FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
7 Tanda Gangguan Mental Remaja yang Wajib Diwaspadai Orang Tua di 2025

News

7 Tanda Gangguan Mental Remaja yang Wajib Diwaspadai Orang Tua di 2025

Writer: Astriyani Sijabat - Selasa, 25 November 2025 08:00:00

7 Tanda Gangguan Mental Remaja yang Wajib Diwaspadai Orang Tua di 2025
Sumber gambar: https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid=XW3lOrHN&id=AE11014CCFE937DC417B1ACC9088857E1FEFA73B&thid=OIP.XW3lOrHNxRW9_pBAsIJ55wHaE5&mediaurl=https%3A%2F%2Fd1vbn70lmn1nqe.cloudfront.net%2Fprod%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F09%2F07034113%2FCara

FYP Media - Kesehatan mental remaja kini berada pada titik yang paling mengkhawatirkan. Lonjakan kasus perundungan (bullying), tekanan sosial dari media digital, hingga meningkatnya kasus penyimpangan perilaku membuat generasi muda berada dalam situasi yang jauh dari kata aman. Banyak orang tua tidak menyadari bahwa di balik perubahan sikap anak, terdapat sinyal bahaya yang perlu dipahami lebih serius.

Menurut Psikiater Riati Sri Hartini dari Fakultas Kedokteran IPB University, tanda gangguan mental remaja semakin tampak jelas dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini sejalan dengan maraknya kasus viral—mulai dari remaja di Sukabumi yang mengakhiri hidupnya, santri di Aceh yang membakar pesantren karena tidak tahan dirundung, hingga kasus memprihatinkan di sebuah sekolah di Jakarta, di mana korban perundungan meledakkan bom rakitan.

Fenomena ini adalah alarm keras bagi masyarakat: kesehatan mental remaja bukan isu sepele, melainkan krisis yang perlu ditangani dengan cepat dan cermat.

Mengapa Kesehatan Mental Remaja Jadi Krisis Nasional?

Riati menegaskan bahwa masa remaja adalah masa transisi penuh guncangan. Pada periode ini, seseorang mengalami perubahan signifikan pada aspek fisik, emosional, mental, dan sosial. Inilah fase ketika remaja mulai bertanya: Siapa aku? Apa nilai hidupku? Apa peranku di masyarakat?

Mereka berada pada fase pencarian jati diri yang rentan terhadap tekanan, baik dari keluarga, sekolah, lingkungan sosial, maupun internet.

Namun sayangnya, konsep “sehat mental” sering disalahartikan. Banyak orang beranggapan bahwa seseorang dianggap sehat mental ketika tidak menunjukkan gejala gangguan jiwa. Padahal, menurut WHO, kesehatan mental adalah kondisi sejahtera secara fisik, mental, dan sosial.

Artinya, seorang remaja yang sehat mental adalah mereka yang mampu:

  • mengenali dan mengelola emosinya,
  • membangun hubungan positif,
  • dan beradaptasi dengan tekanan kehidupan.

Dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa juga ditegaskan bahwa individu sehat mental adalah mereka yang mampu berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial serta bekerja secara produktif.

Jika hal-hal ini tidak terpenuhi, remaja berisiko masuk dalam lingkaran gangguan kesehatan mental.

7 Tanda Gangguan Mental Remaja yang Harus Diwaspadai

Menurut Riati Sri Hartini, tanda gangguan mental remaja bisa muncul dalam banyak bentuk. Terkadang sangat jelas, namun sering kali tersamar sehingga tidak langsung dipahami oleh orang tua.

Berikut 7 tanda gangguan mental remaja yang wajib dipahami:

1. Menarik Diri dari Lingkungan Sosial

Remaja yang sebelumnya aktif dan periang tiba-tiba menghindari keluarga, teman, atau kegiatan favoritnya dapat menunjukkan gejala awal gangguan mental.

Mereka mungkin merasa tidak dimengerti, tidak aman, atau sedang bergulat dengan pikiran berat. Perubahan sosial ini sering dianggap “fase biasa”, padahal bisa menjadi tanda awal depresi.

2. Pikiran Negatif yang Muncul Berulang

Remaja dengan kondisi mental terganggu sering menunjukkan pola pikir yang gelap seperti:

  • merasa tidak berharga,
  • tidak berguna,
  • merasa gagal,
  • atau merasa dunia tidak berpihak pada mereka.

