FYP
Media
Memuat Halaman...
0%
176 SPPG Diaktifkan Jadi Dapur Umum untuk Korban Bencana Sumatera

News

176 SPPG Diaktifkan Jadi Dapur Umum untuk Korban Bencana Sumatera

Writer: Raodatul - Minggu, 07 Desember 2025 11:56:12

176 SPPG Diaktifkan Jadi Dapur Umum untuk Korban Bencana Sumatera
Sumber gambar: 176 SPPG Diaktifkan Jadi Dapur Umum untuk Korban Bencana Sumatera/Screnshoot Instagram @badangizinasional.ri

FYPMedia.id - Dalam upaya cepat merespons bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, Badan Gizi Nasional (BGN) menggerakkan sebanyak 176 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk bertransformasi menjadi dapur umum darurat. 

Strategi ini dilakukan untuk memastikan kebutuhan gizi masyarakat terdampak tetap terpenuhi meski aktivitas harian terganggu total akibat bencana.

Langkah sigap ini menegaskan fungsi SPPG bukan hanya sebagai penyedia makanan bergizi saat kondisi normal, tetapi juga sebagai unit krisis yang mampu bergerak cepat saat masyarakat membutuhkan bantuan paling mendesak. 

Aktivasi SPPG dalam jumlah besar di tiga provinsi menunjukkan koordinasi lintas wilayah yang solid serta kesiapan negara dalam menjamin hak dasar masyarakat terhadap pangan.

Dalam unggahan resmi di akun Instagram @badangizinasional.ri, BGN menegaskan bahwa seluruh SPPG di wilayah terdampak kini bekerja tanpa henti. 

Mereka memastikan pasokan makanan bergizi tetap tersalur setiap hari kepada para penyintas banjir dan longsor yang masih berada di pengungsian maupun wilayah yang aksesnya terputus.

"Sebanyak 176 SPPG di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat kini bekerja maksimal untuk mendistribusikan makanan bergizi setiap hari", tulis unggahan di Instagram resmi @badangizinasional.ri, dikutip Minggu (7/12/2025).

Respons Cepat di Aceh: 122 SPPG Salurkan Lebih dari Setengah Juta Porsi Makanan

Wilayah Aceh menjadi daerah dengan mobilisasi SPPG terbesar. Total 122 SPPG di sana diaktifkan secara penuh untuk menyuplai makanan kepada masyarakat terdampak banjir besar dan longsor yang memutus banyak akses jalan antar-kecamatan.

Hingga awal Desember, lebih dari 568.587 porsi MBG telah didistribusikan kepada warga di berbagai titik pengungsian maupun daerah yang tersisolasi. Angka ini menunjukkan betapa masifnya kebutuhan dan besarnya dampak bencana yang dialami masyarakat Aceh.

Dalam pernyataan resmi, BGN menegaskan komitmennya: "Di Provinsi Aceh, SPPG terus bergerak cepat untuk memastikan kebutuhan gizi masyarakat terpenuhi selama masa tanggap darurat," imbuhnya.

Distribusi makanan di Aceh dilakukan melalui skema gabungan antara dapur umum, mobil dapur keliling, serta sistem pengantaran langsung ke lokasi pengungsian. 

Hal ini dilakukan untuk memastikan seluruh lapisan masyarakat, terutama anak-anak, ibu hamil, lansia, dan penyintas berkebutuhan khusus, tetap mendapatkan asupan gizi yang cukup selama kondisi darurat.

Baca Juga: Tragedi Banjir & Longsor Sumatera 2025: 442 Korban Meninggal, 402 Hilang

Sumatera Utara: 50 SPPG Layani Kabupaten/Kota yang Paling Parah Terdampak

Sumatera Utara menjadi wilayah kedua dengan jumlah SPPG terbanyak yang diaktifkan. Sebanyak 50 SPPG disulap menjadi dapur umum dan bekerja non-stop untuk melayani warga terdampak di Kabupaten Langkat, Kota Medan, Kota Sibolga, dan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Total 367.111 porsi makanan telah disalurkan hingga kini, menunjukkan tingginya kebutuhan akibat kerusakan infrastruktur dan terhambatnya distribusi logistik.

BGN dalam keterangan resminya menyampaikan: "Selama masa tanggap darurat bencana di Sumatera Utara, SPPG terus menjalankan layanan pemenuhan gizi bagi masyarakat terdampak. Terdapat 50 SPPG yang memastikan distribusi tetap berlangsung di wilayah paling membutuhkan."

