5 Fakta Mengejutkan Artritis: Kini Banyak Dialami Usia 18-34 Tahun

artritis
Ilustrasi Nyeri Sendi (Artritis)/Sumber Foto: Freepik

FYPMedia.id – Dulu, artritis sering dikaitkan dengan lansia, menjadi “musuh” utama kesehatan sendi di usia senja. Namun, tren terbaru menunjukkan bahwa kondisi ini kini semakin banyak menyerang orang yang jauh lebih muda, termasuk mereka yang baru berusia 18 tahun. 

Fakta ini mengejutkan, karena selama puluhan tahun artritis dianggap sebagai penyakit yang jarang muncul di kalangan dewasa muda.

Menurut Apoteker Noel Wicks, seperti dikutip dari Express, laporan terbaru menunjukkan bahwa orang berusia muda sudah mulai merasakan nyeri dan ketidaknyamanan akibat artritis. 

Faktanya, hampir separuh orang dewasa muda berusia 18–34 tahun melaporkan mengalami rasa sakit yang berkaitan dengan kondisi ini.

“Yang saya rasa sangat mengkhawatirkan adalah satu dari lima orang berusia 18–24 tahun dan 23 persen dari mereka berusia 35–44 tahun mengatakan mereka sekarang menderita artritis. Jelas, artritis bukan lagi masalah kesehatan yang hanya dialami lansia,” jelas Noel Wicks.

Kondisi ini dipicu oleh berbagai faktor, namun gaya hidup modern menjadi salah satu penyebab utama. 

Di era digital, semakin banyak kaum muda yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputer, tablet, dan ponsel. 

Aktivitas ini menimbulkan postur tubuh yang buruk, ketegangan otot, dan tekanan pada tulang belakang serta leher, yang pada akhirnya memicu masalah sendi lebih dini.

Gaya Hidup dan Aktivitas di Depan Layar

Salah satu penyebab terbesar artritis pada kaum muda adalah kebiasaan duduk yang lama. Baik untuk belajar, bekerja, atau hiburan, aktivitas ini sering dilakukan dengan postur yang tidak ideal. 

Duduk membungkuk dalam jangka panjang dapat memicu ketidakseimbangan otot, mempercepat keausan sendi, dan menimbulkan rasa sakit kronis.

“Banyak anak muda tidak menyadari pentingnya menjaga kesehatan sendi mereka. Duduk berjam-jam tanpa peregangan atau istirahat dapat memicu kerusakan pada persendian, terutama pada lutut dan tulang belakang,” kata Wicks.

Selain itu, penggunaan gadget secara berlebihan memengaruhi posisi leher dan bahu, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai “tech neck” atau nyeri leher akibat teknologi. Kondisi ini meningkatkan risiko peradangan sendi bahkan pada usia muda.

Baca Juga: 6 Tanda Kolesterol Tinggi di Mata yang Wajib Kamu Waspadai Sejak Dini

Olahraga: Penting, Tapi Perlu Teknik Tepat

Meskipun olahraga adalah bagian dari gaya hidup sehat, praktik yang salah justru bisa memperburuk kondisi sendi. 

Banyak orang muda berolahraga tanpa pemanasan, pendinginan, atau teknik yang benar, terutama saat melakukan latihan kekuatan.

Latihan kekuatan yang dilakukan dengan postur salah dapat memberikan tekanan berlebih pada sendi, terutama lutut, pinggul, dan pergelangan tangan. Akibatnya, risiko terjadinya artritis dini meningkat.

Ahli kesehatan menyarankan agar kaum muda melakukan pemanasan sebelum olahraga, menggunakan teknik yang benar, serta memberi waktu bagi tubuh untuk pendinginan setelah beraktivitas. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan sendi dalam jangka panjang.

Pola Makan dan Peradangan Sendi

Selain aktivitas fisik, pola makan juga memainkan peran penting dalam risiko artritis. Konsumsi makanan cepat saji yang tinggi lemak trans, gula, dan garam dapat memicu peradangan di seluruh tubuh. 