Pikiran negatif yang terus-menerus bisa berkembang menjadi keinginan menyakiti diri sendiri apabila tidak segera ditangani.

3. Mudah Marah dan Meledak secara Emosional

Perubahan hormon memang membuat remaja lebih emosional, tetapi kemarahan yang berlebihan, agresivitas, atau tantrum pada usia remaja bisa menjadi sinyal gangguan mental.

Ini bisa terjadi karena mereka tidak mampu mengekspresikan stres dan tekanan dengan cara yang sehat.

4. Melanggar Aturan Secara Berulang

Perilaku membolos, melawan guru, mencuri, atau mencari sensasi ekstrem sering menjadi pelarian remaja yang mengalami tekanan mental.

Perilaku antisosial ini bukan sekadar kenakalan, tetapi bisa menjadi manifestasi dari gangguan perilaku atau kegagalan remaja mengatasi tekanan.

5. Keluhan Fisik Tanpa Penyebab Jelas

Kesehatan mental dan fisik saling berkaitan. Remaja yang mengalami gangguan psikologis sering mengeluh:

  • sakit kepala,
  • nyeri perut,
  • mual,
  • nyeri otot,
  • atau kelelahan ekstrem,

meski tidak ada diagnosis medis yang jelas.

Ini disebut keluhan psikosomatis, yang sangat umum terjadi.

6. Mengonsumsi Rokok, Alkohol, atau Obat Terlarang

Sebagian remaja menggunakan zat-zat berbahaya sebagai pelarian dari stres, tekanan sosial, atau trauma. Kebiasaan ini bukan hanya merusak kesehatan fisik, tetapi juga memperburuk kondisi mental mereka.

Penggunaan zat adalah tanda serius bahwa remaja membutuhkan pertolongan segera.

7. Perilaku Menyakiti Diri atau Membahayakan Diri Sendiri

WHO mencatat bahwa kelompok remaja adalah salah satu kelompok paling rentan mengalami:

  • gangguan emosional,
  • gangguan perilaku,
  • gangguan pola makan,
  • psikosis,
  • hingga self-harm.

Ini adalah red flag paling berbahaya dan membutuhkan intervensi cepat dari keluarga maupun tenaga profesional kesehatan mental.

Mengapa Remaja Rentan Alami Gangguan Mental?

Masalah mental remaja sering kali berasal dari multifaktor, seperti:

  • tekanan teman sebaya,
  • pencarian identitas diri yang membingungkan,
  • eksposur berlebihan terhadap media sosial,
  • standar gender dan sosial yang menekan,
  • konflik keluarga,
  • lingkungan sekolah yang penuh kompetisi,
  • serta pengalaman kekerasan atau perundungan.

Remaja tidak hanya menghadapi dunia nyata, tetapi juga dunia maya yang jauh lebih kejam, penuh komentar negatif, dan standar tidak realistis.

Tidak heran jika mereka lebih mudah lelah secara mental.

Seperti Apa Remaja yang Sehat Mental?

Berlawanan dengan anggapan umum, remaja yang sehat mental bukan remaja tanpa masalah. Justru mereka adalah remaja yang mampu menghadapi masalah dengan cara yang tepat.

Ciri-cirinya antara lain:

  • mampu menyelesaikan konflik secara sehat,
  • memiliki empati,
  • berpikir positif meski menghadapi tantangan,
  • merasa bahagia dengan kehidupannya,
  • menerima diri sendiri apa adanya,
  • serta mampu menjalankan peran sebagai manusia dan makhluk Tuhan.

Remaja yang sehat mental bukanlah yang sempurna, tetapi mereka yang memiliki ketangguhan (resilience) dalam menghadapi hidup.

Membangun Generasi Tangguh: Tanggung Jawab Kita Semua

“Kesehatan mental remaja adalah fondasi generasi masa depan,” tegas Riati.

Jika sejak dini remaja belajar:

  • mencintai diri sendiri,
  • mengelola tekanan dengan baik,
  • dan berani meminta bantuan,

maka mereka akan tumbuh menjadi generasi yang kuat, produktif, dan berdaya.

Kita tidak hanya bertanggung jawab memahami tanda gangguan mental remaja, tetapi juga menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka untuk tumbuh.

Remaja bukan hanya masa depan bangsa — mereka adalah investasi terbesar yang perlu dirawat sejak sekarang.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us