Menyebarnya penyakit meningitis di Arab Saudi, Kemenag RI menyarankan vaksinasi bisa menjadi solusi untuk calon jamaah haji. Demikian hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Agama RI Anna Hasbie pada wawancara bersapa Pro 3 RRI, Selasa (23/7/2024).
Ia menilai, imbauan vaksin meningitis yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi melalui Kemenkes RI dinilai sudah tepat. Imbauan ini bermula karena adanya kasus warga Amerika terserang penyakit meningitis setelah menunaikan Ibadah Haji di tanah suci tersebut.
“Diberlakukannya mulai bulan Juli 2024. Ini juga merupakan agenda penting Kemenag RI dalam mencegah penyebaran penyakit meningitis, ” kata Anna.
Terkait penggunaan vaksin meningitis menjadi syarat wajib dalam perjalanan umroh, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan dengan ketiga belah pihak. Diantaranya Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama serta perwakilan travel.
Dalam pertemuan tersebut, pihaknya membahas beberapa poin terkait ketersediaan vaksin meningitis agar bisa tercukupi. Dan juga distribusinya isa berjalan dengan lancar.
“Menurut pernyataan dari Kemenkes, ketersediaan vaksin sudah cukup baik. Sehingga ini tidak menjadi masalah di kemudian hari,” ucap Anna.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kebijakan ini pernah membuat pihak biro travel merasa keberatan. Hal ini disebabkan karena ketersediaan vaksin belum memadai saat itu.
Terkait dengan hal ini, pihaknya berupaya untuk meyakinkan agar stok vaksin bisa tercukupi. Upaya yang dilakukan selama ini adalah dengan sosialisasi melalui imbauan, surat, flyer, dan sosial media.
Kendati demikian, bahwa calon jemaah haji yang telah divaksin meningitis sebelumnya tidak perlukannya lagi vaksin tersebut. Hal ini disebabkan karena vaksin meningitis memiliki masa berlakunya masing-masing.
“Tinggal mengikuti tanggalnya saja, jika divaksinnya tahun 2022 maka nanti akan terlihat masa berlakunya sampai tahun berapa. Biasanya antara 2-3 tahun,” ucapnya.
Selain itu, dirinya juga menjelaskan vaksin meningitis bisa didapatkan dengan secara gratis atau berbayar. Kebijakan ini tergantung pada lokasi yang telah melakukan koordinasi dengan biro travel.
“Kalau di daerah agak sulit dikoordinasikan, tapi kami berupaya agar bisa mendapatkannya secara gratis. Sedangkan di Jakarta sangat mudah ditemukan, karena vaksin ini telah menyebar ke seluruh rumah sakit dan klinik di Jakarta,” ujarnya.