Peran SPPG di Sumatera Utara sangat penting mengingat beberapa wilayah mengalami kerusakan parah pada akses jembatan dan jalan. Dapur umum bergerak dan layanan berbasis komunitas menjadi strategi utama agar makanan tetap sampai kepada korban bencana.

Sumatera Barat: 4 SPPG Tetap Bergerak Cepat Salurkan Bantuan Gizi

Meski jumlahnya lebih sedikit dari provinsi lain, empat SPPG di Sumatera Barat tetap bergerak cepat mendukung kebutuhan pangan darurat. Hingga kini, 4.316 porsi makanan telah dibagikan kepada masyarakat di Kabupaten Agam dan Kota Solok, dua wilayah yang terdampak cukup serius oleh banjir dan longsor.

BGN menegaskan peran vital unit-unit SPPG ini dalam menjaga stabilitas gizi masyarakat selama masa krisis:

"Di Provinsi Sumatera Barat, SPPG turut melakukan respons cepat untuk memastikan kebutuhan gizi masyarakat tetap terpenuhi selama masa tanggap darurat", lanjutnya.

Keberadaan SPPG di Sumatera Barat sangat membantu karena beberapa titik bencana berada di wilayah perbukitan dengan akses terbatas, sehingga dapur umum menjadi solusi yang efisien untuk menyalurkan makanan dalam jumlah besar dengan cepat.

Baca Juga: Pemulihan Cepat! Akses Tarutung–Sibolga Pulih 39 KM Usai Longsor Besar

SPPG Hadir sebagai Garda Depan Layanan Gizi Saat Krisis

SPPG pada dasarnya merupakan unit pelaksana Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang dirancang untuk menyalurkan makanan sehat kepada kelompok sasaran seperti anak sekolah dan kelompok rentan. 

Namun, dalam situasi bencana, SPPG berfungsi sebagai garda depan layanan gizi yang mampu beradaptasi secara cepat dan efisien.

Aktivasi 176 SPPG untuk kepentingan darurat bencana menunjukkan:

1. Kecepatan Mobilisasi: SPPG dapat beroperasi segera ketika tanggap darurat ditetapkan, tanpa menunggu pembangunan dapur umum baru.

2. Jangkauan Distribusi Luas: Dengan lokasi SPPG tersebar di berbagai kecamatan, pendistribusian makanan dapat menjangkau lebih banyak korban secara merata.

3. Standarisasi Gizi Terjamin: Setiap porsi makanan yang diberikan tetap mengacu pada standar gizi MBG sehingga penyintas mendapatkan makanan yang aman dan bernutrisi.

4. Efektivitas Logistik: SPPG sudah memiliki sistem operasional dan pasokan bahan baku sehingga distribusi makanan bisa dilakukan cepat dan efisien meski dalam kondisi darurat.

SPPG Menghadapi Tantangan di Lapangan

Meskipun gerak cepat ini patut diapresiasi, SPPG di tiga provinsi tersebut menghadapi tantangan berat:

  • Akses jalan yang terputus membuat pendistribusian harus memanfaatkan jalur alternatif.
  • Beberapa wilayah mengalami krisis bahan bakar, menghambat mobilitas pengantaran makanan.
  • Cuaca ekstrem menghambat kerja lapangan tim dan relawan.
  • Beberapa titik pengungsian berada jauh di daerah terpencil yang sulit dijangkau.

Namun, berkat kerja sama lintas instansi, pemerintah daerah, relawan lokal, dan TNI-Polri, distribusi makanan tetap bisa dilaksanakan setiap hari.

Kesimpulan

Aktivasi 176 SPPG sebagai dapur umum darurat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menjadi bukti nyata bahwa negara hadir dalam situasi paling kritis. Dengan total lebih dari 939.000 porsi makanan bergizi yang telah disalurkan, langkah ini memperlihatkan betapa pentingnya infrastruktur layanan gizi yang tangguh, responsif, dan terstandarisasi.

SPPG bukan hanya unit pelayanan pada masa normal, tetapi juga tulang punggung ketahanan pangan masyarakat saat bencana melanda. 

Kehadiran mereka memastikan bahwa di tengah kesulitan, masyarakat tetap mendapatkan hak dasar berupa makanan bergizi yang aman dan layak.

Mau Diskusi Project Baru?

Contact Us