Peradangan kronis inilah yang kemudian menyerang persendian dan meningkatkan kemungkinan artritis.

“Camilan instan dan makanan cepat saji bisa menjadi pemicu utama peradangan sendi pada orang muda. Mengurangi konsumsi makanan olahan dan menggantinya dengan makanan anti-inflamasi seperti sayuran hijau, ikan berlemak, dan kacang-kacangan dapat membantu mencegah masalah sendi di masa depan,” ujar Wicks.

Berat Badan dan Beban pada Sendi

Berat badan berlebih juga menjadi faktor risiko artritis yang sering diabaikan. Semakin berat tubuh seseorang, semakin besar tekanan yang diterima sendi, terutama lutut dan pinggul. 

Tekanan ini mempercepat kerusakan tulang rawan, sehingga arthritis muncul lebih dini dibandingkan yang diharapkan.

Statistik terbaru menunjukkan bahwa obesitas pada remaja dan dewasa muda meningkat pesat dalam dua dekade terakhir, yang secara langsung meningkatkan prevalensi artritis pada kelompok usia ini. 

Oleh karena itu, menjaga berat badan ideal bukan hanya untuk estetika, tapi juga untuk kesehatan sendi.

Mengenali Gejala Artritis Sejak Dini

Kaum muda sering mengabaikan gejala awal artritis karena menganggapnya sebagai pegal-pegal biasa. Namun, ada beberapa tanda yang harus diwaspadai, antara lain:

  1. Nyeri sendi yang menetap, terutama di lutut, pinggul, atau pergelangan tangan.
  2. Kekakuan sendi pada pagi hari atau setelah duduk lama.
  3. Bengkak atau kemerahan di sekitar sendi.
  4. Kehilangan fleksibilitas atau kemampuan gerak normal pada sendi.
  5. Sensasi panas atau perih saat bergerak.

Mendeteksi gejala sejak dini sangat penting untuk mencegah kerusakan sendi yang lebih parah. 

Konsultasi dengan dokter atau fisioterapis dapat membantu menemukan penyebab nyeri dan menentukan pengobatan yang tepat.

Baca Juga: 4 Camilan Ampuh Redakan Pegal & Pusing Setelah Pulang Kerja, Nomor 3 Tak Terduga!

Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan

Kaum muda bisa melakukan beberapa langkah preventif untuk mengurangi risiko artritis, antara lain:

  • Aktif Bergerak: Hindari duduk terlalu lama, lakukan peregangan setiap 30–60 menit, dan pilih olahraga yang ramah sendi seperti berenang atau bersepeda.
  • Perhatikan Teknik Olahraga: Selalu lakukan pemanasan, pendinginan, dan perhatikan postur tubuh saat berolahraga.
  • Makan Sehat: Pilih makanan anti-inflamasi, kurangi gula dan makanan olahan, perbanyak sayuran, buah, dan protein sehat.
  • Kelola Berat Badan: Jaga berat badan ideal agar tidak memberikan beban berlebih pada sendi.
  • Hindari Kebiasaan Buruk: Kurangi penggunaan gadget berlebihan yang dapat memengaruhi postur tubuh.

Kesimpulan: Artritis Bukan Lagi Masalah Lansia

Perubahan gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari membuat artritis tidak lagi eksklusif dialami lansia. Kaum muda berusia 18–34 tahun kini juga berisiko tinggi mengalami nyeri sendi dan kerusakan tulang rawan.

Dengan menyadari faktor risiko dan menerapkan langkah pencegahan sejak dini, kaum muda bisa menjaga kesehatan sendi dan kualitas hidupnya. 

Perubahan kecil, seperti postur yang benar saat duduk, teknik olahraga yang tepat, pola makan sehat, dan manajemen berat badan, dapat membuat perbedaan besar dalam mencegah artritis dini.

Kesehatan sendi bukan hanya masalah masa tua, melainkan investasi jangka panjang yang harus dijaga sejak muda. 

Dengan kesadaran, edukasi, dan tindakan preventif, kaum muda dapat menikmati kehidupan aktif tanpa terganggu oleh nyeri sendi atau artritis.