FYP Media.ID – Kematian tragis seorang diplomat muda dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu), inisial ADP (Arya Daru Pratama), menggemparkan publik. Ditemukan tewas mengenaskan dengan kepala terlilit lakban di sebuah indekos kawasan elite Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 8 Juli 2025, kasus ini masih penuh misteri. Hingga kini, penyebab pasti kematiannya belum juga terungkap secara resmi.
Lebih dari dua pekan berlalu, namun publik belum mendapat kepastian soal penyebab kematian diplomat tersebut. Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) pun turun tangan dan mendorong Polda Metro Jaya untuk segera mengumumkan hasil penyelidikan, terutama terkait hasil autopsi dan jejak digital korban yang hingga kini masih belum ditemukan.
Berikut ini adalah 5 fakta mencengangkan yang menjadi sorotan dalam kasus kematian ADP, diplomat muda penuh prestasi yang meninggal secara tidak wajar:
1. Ditemukan Tewas dengan Kepala Terlilit Lakban
Kondisi jenazah ADP saat ditemukan menjadi salah satu pemicu kecurigaan publik dan aparat penegak hukum. Kepala korban diketahui terlilit lakban, sebuah kondisi yang jauh dari normal bila dianggap sebagai kasus bunuh diri. Lokasi kejadian berada di indekos kawasan Gondangdia, yang dikenal sebagai daerah aman dan eksklusif bagi para pegawai negeri maupun pejabat negara.
Sampai saat ini, kepolisian belum menyimpulkan apakah kematian ADP akibat tindak pidana pembunuhan atau faktor lainnya. Namun, kronologi yang disusun penyidik disebut Kompolnas sudah cukup rinci dan tinggal menunggu hasil autopsi untuk melengkapi puzzle misteri tersebut.
2. Kompolnas Desak Polisi Umumkan Hasil Autopsi Segera
Komisioner Kompolnas, Mohammad Choirul Anam, secara tegas meminta agar Polda Metro Jaya tidak menunda pengumuman hasil autopsi kepada publik. Menurutnya, ini penting untuk memberi kejelasan kepada keluarga korban serta memenuhi hak publik atas informasi, terlebih kasus ini menyangkut seorang aparatur negara.
“Saya kira kalau dalam rangka autopsi tidak akan lama, oleh karena itu sesegera mungkin,” ujar Anam kepada wartawan, Jumat (25/7/2024).
Anam juga menyatakan bahwa hingga kini, penanganan kasus ini masih berada di jalur yang semestinya. Namun, semakin lama hasil autopsi ditunda, semakin banyak spekulasi yang berkembang di masyarakat.
3. Ponsel Korban Raib, Jejak Digital Hilang Misterius
Salah satu fakta paling mencengangkan dalam kasus kematian diplomat Kemlu ini adalah hilangnya ponsel milik korban. Hingga artikel ini ditulis, handphone ADP belum berhasil ditemukan oleh penyidik.
“Handphone ini memang belum ditemukan,” ungkap Anam.
Ketiadaan ponsel menambah kompleksitas penyelidikan, karena jejak digital dari perangkat tersebut berpotensi menjadi kunci penting dalam merekonstruksi kejadian sebelum kematian korban. Terlebih, sebagai diplomat, ADP kemungkinan menyimpan data-data penting dalam perangkat digitalnya.
Anam menambahkan bahwa meskipun jejak digital bukan satu-satunya penentu penyebab kematian, keberadaannya sangat membantu dalam membuka tabir kejadian.
4. Laptop dan Barang Digital Lain Jadi Kunci Pengungkapan
Meskipun ponsel korban belum ditemukan, pihak kepolisian dikabarkan telah mengamankan barang digital lain milik korban seperti laptop. Menurut Anam, data dari laptop dan perangkat digital lainnya dapat memberikan gambaran lebih terang tentang aktivitas terakhir korban.
“Dengan rekam jejak digital yang lain termasuk dari laptop dan beberapa benda digital yang lainnya, saya kira sudah cukup terang. Tinggal penyebab kematiannya saja dengan autopsi,” katanya.
Hal ini menunjukkan bahwa aparat tidak sepenuhnya kehilangan jejak. Namun, keberadaan ponsel tetap menjadi “PR besar” karena kemungkinan menyimpan komunikasi terakhir atau bahkan bukti rekaman penting terkait kejadian.
5. Polisi Klaim Tidak Ada Hambatan, Publik Masih Menunggu Kepastian
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menegaskan bahwa penyelidikan kasus kematian ADP terus berjalan dan tidak ada hambatan signifikan. Namun, pencarian ponsel korban memang masih berlangsung dan belum membuahkan hasil.
“Belum ditemukan,” ujar Ade Ary pada Kamis (24/7/2025).
Meski begitu, Ade menyebut pihaknya tetap optimistis dalam mengungkap misteri kematian ini. Ia meminta publik bersabar dan mempercayakan penyelidikan kepada tim yang bekerja.
Apakah Ada Motif Khusus di Balik Kematian ADP?
Sampai saat ini, polisi belum mengungkap adanya motif khusus yang menjadi penyebab kematian ADP. Namun, sejumlah spekulasi terus beredar, mulai dari kemungkinan adanya tekanan kerja, konflik pribadi, hingga dugaan keterlibatan pihak ketiga.
Belum ditemukannya ponsel ADP memperkuat kemungkinan adanya pihak yang secara sengaja menghilangkan barang bukti. Motif pembunuhan pun semakin mencuat, terutama jika dikaitkan dengan posisi strategis korban sebagai diplomat Kemlu.
Tekanan Publik Meningkat: Transparansi Jadi Tuntutan
Seiring dengan meningkatnya perhatian publik, tekanan kepada aparat penegak hukum juga terus bertambah. Kompolnas mengingatkan bahwa transparansi sangat penting untuk menghindari lahirnya hoaks, spekulasi, dan kegaduhan.
Kematian seorang aparatur negara dalam kondisi mencurigakan bukanlah perkara biasa. Oleh karena itu, pengungkapan secara cepat dan tuntas menjadi pertaruhan besar bagi citra kepolisian maupun institusi tempat korban bekerja.
Kesimpulan: Publik Menanti Kebenaran
Misteri kematian diplomat muda ADP masih belum menemukan titik terang. Jejak digital yang hilang, terutama ponsel korban yang belum ditemukan, menjadi tanda tanya besar dalam penyelidikan ini. Meski pihak kepolisian mengklaim tidak ada hambatan, masyarakat terus menanti hasil autopsi dan pengungkapan penyebab kematian.
Kompolnas telah menegaskan pentingnya keterbukaan informasi dan mendesak agar hasil penyelidikan segera diumumkan. Dengan teknologi forensik yang semakin canggih dan tekanan publik yang kuat, diharapkan kasus ini tidak menjadi satu dari sekian banyak kasus misterius yang berakhir tanpa kejelasan.