai sesungguhnya memberi banyak manfaat jika dikonsumsi dalam jumlah wajar. Dr. Inggrid menjelaskan bahwa petai kaya antioksidan dan polifenol yang sangat bermanfaat untuk metabolisme glukosa.
Dalam keterangannya, dr. Inggrid: "Petai ini kaya akan zat-zat antioksidan, polifenol, dan zat-zat aktif yang terkandung dalam petai ini membantu tubuh kita agar bisa meregulasi gula darah."
Hal ini menjadikan petai sebagai salah satu makanan yang potensial membantu penderita diabetes melitus. Mekanismenya pun jelas: beberapa zat dalam petai mampu menurunkan aktivitas enzim alfa glukosidase, sehingga tubuh memproses gula lebih lambat dan kadar gula darah menjadi lebih stabil.
Dengan demikian, petai dapat membantu:
- memperbaiki sensitivitas insulin,
- menurunkan lonjakan gula darah setelah makan,
- serta meningkatkan metabolisme glukosa harian.
Tak hanya itu, petai juga dikenal sebagai makanan kaya serat. Serat berperan penting dalam fungsi pencernaan, termasuk:
- memperlancar buang air besar,
- menurunkan risiko sembelit,
- menyeimbangkan mikrobiota usus,
- serta mendukung detoksifikasi alami.
Dr. Inggrid menegaskan manfaat ini: "Petai juga kaya akan kandungan serat, dan membantu memperlancar sistem pencernaan."
Dengan konsumsi teratur dalam batas normal, petai dapat menjadi pendukung kesehatan yang efektif.
Baca Juga: 4 Kebiasaan Malam Hari yang Diam-diam Merusak Ginjal dan Picu Risiko Serius
Berapa Banyak Petai yang Aman Dikonsumsi?
Berikut rekomendasi konsumsi aman berdasarkan penjelasan dr. Inggrid:
Batas Harian: Maksimal 3 sendok makan petai per hari: Jumlah ini dianggap aman bagi orang sehat, tanpa menimbulkan risiko serius pada ginjal.
Batas Mingguan: 2–3 kali dalam seminggu: Frekuensi ini aman dan tidak akan memicu kerusakan ginjal, kecuali pada individu yang memiliki kondisi medis khusus.
Hindari Konsumsi Berlebihan Berturut-turut: Makan petai setiap hari dalam jangka panjang sangat tidak dianjurkan.
Minum Air Putih yang Cukup: Petai memiliki efek diuretik; tubuh perlu mendapatkan cukup cairan agar ginjal bekerja optimal.
Siapa yang Harus Waspada Saat Konsumsi Petai?
Beberapa orang sebaiknya membatasi atau menghindari petai:
- Penderita gagal ginjal kronis,
- Penderita batu ginjal,
- Pasien hipertensi berat,
- Pengidap diabetes yang belum terkontrol,
- Orang yang sedang diet rendah kalium,
- Individu yang sensitif terhadap makanan berbau tajam.
Jika memiliki kondisi medis tertentu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum menjadikan petai sebagai makanan rutin.
Kesimpulan: Aman, Asal Tidak Berlebihan
Petai adalah makanan bergizi yang memiliki banyak manfaat, terutama untuk pengaturan gula darah dan kesehatan pencernaan. Namun, seperti banyak bahan pangan lainnya, petai memiliki risiko jika dikonsumsi secara berlebihan, khususnya bagi kesehatan ginjal.
Pesan dari para ahli jelas: Petai aman, bahkan bermanfaat, asal dikonsumsi dalam jumlah wajar dan tidak setiap hari.
Dengan mengikuti batas aman konsumsi, masyarakat tetap bisa menikmati petai tanpa takut mengganggu kesehatan ginjal.