FYPMEDIA.ID – Gen Alpha adalah generasi setelah generasi Z. Kalangan Alpha adalah kelompok orang yang lahir setelah 2010. Mereka adalah orang yang tumbuh dalam lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh teknologi, media sosial, dan internet. Perkembangan teknologi ini tidak hanya memengaruhi cara mereka belajar dan bermain, tetapi juga cara mereka berbicara dan berinteraksi satu sama lain. Bahasa yang digunakan oleh kelompok Alpha penuh dengan ungkapan-ungkapan baru yang berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan budaya digital. Ungkapan-ungkapan ini sering kali terdengar asing bagi generasi sebelumnya. Mari kita mengenal bahasa gen alpha, seperti dilansir pada Classpoint.
9 Bahasa Gaul Generasi Alpha
“Skibidi”
Kata “skibidi” telah menjadi salah satu ungkapan yang viral di kalangan Alpha. Ungkapan ini berasal dari sebuah tarian yang populer di media sosial, seperti TikTok. “Skibidi” digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang asyik, seru, atau keren. Misalnya, “Ayo ikutan skibidi challenge yuk!”
“Salting”
“Salting” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan malu atau salah tingkah. Biasanya saat berhadapan dengan orang yang disukai atau situasi yang memalukan. Contohnya, “Ketemu dia tiba-tiba, gue jadi salting abis.”
“Yeet”
Ungkapan ini digunakan untuk menyatakan kegembiraan atau keberhasilan dalam melakukan sesuatu. “Yeet” sering digunakan dalam konteks permainan atau saat seseorang berhasil melakukan sesuatu dengan baik. Misalnya, “Yeet! Akhirnya gue bisa menyelesaikan level game ini!”
“Baper”
Kata “baper” adalah singkatan dari “bawa perasaan” yang berarti terlalu terbawa perasaan atau mudah tersinggung. Hal ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mudah terpengaruh secara emosional oleh situasi atau perkataan orang lain. Contohnya, “Jangan baper dong, itu cuma bercanda.”
“Flex”
“Flex” digunakan untuk menunjukkan kebanggaan atau pamer atas sesuatu yang dimiliki atau dicapai. Biasanya dalam konteks materi atau prestasi. Misalnya, “Lihat nih, dia flex mobil barunya di Instagram.”
“Vibe”
Kata “vibe” merujuk pada suasana atau perasaan yang ditimbulkan oleh sesuatu atau seseorang. Hal ini bisa positif atau negatif tergantung konteksnya. Misalnya, “Tempat ini punya vibe yang asik buat nongkrong.”
“Simp”
“Simp” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang berusaha terlalu keras untuk menyenangkan orang lain, terutama lawan jenis dan sering kali dengan cara yang berlebihan. Misalnya, “Dia selalu simp sama dia, selalu nurut apa kata dia.”
“No cap”
Ungkapan ini digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu yang dikatakan adalah jujur atau tanpa kebohongan. Misalnya, “Gue no cap nih, dia emang jago banget main basket.”
“Ghosted”
“Ghosted” digunakan untuk menggambarkan situasi seseorang tiba-tiba berhenti menghubungi atau menanggapi pesan tanpa alasan yang jelas. Misalnya, “Setelah ketemu kemarin, dia ghosted gue, gak ada kabar sama sekali.”
Bahasa gaul Gen Alpha mencerminkan dinamika dan kreativitas yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan budaya digital. Ungkapan-ungkapan seperti “skibidi,” “yeet,” dan “no cap” menjadi bagian dari identitas mereka dalam berkomunikasi sehari-hari. Dengan mengenal dan memahami bahasa ini, kita dapat lebih mudah berinteraksi dan menjalin komunikasi yang lebih baik dengan generasi yang tumbuh di era digital ini. Penting bagi generasi sebelumnya untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan bahasa dan budaya sehingga dapat menjaga hubungan yang harmonis dan saling mengerti antar generasi.